*****
Pagi harinya Rona meraba-raba kasur di sampingnya mencari-cari keberadaan Vincent namun ia tersentak saat dirinya tidak menemukannya, "Vincent?" Rona mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar dengan wajah cemas dan rupanya yang ia cari tengah berdiri diluar jendela. Rona berjingkat dari kasur berlari menuju teras depan kamarnya yang menghadap langsung ke laut.
Greppp,,, di pelukannya erat-erat pria yang tidak mengenakkan pakaian atas itu dari belakang, "Hey ada apa?" Vincent menggenggam pergelangan tangan Rona yang melingkari perutnya, "Kau pasti ketakutan lagi" gumam Vincent cemas.
Rona mengangguk cepat, "Jangan pernah pergi tanpa memberitahuku, hikss,,hikss..."
"Maafkan aku Sayang. Itu tidak akan terulang lagi" janjinya seraya mengusap lembut punggung tangan Rona.
"HEY BUKAKAN PINTU!" teriak Khalil dari arah depan.
"Astaga, Kau tidak memakai baju!" Vincent langsung memutar tubuhnya membelakangi Khalil, memeluk Rona menyembunyikan tubuh kecilnya itu agar tidak terlihat oleh Khalil yang malah membeku di tempatnya melihat pemandangan di samping rumah.
"Maaf aku tadi panik"
"Sekarang Kau yang membuatku panik Sayang" ucapnya seraya mendaratkan kecupan di kening.
"HEY!! SAMPAI KAPAN KALIAN MEMBIARKAN AKU MENUNGGU?!!"
Vincent menghela nafas panjang lalu bergerak perlahan menuju kamar berjalan menyamping seperti seekor kepiting dia nampak begitu cemas namun Rona malah terkekeh dalam dekapannya membuat Vincent mengernyit.
"Ada apa?"
"Kau lucu sekali"
"Ini tidak lucu Rona, Kau membuat jantungku hampir meledak"
"Maaf" ucapnya lagi seraya menahan tawa kecilnya.
"Mandilah dulu baru keluar temui kami. Ok?"
"Hm" satu detik dua detik hingga menjadi menit Vincent tidak juga pergi dan hanya memandangi wajah Rona, "Ada apa?" Rona mengernyit bingung.
"Berat sekali meninggalkan ini" ucapnya seraya mencium bibir Rona.
"Vincent di luar ada temanmu-- hmmpp"
"Aku tidak bisa berhenti... Ssshhhh" Vincent meremas-remas payudara Rona dengan kedua tangannya gemas, menghimpit tubuhnya di jendela kaca yang tertutup tirai.
"HEYYY!! HARUSKAH AKU MEMBUKA PINTUNYA DENGAN SHOTGUN KU?!!"
"Astaga"
"Vincent cepat buka pintunya"
"Baiklah" dengan berat hati pria itu bergegas pergi meninggalkan Rona yang tersenyum simpul sambil meraba bibirnya, ia berharap hari-harinya akan penuh warna kebahagiaan mulai sekarang.
*****
"Oh Tuhan. Aku hampir mengering di sini" Khalil menerobos masuk saat pintu sudah dibuka oleh Vincent, "Bukankah ada pembantu?"
"Aku memintanya untuk bekerja pada siang hari saja"
"Hmmm menyusahkan saja"
Kedua pria itu lanjut berbincang panjang lebar di ruang tamu, membicarakan tentang rencana Vincent kedepannya yang akan memulai semuanya dari bawah. Vincent berencana akan membuka sebuah restoran dari sisa-sisa uang tabungannya.
"Lalu bagaimana dengan bengkel mobil yang Kau maksud?"
"Aku sendiri yang akan mengurus bengkel mobilnya, dan restoran aku sudah memiliki seseorang yang akan menjalankannya"
KAMU SEDANG MEMBACA
MeRona (THE END) ✓
General FictionWARNING!! KHUSUS DEWASA 20++ Merona, menceritakan tentang sebuah skandal hubungan terlarang seorang pria yang baru saja menjabat sebagai Menteri Pertahanan negara Paixxx ( nama negara fiktif) bernama Vincent Smith Abraham dan seorang gadis bernama R...