Akhirnya Jaehyuk pulang naik bis.
Memakai selusupan uang 2 ribu dari malaikat yang baik hati.
Jaehyuk penasaran. Namun patah hatinya kadang selap-selip dan lebih menguasai sehingga ia lebih banyak lupa pada rasa penasarannya.
Dan hari ini, Jaehyuk diam.
Karina berpindah duduk dari pojok depan ke belakang bangkunya.
Jaehyuk tidak peduli ketika Karina mulai memberi sinyal dengan bergerak tidak tenang di duduknya.
Menendang kursinya.
Tak sengaja bukunya jatuh ke punggungnya.
Sampai batuk-batuk agar Jaehyuk menoleh.
Tapi Jaehyuk kukuh. Sakit hati dan gengsinya kembali tinggi.
"Jaehyukieee"
Pelan. Jaehyuk bisa dengar.
"Kita ngga bisa temenan?"
Tidak.
"Jaehyuk jangan jauhin Karin ya"
Bodoh.
Jaehyuk memilih menyibukkan diri dengan membaca buku. Abai pada suara Karina yang makin lirih dan tidak jelas.
BRAK!
"Soobin. Bukunya."
Kaget.
Tapi Jaehyuk lebih tercengang pada sosok yang sedang mengangkat buku cetak Sejarah tinggi-tinggi.
Wajahnya datar dan matanya juga sayu.
Yang memiliki buku cepat menghampiri. Tertawa kecil disambut senyum miring juga bentuk jari saranghae kecil oleh si wajah datar yang tadi membuka pintu kelasnya seperti banteng.
Lalu berbalik badan pergi.
"Karina, kamu kaya orang gila senyum-senyum sendiri" ucap Soobin sembari menunjukkan wajah prihatin. Dan kembali duduk dikursinya yang tepat diseberang mereka.
"APASIH BAWEL"
Jaehyuk berniat melirik. Namun urung.
Entahlah..
Karina suka Soobin?
Tapi Soobin memang betul tidak tertarik dengan Karina.
Betulkah?
Jaehyuk memandangi wajah Soobin lamat. Kemudian agak kaget ketika sang empu menoleh. Menatapnya sadis.
"NGAPAIN KAU LIAT AKU? KULAPORKAN KAK YEONJUN MAMPUS KAU"
Lupa. Soobin bucin Yeonjun, kakak kuliah yang kadang ia temui di caffe seberang sekolah. Alumni SMA ini dan sayang sekali berpacaran dengan si galak Soobin.
Ia merasakan Karina menoelkan ujung bolpoinnya pada lengan Jaehyuk.
"Jaehyuk.."
"Panas banget sih kelas"
Jaehyuk pergi keluar kelas dengan segera. Tak ingin luluh dengan tatapan Karina yang memelas.
Mengusak wajah sembari berjalan entah ke arah mana.
"ASAHIIIIIIIIIIIII"
WUSSSHHHHH...
Jaehyuk kaget setengah mati ketika sebuah nama terpanggil dengan keras dan diselingi dari samping kanan Jaehyuk seseorang berlari kencang.
Sudah mungil. Larinya laju. Persis tuyul.
"Heh ka-"
Jaehyuk terpaku.
Lelaki mungil yang larinya laju itu menoleh. Menatapnya datar. Sama persis dengan seseorang yang membawa buku Soobin tadi. Bedanya, sekarang ia bisa melihat jelas kedua bola mata coklat dan kulit porselennya.
Jaehyuk terpaku.
"ASTAGA BOCIL SATU ITU. ASAHII BALIK SINI CEPAT! MINTA MAAF SAMA RENJUN! MAMAKNYA KALDER NASDEM BABAK BELUR KAU NANTI"
Setelah itu, Jaehyuk melihat Haechan, anak kelas sebelah berlari mengejar lelaki yang dipanggil Asahi tadi.
"Persis gasingan tuyul"