The Real Ending : Sukhoon.

527 75 33
                                    

A few years later. When i still here. With the same story.

Haerin tersipu malu ketika menatap wajah cantiknya di cermin. Wajahnya terlihat lebih cerah dan look naturalnya justru membuat senyum dan matanya makin apik.

"Yaampun pengantin wanitanya cantik bangettt.. huhuhu."

Haerin tersipu malu. Menanggapi periasnya yang masih menyapukan blush di pipinya. Satu orang lagi memasangkan tiara yang menyatu dengan veil berwarna putih bersih pada rambut lurus sebahunya yang hitam legam. Cantik. Seperti bidadari.

Ketukan dua kali pada pintu akhirnya dibuka oleh sang perias. Disambut dengan senyum semuanya, termasuk Haerin yang ceria menyambutnya di kaca.

Seorang lelaki bermata sabit dengan tahi lalat dibawah salah satu matanya tersenyum. Menahan air mata yang siap mengalir karena seseorang dihadapannya nampak indah. Ia bahkan memiliki niatan untuk tidak menyentuh barang satu centi.

"Sudah siap?" Tanyanya pada perias yang ditanggapi dengan anggukan semangat. Haerin dibantu satu asisten berdiri. Berjalan mendekati lelaki itu. Tersenyum dengan sangat indah.

Haerin menunduk. Mengulum bibirnya sebentar. Kemudian menatap mata lelaki dihadapannya dengan bibir yang tak sanggup mengatakan apapun.

Lelaki itu meraih pundak Haerin dengan hati-hati. Setidaknya memberi kekuatan kepada gadis manis dihadapannya.

"Terima kasih, Jihoon."

Jihoon menahan air matanya. Ini bukan saat yang tepat untuk dirinya membuat kacau make up cantik Haerin.

"Terima kasih, Jihoon. Atas semua kebaikanmu, kerendahan hatimu, kesabaranmu, dukunganmu, serta.. semuanya. Aku selalu merepotkanmu. Maaf atas semua luka yang aku beri untuk kamu, Ji."

Jihoon menggelengkan kepalanya. Menatap wajah Haerin dengan senyum walaupun rasanya begitu sesak.

Jihoon melepas kedua tangan dari pundak anggun itu. Lalu, menawarkan lengannya untuk Haerin.

"Ini hari bahagiamu. Kamu sudah secantik mawar putih, jangan sampai kau menyesal karena telah merusaknya."

Haerin merangkul lengan kanan Jihoon. Satu tangannya memegang buket bunga mawar putih. Berjalan pelan menuju altar. Mempertemukan bidadari yang berada disampingnya dengan kekasih hati yang akan menemani selamanya. Jihoon berjalan dengan air mata yang menggenang.

Ketika pintu itu terbuka, senyum Jihoon tertarik sempurna. Sesekali menatap Haerin tersenyum bahagia. Cantik sekali Ya Tuhan.

Jihoon bertemu pandang dengannya. Lelaki yang akan membahagiakan gadis ini kelak. Ia tahu dengan sangat bagaimana karakter, cara berpikir bahkan prinsipnya. Sangat amat mengagumkan.

Lelaki tampan itu beralih menatap Haerin dengan pandangan penuh cinta. Air matanya mengalir.

Haerin tertawa kecil ketika melihat lelaki tampan yang berada diatas altar sana mengusap air matanya dengan tertawa. Jihoon menoleh ke arah para tamu. Semuanya menatap dengan tatapan bahagia. Hanya sedikit memang yang diundang, namun mereka adalah orang yang tulus mencintai keberadaan mereka berdua di dunia ini. Jihoon terenyuh ketika langkahnya sampai di tangga altar. Lelaki berwajah menyenangkan itu turun. Bersiap menyambut bidadarinya.

Haerin melepas rangkulan pada lengan Jihoon. Kemudian, Jihoon mengulurkan tangan kirinya pada Haerin dan gadis itu menerimanya dengan tangan kanan yang dilapisi bride party gloves ukuran sedang dengan pernik seindah wajahnya.

Jihoon membawa tangan itu pada lelaki yang akan mengikat Haerin dengan janji suci. Bibirnya kelu sebentar. Air matanya menggenang. Rasanya tak sanggup untuk mengatakan apapun. Rasanya bercampur aduk.

Random Shoot ( Treasure Ship ) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang