*****
Flashback On
Di sebuah apartemen, tepatnya di dalam shower room. Delon tengah mengguyur tubuhnya di bawah shower, sesekali dia bersiul dan bersenandung sambil membayangkan sesuatu, "Aku tidak sabar ingin bertemu dengannya dan melihat bagaimana reaksinya nanti"
Di sisirnya rambut basahnya menggunakan jari sambil mematut dirinya di cermin, "Aku terpaksa menggunakan cara-cara seperti ini, mau bagaimana lagi, hanya ini cara satu-satunya untuk bisa mendapatkannya meskipun hanya sewaktu-waktu" Delon bermonolog sambil membayangkan rencanannya yang akan menemui Rona, lalu melilitkan handuk sebatas pinggang dan bergegas keluar dari kamar mandi dengan semangat, sepertinya dia sudah tidak sabar untuk melakukan sesuatu yang ada hubungannya dengan apa yang pernah dia lakukan dulu terhadap Rona.
"Arabella?! Apa yang Kau lakukan?" sentak Delon yang begitu terkejut mendapati Arabella sudah berada di kamarnya, bukan karena Arabella masuk begitu saja tanpa ijin darinya, namun yang membuat Delon terkejut adalah perbuatan Arabella yang begitu lancang mengotak-atik laptop miliknya.
Arabella mengabaikan pertanyaan Delon, dengan tergesa-gesa ia meneruskan sesuatu yang tengah ia kerjakan, "Arabella! Apa Kau gila! HENTIKAN!"
"Lepaskan!" Arabella berusaha menekan tombol Enter namun terus di halangi oleh Delon, keduanya berebut dengan tujuan masing-masing. Arabella mencoba mengunggah foto-foto hasil jepretan Delon yang dengan liciknya memata-matai Rona demi kepentingan pribadinya. Delon berusaha mencegah Arabella karena dirinya ingin menggunakan foto-foto kebersamaan Rona dan Vincent untuk mengancam Rona agar gadis itu mau melakukkan hubungan sex lagi dengannya tanpa sepengetahuan Delon jika Rona memang sengaja mendekati ayahnya Arabella jadi meskipun fotonya di sebar itu tak akan jadi ancaman baginya.
Klik! Tombol Enter pun berhasil di klik dan Arabella tersenyum puas sedangkan Delon mengacak rambutnya frustasi, "Arrrggghhh! Sial! Kau mengacaukan semuanya"
"Kau memang bodoh! jangan kira aku tidak tahu jika Kau menyimpan foto-foto ini" ucap Arabella tanpa merasa bersalah.
"Jadi selama ini Kau selalu memeriksa laptopku?!" Delon terlihat kesal dan tak terima dengan apa yang dilakukan Arabella.
"Yah, memangnya kenapa? Aku hanya memastikan jika Kau tak pernah berselingkuh dariku tapi yang kutemukan malah lebih menggelikan. Kau rupanya seorang penguntit, dan yang lebih menjijikkannya lagi Kau menguntit anak tukang daging miskin itu, astaga apa yang menarik dari pelacur murahan itu--"
PLAKKK!! satu tamparan keras mendarat di pipi Arabella, "Selama ini aku sudah bersabar dengan sikap angkuhmu Arabella " Delon menatap Arabella jengah.
"Kau... Kau berani menamparku hanya karena pelacur itu?" Arabella menatap nyalang Delon sambil memegangi pipinya yang mulai memerah, "Mulai sekarang kita putus, aku tidak sudi lagi berpacaran dengan pria bodoh sepertimu yang lebih memilih kotoran daripada sebuah berlian"
"HAHAHHA..HAHA..HA! Astaga, Kau percaya diri sekali Arabella. Dengar, kita sudah lama putus bukan? ini bukan kali pertama Kau mengatakan kita putus. Pergilah, lagipula aku bukan kolektor dan pecinta berlian" ucapnya santai.
"Brengsek!" Arabella mengumpat kesal lalu pergi begitu saja setelah ia mencuri lihat pada laptop Delon yang masih menyala, memastikan jika foto-foto berikut issue Rona adalah perempuan penggoda sang Menteri yang ia unggah di sebuah platform berita dan akun gosip telah terkirim dengan benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MeRona (THE END) ✓
General FictionWARNING!! KHUSUS DEWASA 20++ Merona, menceritakan tentang sebuah skandal hubungan terlarang seorang pria yang baru saja menjabat sebagai Menteri Pertahanan negara Paixxx ( nama negara fiktif) bernama Vincent Smith Abraham dan seorang gadis bernama R...