"Terus ini gimana?"
Jeongwoo hanya melirik sebentar.
"Dikali dua aja. Nanti dibagi sama hasil yang sama dengan itu"
"Yang ini?"
"Ehhh bukan-bukan"
"Oh yang iniiiii"
Lagi. Jeongwoo melirik sebentar.
Bukan pada soal tepatnya.
"Jeongii~"
"Hmm?"
J-Jeongi? KENAPA IMUT SEKALI!!!
"Jangan liatin aku terus"
Jeongwoo meneguk ludah ketika Junghwan menatapnya sebentar. Wajahnya persis seperti anak beruang yang memohon.
Jeongwoo tidak kuatt!
"Kalau Junghwan ada salah, Junghwan minta maaf ya. Soalnya Junghwan takut diliatin begitu"
Lho?
Malah takut ternyata.
"A-Ah. Maaf Junghwan. Aku cuma mau memastikan kamu ngga lagi kesulitan kerjain soal"
Junghwan memiringkan kepala.
"Soalnya tatapan Jeongwoo bukan kaya gitu"
"T-terus?"
"KOK GUGUP?"
Jeongwoo mendecih pelan. Berusaha menormalkan wajah karena jantungnya berdebar keras.
"Tuhkan, Jeongwoo.."
Ada apa?
"Nggg.. pasti Junghwan ada salah kan? Tapi Jeongi gamau jujur"
Hah?
"Begini Jeongi, kalau misal nih ya misal, misal lho Junghwan ngerepotin, bilang gitu ya. Jangan diam terus. Kesannya Junghwan tuh kaya penjahat pas diliatin Jeongwoo kaya tadi"
Jeongwoo menggaruk tengkuknya canggung sedangkan Junghwan tersenyum kecil menatapnya.
"Tapi gapapa kok"
Kenapa?
"Walaupun nakutin, Junghwan suka sama mata Jeongwoo. Cantik"
INI GENRENYA KENAPA TERBALIK? HARUSNYA JEONGWOO YANG BILANG JUNGHWAN CANTIK KAN?
JUNGHWAN-AAA KAMU BAHKAN LEBIH CANTIKKK DEMI TUHANNN.
Jeongwoo tidak tahu harus berbuat apa. Ia ingin sekali menoleh dan mengatakan bahwa sebenarnya ia tidak melihat Junghwan seperti itu.
Tapi kenapa selalu Junghwan lebih cepat darinya coba?
"Kamu ngga keberatan aku panggil Jeongi? Soalnya lucu"
Jangan. Jangan bertanya keadaan Jeongwoo sekarang.
"Ih kok merah pipinya?"
Junghwan....
