"KALAU NGGA SUKA KARINA NGGA USAH DEKETIN DIA! KAMU KAYA GINI MALAH NGASIH HARAPAN KE DIA, BRENGSEK! KAMU NYIA-NYIAIN DIA!"
Asahi memejamkan mata ketika tubuhnya didorong oleh Jaehyuk. Wajah tampan itu memerah menahan amarah ketika melihat Asahi yang pulang sendirian dan langsung membawanya ke ruang musik yang kosong.
"MASIH BERANI NATAP MATA AKU?! EMANG GATAU MALU YA."
Asahi menatap tajam mata Jaehyuk dengan air mata yang tiba-tiba mengalir.
Jaehyuk terdiam. Lalu tertawa remeh.
"AKU NGGA AKAN PERNAH TERKECOH SAMA TANGISANMU, HEY ASAHI!"
Tanpa diduga, Asahi tertawa disela linangan air matanya. Merapatkan gigi sebelum sebelah tangannya meraih kerah Jaehyuk.
Jaehyuk yang merasa dirinya akan diserang, bersiap membela diri. Kakinya siap menendang kalau Asahi berani memukul atau mendorongnya.
"Aku emang ngga suka Karina."
Jaehyuk menggertakan giginya.
Bajingan satu ini!
"Bodohnya, aku percaya sama Karina selama ini."
Jaehyuk terdiam. Maksudnya?
Asahi melepas kerah Jaehyuk. Berdiri dengan kaki dan tangan gemetar. Bibirnya merah karena sempat Asahi gigit.
"Aku itu suka kamu, Jaehyuk. Bukan Karina."
Hah?
Jaehyuk terkejut hingga tak bisa mengeluarkan satu patah kata sekarang. Bibirnya terbuka dan nafasnya berat.
"Selama ini, aku datang ke kelas kalian untuk melihatmu. Aku dan Karina. Juga kita, kau tidak ingat? Kenapa hanya Karina yang ingat aku? Kenapa bukan kamu? Dan sekali lagi, kenapa aku percaya sama Karina?"
Jaehyuk tidak mengerti.
Meraih lengan Asahi yang bergetar. Nafasnya sama berat sepertinya.
"Aku meminta tolong pada Karina untuk mendekatkanmu padaku. Tapi kau malah jatuh cinta padanya, Jae. Kamu lupa aku?"
"Kamu siapa? S.i.a.p.a?"
"Kamu lupa sama aku ternyata. Hiks."
Asahi menaikkan bahunya. Berusaha melepas tangan Jaehyuk yang berada di lengannya. Jaehyuk dengan segala kerumitan pikirannya berusaha mencari.
Siapa dia?
Asahi berjalan melewatinya. Pelan.
"Asahi," panggil Jaehyuk ketika melihat leher Asahi berwarna kebiruan. Ini ulahnya tadi menabrak tubuh itu ke tembok.
"Asa-"
"Sssttt.. kalau masih belum ingat aku jangan panggil namaku. Percuma."
Jaehyuk meraih tangan Asahi. Membalikkan tubuh dengan wajah berlinang air mata itu. Jujur, sudut hatinya perih melihat wajah itu sekarang.
Jaehyuk berniat memeluk untuk menenangkan, namun Asahi menolak.
Memundurkan langkah.
"Kamu lupa sama anak kecil yang suka bermain di taman kanak-kanak dekat dengan panti asuhan? Kamu lupa pernah menitipkan gelang persahabatan padaku ketika aku diadopsi ke Jepang? Kamu lupa janji kamu, Jaehyuk?"
Mata Jaehyuk membulat. Menutup mulutnya tak percaya.
Asahi yang merasa sudah terlalu banyak berbicara memilih pergi. Hatinya sakit pada dua hal.
Pertama, hati Jaehyuk.
Kedua, ingatan tentang mereka. Dan janjinya.
Asahi berjalan keluar kelas ketika Karina berdiri menghalanginya. Langsung terduduk dikaki Asahi. Tangisnya mengudara.
"Asahi, maafkan aku. Maafkan aku."
Asahi tidak tahu harus berbuat apa. Hanya diam.
Asahi merasakan dua lengan merangkul bahunya. Merasakan nafas dan juga air mata di lehernya. Isakan itu terdengar jelas ditelinga Asahi. Menyayat hati.
"Aca.."
