Part 11

3.7K 231 19
                                    

*****

"Kau yakin akan menemui temanmu itu?" Patricia menatap Rona dengan cemas, ia tahu betul jika sebelumnya Rona tak ingin berhubungan lagi dengan keluarga Vincent termasuk orang-orang disekelilingnya.

"Aku harus menemuinya"

"Baiklah, ingat Kau harus tetap kuat dan berpikir jernih apapun kenyataan yang Kau dapat nanti" Rona pun mengangguk pasti sebagai jawaban, "Hubungi aku jika terjadi sesuatu!" teriak Patricia saat Rona sudah melangkah pergi keluar rumah.

Rona berangkat ke Hotel hanya berjalan kaki sebab jaraknya sangat dekat. Sesampainya di Hotel, Rona langsung saja menuju resepsionis yang juga ia kenal dan menanyakan kamar atas nama Delon.

"Kali ini Kau datang sebagai tamu Nona?" gurau sang resepsionis berusaha memecah kecanggungan, namun lagi-lagi Rona hanya menanggapi dengan anggukan dingin, lalu segera pergi menuju kamar Delon.

Tok,,tok,,tok! Rona mengetuk pintu dengan tubuh sedikit menggigil kedinginan, salahnya sendiri karena ia hanya mengenakan dress putih selutut berbahan cifon tanpa lengan, dan tidak memakai cardigan untuk membuatnya tetap hangat.

"Eh hi. Aku kira Kau tak datang" sambut Delon dengan mata hampir melompat keluar melihat penampilan Rona yang tak biasanya, karena mereka sebelumnya hanya bertemu di sekolah Delon tentunya baru kali ini melihat Rona mengenakan Dress. 

"Aku wajib tahu" jawabnya singkat. 

"Kau benar. Ayo masuk" Delon mempersilahkan Rona masuk, membiarkannya berjalan mendahului lalu mempersilahkan duduk di sofa kecil dekat jendela menghadap ke laut.

Rona menghela nafas panjang lalu menghembuskannya, sejenak ia merasakan ketenangan namun tak lama pikirannya kembali berkecamuk mengingat apa yang akan disampaikan Delon padanya.

"Aku sedang berlibur di sini, aku tak menyangka bisa bertemu denganmu di tempat seindah ini" tutur Delon sambil mengotak-atik laptop yang baru saja ia keluarkan dari dalam tas rangselnya. Rona sebenarnya tak perduli dan ingin meminta Delon langsung saja mengatakan informasi yang dia janjikan, "Kemarilah" Delon meminta Rona mendekat dan duduk di tepian ranjang sambil terus fokus membuka file bertuliskan road dalam laptopnya, lalu mulai memutar sebuah video.

Rona yang ikut memperhatikan dengan hati gelisah pun semakin dibuat gelisah saat ia mulai mengenali jalanan yang ada dalam video tersebut, video yang sepertinya berasal dari dashboard mobil. Semakin lama, Rona semakin dibuat tak karuan ketika sekelbat bayangan Ayahnya lewat dan... "TIDAKKK!!" Rona histeris, sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan, ia benar-benar tak sanggup melihatnya.

"Perhatikan" pinta Delon seraya menarik lepas kedua tangan yang menutupui wajah Rona, seketika Rona terbelalak, matanya langsung berkaca-kaca, nafasnya memburu menahan amarah yang langsung memuncak saat ia dengan jelas melihat Arabella memeriksa keadaan Matius yang tergeletak di atas aspal. Tangisan Rona pecah saat melihat ujung tangan sang Ayah menjulur ke arah Arabella seperti meminta tolong, namun dengan teganya Arabella malah bergegas kembali masuk ke dalam mobil dan pergi begitu saja.

"Aku mengambil rekaman dari mobil Arabella dan menyimpannya tanpa sepengetahuan siapapun" Delon menutup kembali laptopnya, sedangkan Rona masih menumpahkan tangisnya yang terdengar memilukan.

"Berikan padaku rekaman itu" pintanya dengan suara parau.

"Mau Kau apakan? Kau tahu ini tidak akan berguna meskipun Kau serahkan pada kepolisian, sebab aku mendapatkannya secara ilegal" 

MeRona (THE END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang