Part 23

3K 192 7
                                    

*****

PRANKKK!! Vincent menghempaskan gelas yang masih berisi wine di dalamnya, dia menatap tajam lurus ke depan ke arah danau denagn nafas terengah-engah. Di danau terlihat beberapa anak buahnya tengah berusaha mengejar ke sana kemari dan memasukan angsa-angsa yang sebelumnya sengaja dia datangkan demi untuk menghibur Rona, namun sekaran semua itu terlihat mengganggu pandangan Vincent sehingga dia menugaskan semua ajudannya untuk menyingkirkan angsa-angsa tersebut.

"Sir" Damian menyodorkan sebuah tablet yang menampilkan cuplikan berita dari salah satu stasiun televisi.

"Apa benar Anda gadis yang tertangkap kamera sedang berkencan di rumah peristirahatan Pak Menhan?"

"Nona, apa hubungan Anda dengan Pak Vincent?"

"Apa benar Anda teman sekelas putrinya Pak Menhan?"

"Nona, bisa jelaskan berapa lama kalian saling mengenal? Apa benar Anda mendekatinya hanya karena kekayaan beliau, dan untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup Anda?"

"Apa benar beliau bahkan membelikan sebuah gedung teater untuk Anda?"

"MEMALUKAN!! KAU TIDAK TAHU MALU BERANI MENGUSIK KELUARGA MENTERI KAMI!"

"KAU TELAH MEMPERMALUKAN KAUM PEREMPUAN!!"

Vincent mengepalkan tangan melihat cuplikan berita tersebut yang menampilkan Rona dilempari telur di sertai cacian juga makian.

"Sir, apa kita perlu mengambil tindakan?" tanya Damian yang terlihat mencemaskan keadaan Rona.

"Sir. Presiden meminta Anda segera datang ke istana" ucap seorang ajudan lainnya.

"Persiapkan semuanya" ucap Vincent yang langsung pergi ke kamarnya untuk bersiap dan mengabaikan pertanyaan Damian mengenai Rona.

"Sepertinya akan ada masalah besar. Kita akan jauh lebih sibuk mulai sekarang dan kemungkinan terparahnya kita akan jadi pengangguran" ucap sang ajudan menerka-nerka.

"Jika itu terjadi aku tidak keberatan" jawab Damian santai.

"Apa Kau memiliki pekerjaan lain?"

"Sepertinya begitu" Damian pergi lalu menyimpan tablet ke tempatnya.

*****

Satu hari, dua hari, seminggu, dua minggu berlalu semenjak mencuatnya berita tentang skandal sang Menteri Pertahanan dan seorang remaja bernama Rona, menyebar hingga ke seluruh penjuru kota bahkan desa di negara Paixxx itu.

Hinaan, hujatan, juga sumpah serapah untuk Rona dari masyarakat yang mencintai Sang Menteri terus memenuhi kolom komentar setiap platform yang menampilkan berita skandal tersebut.

Isu tentang pencopotan jabatan Vincent pun begitu santer dikabarkan dimana-mana meskipun itu masih simpang siur. Annastasia dan Arabella di kirim oleh sang kakek ke luar negeri untuk sementara waktu sampai kekacauan yang terjadi mereda, sedangkan Hendri sibuk mencari muka dan dukungan agar skandal yang menimpa adik iparnya tidak mempengaruhi posisinya sebagai Sekretaris Presiden.

Sedangkan di sebuah kota kecil yang cukup jauh dari ibu kota, Rona melewati hari-harinya layaknya mayat hidup. Rona hanya berbaring, atau duduk seharian menatap lurus ke depan seperti tengah menunggu kematiannya, ia bahkan tak mengijinkan Patricia untuk membuka tirai jendela saat siang hari dan membiarkan dirinya terkurung dalam penjara yang ia buat sendiri.

Tubuh Rona yang mungil kini semakin kurus, bahkan Patricia harus memaksanya berulang-ulang kali hanya demi sesuap dua suap makanan agar Rona tidak mati kelaparan.

MeRona (THE END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang