Last Part : Damdo. Kelima.

321 48 24
                                    

"Sekian presentasi dari kami. Mohon maaf untuk kesalahan selama kami melakukan presentasi. Selamat siang."

Doyoung menutup presentasi dengan senyum ceria. Dua orang dikelompoknya menatap dengan senyum puas.

Ia melirik Yedam yang tengah mematikan laptopnya. Lalu berdiri dan membungkuk.

Sunghoon dibangku belakang menatap Doyoung dengan senyum kecil. Seperti menggodanya?

Mereka kembali ke tempat duduk masing-masing. Doyoung memperhatikan punggung lebar Yedam yang berada didepannya.

"Halo, Doyoung?"

"Ah, aku sudah mandi tadi. Kamu kenapa video call tadi?"

"Anu, tidak apa-apa. Tidak jadi. Aku mau menunjukkan materi tambahan tapi setelah ku cek ternyata tidak perlu. Untuk filenya terima kasih."

"Sama-sama. Aku tutup ya."

"Oh ya ehm oke. Bye."

Sikap Yedam berubah sejak mereka telfon itu berakhir. Tidak ada chat jahil darinya. Tidak ada story. Juga media sosialnya offline. Doyoung berpikir bahwa mungkin Yedam sedang beristirahat. Namun sudah empat hari berjalan dan sekarang bahkan Yedam tidak membalikkan badannya tiba-tiba untuk menjahilinya.

Doyoung sedikit merasa sepi.

Apakah dalam bertelefon kemarin ia melakukan kesalahan?

Apa karena ia belum mandi? Atau karena dia mengangkat telfon saat bangun tidur?

Tapi wajar kan? Karena Doyoung juga sering vidcall Sunoo seperti itu.

Tapi tidak mungkin.

Doyoung larut dalam pikirnya. Hingga sebuah bola kertas berada di depan mejanya. Doyoung menoleh dan mendapati Sunghoon menunjuk bola kertas tadi.

Doyoung membukanya dan mencari tulisan tapi tidak ada.

Ia menoleh pada Sunghoon dan direspon tepukan jidat. Lalu Sunghoon mengeja kata "bu-ka ker-tas-nya". Setelah beberapa kali menerka hingga Sunghoon menghela nafas dan menampilkan raut jengkel, akhirnya Doyoung paham apa yang dimaksud membuka kertas. Ternyata kertas itu diambil dari tengah buku dan tulisannya berada di tengah kertasnya. Ia membuka dan menemukan satu kalimat yang membuat Doyoung berpikir sejenak.

Sebentar, tulisan Sunghoon jelek seperti tulisan ayam. Berantakan.

Kau tahu sesuatu?

Doyoung menoleh pada Sunghoon dan menggeleng.

"A-ku ju-ga ti-dak ta-hu"

Doyoung membalikkan badan. Lumayan kesal dengan Sunghoon dan keajaibannya.

"Kalau tidak tahu kenapa bertanya?" Ucapnya lirih. Sesekali memperhatikan yang sedang presentasi di depan.

Ia menatap punggung Yedam yang bergerak pelan. Sedang menulis.

Lalu memperhatikan rambutnya.

"Kalau nanti ketemu Pak itu, pasti sudah habis dibotaknya." Ucap Doyoung lirih. Rambut Yedam sudah dikatakan gondrong untuk memenuhi kerapihan yang ditentukan sekolah.

Lalu beberapa menit kemudian Doyoung mendapatkan fokusnya hingga selama presentasi dan pemberian materi tambahan bisa ia dengarkan juga dicatat dengan lengkap.

Beberapa saat kemudian, bel pulang sekolah berdering. Doyoung meregangkan tangan serta punggungnya karena pegal. Ia memasukkan semua buku yang berada di laci ke dalam tas. Saking fokusnya ia bahkan tidak peduli apa yang terjadi disekelilingnya. Menggendong tasnya dan kaget ketika didepannya terdapat satu bungkus permen bergambar kupu-kupu. Isinya sekitar 50 buah. Doyoung menatap sekeliling. Sudah sepi.

Random Shoot ( Treasure Ship ) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang