Yoshiho. Kedua.

452 76 16
                                    

"Pak, saya kenapa tidak dihukum lagi? Saya kan lupa kerjain PR"

"Kali ini Bapak maafkan"

"Yah, Pak. Masa gitu? Ayo hukum saya Pak!"

Yoshinori membuka terang-terangan halaman kosong di buku tugasnya. Terlihat raut berharap dari wajah Yoshi didepan Bapak Hirada.

Menghela nafas.

"Saya lagi baik ini"

"Saya mau dihukum lho, Pak"

Sinting.

Dan disinilah Yoshinori sepuluh menit kemudian. Berdiri didepan kelas (lagi). Kedua tangannya memegang telinga secara menyilang tapi rautnya berseri.

Melirik kelas sebelah.

Yoshi tersenyum tatkala dibalik pintu yang terbuka, menyembul kepala berambut hitam. Pipi gembilnya muncul bersama dengan kedipan mata lecinya. Tersenyum sipu pada Yoshi.

Yoshi menunduk. Menahan gejolak gemas pada lelaki yang seminggu lalu berhasil mengganggu harinya hingga sekarang.

Jujur, ia rela menikmati hukuman ini sepanjang hari. Rela nanti mendapat julukan anak nakal karena sering tidak kerjakan PR.

Makin bahagialah hari ini karena Keita tidak muncul. Ia bebas melirik Mashiho yang kini berdiri didepan wastafel. Memainkan kran air hingga bunyinya menguasai koridor yang sepi.

Keduanya menahan senyum. Sesekali melirik dan ketika pandangan itu bertemu, keduanya mengalihkan wajah.

Kenapa lucu sekali.

"Yoshinori!"

Yoshi terkejut ketika sebuah penggaris kayu menjulur dari samping tubuhnya. Ia melirik dengan ujung mata Mashiho yang buru-buru masuk kedalam kelas.

Tidak apa-apa. Setidaknya ia bertemu dan saling tersenyum tadi.

Plak.

Penggaris itu menepuk bahunya pelan. Yoshi siap dihukum-

"Namanya Takata Mashiho. Kalau mau dapatkan dia, rajinlah belajar matematika".

Yoshi terkejut lalu cepat menoleh. Pak Hirada menatapnya dengan senyum...

...menjengkelkan?

"Ternyata anak nakal ini sedang naksir anak sebelah ya?"

"CIEEEE YOSHINORIIIIII"

"PANTESAN. MODUSMU ITU LHOOO"

dan berbagai sorak yang membuat Yoshi tersipu. Pak Hirada menurunkan kedua tangan Yoshi yang berada di telinga. Rasanya ingin ia palingkan wajah ketika Pak Hirada menatapnya intens.

Mirip Mashiho. Apalagi matanya.

..?

Sebentar.

"Anak saya suka sekali pelajaran Matematika. Lain waktu akan saya mintakan dia untuk melatih kamu kalau kesusahan"

Yoshi meneguk ludah.

Ia lupa satu hal.

"Cowok kemarin? Namanya Takata Mashiho. Kenapa? Kau naksir ye kan?"

"Namanya lucu" Ucap Yoshi berseri.

"Anaknya juga pinter matematika. Ngga kaya kamu. Bodoh bin olol"

"KOK NGATAIN SIH?"

Dan Yoshi menoleh, Pak Hirada duduk dikursi guru dengan senyum penuh kemenangan sekaligus menggoda.

Takata Hirada. Takata Mashiho.

Ahhhh... Kenapa pula seperti ini, Yoshi?

Random Shoot ( Treasure Ship ) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang