Part 16

3.8K 189 2
                                    

*****

"Hik,,hik"

"Cegukanmu ini perlu saya obati Rona" bisik Vincent sensual.

*****

Rona tersenyum menggoda lalu mulai melepaskan pengait bra yang menutupi daging mungil di dadanya, semua itu tak lepas dari perhatian Vincent yang begitu menikmati setiap gerakan yang dilakukan oleh Rona dihadapannya.

"Oh Tuhan, Kau terlalu indah Rona" geramnya tertahan.

Setelah berhasil melepaskan bra, Rona kini beralih pada celana dalamnya, ia melepaskan kain yang menutupi area paling sensitifnya dengan gerakan teramat pelan seperti adegan slow motion, sambil terus memberikan tatapan sensual pada Vincent yang hampir tak berkedip memandanginya.

"Bukankah Anda-- hik,,hik,, mengatakan ingin menghapus jejak-jejak ini? Hik,,hik,, kalau begitu tolong lakukan sampai selesai" ucap Rona terdengar begitu menantang ditambah dengan suara cegukannya yang begitu menggemaskan ditelinga Vincent.

"Andai saja saya bisa menyentuhmu dengan kedua tangan saya" Vincent merasa kesal dengan adanya sling penyangga tangannya itu, dia tak bisa leluasa menyentuh gadisnya, mengekspresikan fantasinya. Vincent mencondongkan tubuhnya mulai menjelajahi leher jenjang Rona, mengendus aromanya, menjilatinya, turun ke tulang selangka lalu berakhir di payudara yang berukuran sedang dan padat itu, Vincent berkali-kali menggeram menahan rasa kagum dan hasratnya, meski kecewa dengan kondisinya yang lemah, dia cukup bersyukur bisa menyentuh payudara indah itu dengan begitu intens tanpa terhalang benang sehelaipun. 

"Akhhh... Hmmmpp" Rona menggigit bibir bawahnya saat merasakan sensasi geli dan hangat juga linu bercampur jadi satu bergantian antara nipple kiri dan kanannya, keduanya dengan adil mendapatkan remasan juga hisapan yang dilakukan oleh Vincent dengan begitu rakus seperti bayi yang sedang kehausan, suara decapan basah juga desahan erotis dari mulut Rona terdengar semakin nyaring mengisi keheningan ruangan itu.

"Sssshhhh... Arrghhhh..." Vincent menggesek-gesekan bulu-bulu kasar di wajahnya itu pada permukaan kulit perut Rona yang rata, lalu turun ke pusar dan berakhir di area paling sensitifnya. Rona kembali merebahkan diri di atas meja, memberikan ruang bebas untuk Vincent menikmati setiap inci tubuhnya.

"Ahhhh...hiks,,hik,," suara cegukan itu masih saja ikut meramaikan suasana erotis yang tengah berlangsung. Rona menaikan kedua tungkai kakinya, berpijak di atas meja, Vincent sejenak tak bergerak, dia menikmati pemandangan tersebut dalam diam, melihat itu Rona tersenyum puas, ia dapat melihat dengan jelas kekaguman Vincent atas dirinya tak terhalang sedikitpun meskipun bekas luka-luka di tubuhnya cukup mengganggu pemandangan.

Vincent kembali mendekatkan wajahnya ke arah selangkangan yang terbuka lebar itu, menghirup aromanya yang begitu khas menggoda, menciuminya bahkan tak sungkan dia mulai menjelajahi permukaan vagina Rona dengan lidahnya. Vincent selalu bersemangat menggoda setiap inci area sensitif itu, membuat Rona semakin menggelinjang merasakan sensai geli, linu juga nikmat bercampur jadi satu, semua itu cukup sulit dideskripsikan. Rona tak menyangka ia bisa begitu nyaman menikmati setiap sentuhan yang dilakukan Vincent, tak ada keterpaksaan atau rasa jijik seperti yang ia rasakan saat Delon melakukan hal yang samam padanya.

"Akhhhh..." Rona mencengkeram kepala sang Menteri yang kini tengah bermain-main di tengah-tengah selangkangannya, menghisap semua bagian yang membuat tubuhnya menggeliat, meliuk-liuk melengkung ke atas, refleks Rona mendorong tubuhnya sendiri semakin menempel di wajah juga mulut Vincent, seolah meminta agar Vincent menghisapnya lebih kuat lebih dalam dan jangan berhenti.

MeRona (THE END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang