Woohwan. Kedua.

771 90 11
                                    

Jeongwoo duduk mendekati perapian.

Junghwan duduk disebelahnya.

Keduanya sama-sama kedinginan.

Hari ini suhu turun ke 18° dan entah bagaimana bisa mereka amat sangat kedinginan.

Jeongwoo mendekap tubuhnya sendiri. Tak sedikitpun ingin menoleh pada Junghwan yang memandanginya sejak tadi.

Junghwan menatap kacamata Jeongwoo yang selalu turun. Kemudian ia meraih kacamata itu. Disambut Jeongwoo dengan gelagapan.

Wajah tegas itu merona.

Junghwan menekuk kacamata itu dan meletakkan di meja sampingnya. Kemudian menoleh. Mendapati tatapan Jeongwoo padanya.

"Emang betah huh pake kacamata turun-turun?"

Jeongwoo tidak menjawab. Hanya diam menatap kedua mata Junghwan yang menurutnya lucu.

"Jeongi kenapa?"

"Kenapa dipanggil Jeongi?" Jeongwoo balik bertanya. Disambut tatapan sebal oleh si manis.

"Di kamus Junghwan tidak boleh bertanya sebelum pertanyaan yang Junghwan dibilang awal, dijawab"

Jeongwoo diam. Lagi.

"Jangan panggil aku begitu"

"Lho kenapa?" Tanya Junghwan dengan heran.

Kita beda, Junghwan.

Panggilanmu itu membuatku makin membuatku menggila untuk memilikimu.

Tapi kita beda, Junghwan.

Junghwan menanti ucapan yang keluar dari bibir Jeongwoo. Semakin lama semakin mendekat.

Seolah lenyap akal sehatnya, Jeongwoo memperhatikan wajah mendekat itu dalam diam. Biasanya ia akan pergi.

Namun, kali ini hatinya ingin menetap sekali saja.

Sayang.

Jeongwoo mendorong wajah Junghwan. Telapak tangannya menutup wajah manis itu. Aneh, tidak ada berontakan.

Klek!

"Tuan Muda, pemanas di kamar Tuan sudah bisa dinyalakan. Mari, kembali ke kamar sebelum Ayah memarahi Tuan"

"Tapi-"

"Pergi, Tuan Junghwan" ucap Jeongwoo tiba-tiba.

Junghwan melepaskan tangan Jeongwoo diwajahnya. Menatap Jeongwoo tidak suka.

"Kamu harus pergi, Tuan"

"AKU TIDAK SUKA KAMU PANGGIL AKU BEGITU, JEONGWOO!"

Junghwan menatap Jeongwoo dengan kesal. Berdiri dengan menghentak kaki lalu berjalan cepat keluar dari ruangan milik Asisten Pribadi Ayah Junghwan yang tidak lain adalah Ayahnya sendiri.

"Jeongwoo"

"Iya, Ayah. Aku tahu"

Random Shoot ( Treasure Ship ) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang