*****
"Apa yang kalian sembunyikan dariku dan Ayah?" Arabella menatap nyalang Ibu juga pamannya setelah sang Ayah pergi dan lebih memilih untuk menemui Rona.
"Arabella. Acara kakekmu sebentar lagi akan dimulai" Annastasia mencoba mengalihkan pembicaraan.
"HAHAHA...HAHA..HA..HAAA!! Kalian lucu sekali, disaat seperti ini kalian masih memikirkan acara ulang tahun?!" Arabella tertawa hambar, "Pantas saja Ayah lebih memilih pergi--"
PLAKKK!! "Jaga ucapanmu Arabella!" Annastasia menampar pipi putrinya sangat keras.
"Anna hentikan!" Hendri menghampiri Arabella dengan cemas, "Kau tidak apa-apa?"
"APA YANG KALIAN SEMBUNYIKAN DARIKU?!!! KATAKAN APA?!" teriaknya histeris.
"Arabella! Kau hanya salah faham" Annastasia masih bersikap seolah tak ada yang ia sembunyikan.
"Baiklah, jika kalian tidak mau memberitahuku, aku akan cari tahu sendiri"
"Arabella tunggu!" Hendri mengejar keponakan yang pada kenyataannya adalah putrinya sendiri itu, namun Arabella seolah tak mendengar, dirinya memilih pergi meninggalkan rumah guna menemui ayahnya.
"Kau harus bertanggung jawab atas kekacauan ini, aku tidak mau Vincent benar-benar pergi meninggalkanku"
"Apa Kau bilang? Jadi Kau benar-benar sudah jatuh cinta padanya?" Hendri terkejut dengan ucapan Annastasia yang tak ingin kehilangan Vincent.
"Aku tidak ingin keluarga kami hancur dan jadi bahan gunjingan orang di negara ini"
"Kau masih sama Anna, Kau selalu memikirkan harga dirimu di atas segalanya"
"Apa Kakak lupa, aku mendapatkan sifat seperti itu dari Kau dan Ayah. Lagipula Ayah akan membunuh kita kalau sampai nama baik keluarga kita tercoreng" Annastasia berlalu masuk ke dalam rumah, sedangkan Hendri terpaku sambil mengepalkan tangan, memikirkan segala sesuatu yang harus dilakukan setelah semuanya terjadi.
*****
"Hi, bagaimana keadaanmu?" Rona tak menjawab pertanyaan Vincent, ia hanya menatap lembut pria yang selalu memberikannya tatapan penuh cinta itu.
"Apa sakit? Maafkan Arabella, dia mungkin terkejut mengetahui tentang kita"
"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja"
"Kau jangan cemas, aku akan meminta Dokter spesialis terbaik di negara ini untuk mengobati lukanya agar tak meninggalkan bekas"
Rona mengulurkan tangannya memegang bagian bahu Vincent yang lukanya sudah mulai pulih, "Tidak masalah meskipun lukanya meninggalkan bekas, pada akhirnya kita sama-sama memiliki luka"
"Rona..." Vincent menggenggam telapak tangan gadisnya itu lalu mengecupi punggung tangannya dengan lembut, "Kau pasti lapar, aku akan meminta Damian membelikan makanan. Apa yang ingin Kau makan?"
Rona malah terkekeh mendengar pertanyaan tersebut, membuat Vincent mengernyit heran, "Kau terlalu sibuk memikirkan perutku, sehingga tidak menyadari betapa jeleknya tatanan rambutmu saat ini" cibirnya sambil terus terkekeh. Vincent pun tersenyum lebar, dirinya begitu bahagia melihat dan mendengar tawa kecil Rona.
KAMU SEDANG MEMBACA
MeRona (THE END) ✓
General FictionWARNING!! KHUSUS DEWASA 20++ Merona, menceritakan tentang sebuah skandal hubungan terlarang seorang pria yang baru saja menjabat sebagai Menteri Pertahanan negara Paixxx ( nama negara fiktif) bernama Vincent Smith Abraham dan seorang gadis bernama R...