Asahi memejamkan mata. Walaupun jadinya seperti ini, Asahi sedikit senang ketika Jaehyuk memanggil nama kecil yang selama ini ia rindukan. Asahi rindu sekali pada Jaehyuk. Selalu menunggu tumbuh besar agar bisa bertemu dengan Jaehyuk nanti. Selalu mengingat janji Jaehyuk.
Walaupun sayang, kini hatinya remuk.
Asahi menyambut lengan itu. Mengusapnya pelan. Air matanya mengalir.
"Jaejae, tolong lepas. Aku ingin pulang."
"Jangan! Jangan pergi, Ca. Tolong."
Asahi melepas cepat rangkulan tangan itu. Berusaha beberapa kali karena Jaehyuk merapatkannya kembali.
Karina berdiri. Meraih tangan Asahi. Meletakkannya pada pipi.
"Asahi, maafkan aku."
"Asa.." ucap anak kecil kalem dan manis itu pelan. Sangat pelan seperti angin.
Dua anak kecil dihadapannya mengerutkan dahi. Mereka mendengar sebenarnya, tapi kok agak kabur seperti itu.
"Aca?" Ucap Jaehyuk mendekatkan telinganya pada Asahi yang sedikit tersipu.
"Asa" jawabnya singkat. Pelan.
"Ah tidak tahu. Pokoknya Aca!"
Dengan wajah semangat dan agak sok tahu, Jaehyuk kecil memberikan nama agak aneh untuknya. Disebelahnya, anak gadis kecil cantik seperti boneka bertepuk tangan. Matanya menatap Asahi dalam. Senyumnya sangat manis.
"Kamu anak panti asuhan ya?" Tanya Jaehyuk berdiri didepan Asahi yang masih asyik duduk di ayunan. Anggukan Jaehyuk kecil dapatkan.
"Berarti kamu anak pungut ya?"
Asahi merubah wajahnya sedih. Ia seringkali mendengar kalimat itu oleh orang lain. Bahkan teman di tempat play groupnya juga begitu. Akankah ia tidak punya teman lagi?
"Tidak apa-apa jadi anak pungut! Kata Mama, anak pungut, kandung, tiri adalah anak yang harus mendapatkan kasih sayang dan juga teman yang buaaaanyakkk!"
"Iya! Kamu temenan sama aku juga Jeyuk!"
"JAEHYUK, KARINA. MAI NEM IS JAE-HYUUUK"
Jaehyuk dan Karina. Adalah dua orang yang pada akhirnya membawa Asahi pada arti bahwa ternyata ia bisa punya teman. Bahkan mereka tulus sekali. Beberapa kali dibawakan jajanan. Dibawakan eskrim. Suka menolong bahkan orang tua mereka baik hati. Sejak itu, Asahi tidak pernah diijinkan sendiri lagi. Tidak akan kalian temukan ketiga manusia itu berpisah sampai,
"Aca?"
"Maaf Jaehyuk, aku harus ikut mereka. Mereka yang akan mengadopsiku,"
"Kita baru naik kelas dua. Nanti aku sama Karina main sama siapa lagi? Hiks,"
Asahi mengusap air matanya dalam diam.
"Aca sebenarnya tidak mau pindah karena Aca suka disini. Sama Jaehyuk juga,"
Jaehyuk menangis sesenggukan. Melepas gelang di tangan kiri kemudian menitipkannya pada Asahi.
"Ca..hiks..aku juga Aca disini..hiks..bawa ini ya kalau kamu kangen..hiks...aku. Aku sayang Aca. Nanti balik sini ya..nanti kalau Aca pulang aku bakal peluk Aca...hiks.. aku janji bakal sayang dan jaga Aca..hiks.."
"Hiks..tapi gelang ini aku punya juga hiks.."
Jaehyuk kecil menutup genggaman tangan Asahi. Tersenyum sembari menyedot ingusnya.
"Bawa..hiks..aja.."
"ACAAAAAAAAAAAAAAAA!!"
BRUK!
"JANGAN TINGGALIN KARINNN!! HIKS ACAAAAA"
Asahi menerima pelukan mendadak Karina yang menangis keras dibahunya. Satu tangannya yang bebas mengelus punggung Karina lembut.
Satu tangannya yang lain, bertaut dengan tangan hangat Jaehyuk.
"Aku pasti pulang.."