Sukhoon. Kedua.

733 81 9
                                    

"Selamat datang"

"Ohiya, boleh saja. Nanti langsung temui Kak Minhyun untuk kasih vouchernya"

"Ah boleh kesini saja"

Jihoon sedang ramah tamah menyambut keramaian di cafe milik Kak Minhyun. Wajahnya cantik tak terperi ketika topi baret maroon terpasang dikepalanya. Memakai baju putih panjang, dasi yang juga maroon dan celana kerja hitam.

Cafe tempatnya bekerja sedang ada diskon dan event merayakan ulang tahun istri Kak Minhyun. Sebagai bentuk syukur, mereka juga membuatkan makanan yang nanti akan diberikan kepada mereka yang kurang mampu.

Jelas Jihoon bersemangat. Ia sangat menyukai kesibukannya ini.

Suara lonceng pintu masuk berbunyi silih berganti. Jihoon berkali-kali membungkuk menyambut walaupun tangannya sibuk menyekop gelato.

Hingga..

Tuk! Tuk!

"Mau mencici-"

"JIHOON! INI AKU!"

Wajah Jihoon yang cantik makin berseri ketika Hyunsuk dengan senyum seindah sabit menyambut netranya.

"Semangat" Ucap Hyunsuk lirih dibalik kaca.

Jihoon mengangguk hingga gelato ditangannya jatuh.

Hyunsuk tertawa kecil.

"Nanti kalau longgar, aku buatkan dua ya. Kamu pasti tahu rasanya. Aku duduk diujung sana. Aku tunggu!"

Jihoon mempercepat tangannya untuk bekerja. Pasti Hyunsuk senang sekali makan gelato bersama, sehingga menyuruhnya untuk kesana saat agak longgar.

Gelato kesukaan Hyunsuk adalah rasa pisang coklat.

"Kak Jihoon maaf aku baru bisa menolong"

"Hah, terima kasih, Yeonjun. Tolong bantu aku pesanan yang ini ya. Cuma tinggal dua orang. Aku akan menyambut yang diujung sana"

"Siap, Kak Jihoon!"

Jihoon mengambil cup medium dua dan segera mengisi salah satu dengan rasa pisang coklat. Setelah merasa cukup, ia kemudian menambahkan sirup maple juga choco chips penghias gelatonya. Jihoon tersenyum. Bentuknya cantik.

Sedangkan cup satu lagi diisi dengan rasa vanilla. Itu rasa kesukaan Jihoon. Menghiasnya cukup dengan taburan almond.

Jihoon merapihkan pakaiannya dan disambut senyum jahil Yeonjun.

"Cieee semangat Kak Ji"

Jihoon menyikut punggung Yeonjun pelan. Lalu membawa kedua gelato ditangannya dengan senyum manis.

Saat ia berdiri didepan pantry, ia melihat Hyunsuk tertawa riang dengan seseorang yang duduk diseberangnya. Seorang gadis berwajah imut yang tawanya sipu.

Jihoon masih berpikir positif lalu berjalan mendekati.

Belum sampai, Hyunsuk berbalik dan menyapanya riang.

"JIHOON!"

Jihoon mendekat. Meletakkan dua gelato medium diatas meja. Menampilkan senyum semanis mungkin.

Hatinya tidak.

"Eh? Kok satu vanilla, Ji?"

"Gapapa kok. Aku juga suka vanilla. Almondnya juga banyak. Aku suka. Makasih Hyunsuk"

Jihoon melirik gelato vanilla itu ditarik pelan oleh gadis itu yang menampilkan senyum manis.

"Haduh aku hampir lupa. Jihoon kenalin, dia Haerin. Haerin, dia sahabat masa kecilku, Jihoon"

Lalu menarik pelan dasi Jihoon agar mendekat.

"Crushku"

Jihoon tersenyum. Menyambut Haerin yang malu-malu mengangguk padanya.

Jihoon kembali pada posisi berdirinya. Beberapa detik mengulum bibir.

"Permisi aku kerja dulu"

"Kok terburu? Duduk disini dulu, Ji" Hyunsuk menoleh ke segala arah.

"Ini masih sepi lho"

Jihoon menatap lengannya yang digenggam Hyunsuk. Pelan-pelan melepaskan.

"A-Aku harus cuci piring sama gelas"

Hyunsuk menampilkan raut kecewa.

"Ya sudah lain waktu saja ya. Nanti kalau sempat kesini lagi ya"

Jihoon mengangguk.

Ia berbalik badan dan pergi menuju pantry dengan cepat.

Yeonjun, yang sedang berdiri kelelahan menatap Jihoon yang berjalan mendekat.

Rautnya khawatir.

Karena ia melihat, kedua mata leci itu redup. Terlihat kilat cahaya yang menggenang disana.



Random Shoot ( Treasure Ship ) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang