Harukyu. Ketiga.

458 72 11
                                    

"H-Haruto.."

Satu kelas menoleh pada Junkyu yang kini berdiri depan meja Haruto.

Ini keajaiban!

Junkyu berinteraksi!

Haruto mendongak. Menatap dengan lembut wajah ayu nan manis yang tengah menggigit bibir.

"Aku cuma mau tanya, kucing Calico itu udah empat hari ngga kutemui. Kamu tahu dia dimana?"

Beberapa teman kelas lain berbisik lirih. Membicarakan Junkyu entah apa. Tapi Junkyu tak peduli.

"Lho? Sama dong? Aku juga ngga ketemu malah. Mau cari bareng pulang sekolah?"

On point.

Terdengar seperti ajakan kencan. Bagi Haruto.

Junkyu menggeleng.

"Terima kasih. Ku kira kau tahu." Jawab Junkyu dingin. Kembali ke bangku.

Haruto tersenyum tipis.

Menoleh pada Junkyu yang kini memasukkan kepalanya pada tas yang berada diatas meja. Tidur.

Aku tahu bagaimana caranya agar kamu dan aku bisa bersama. Walaupun sebentar.

Sekali lagi, Junkyu mengunjungi belakang sekolah. Berharap kucing Calico itu berada disana. Menggulingkan badan sambil mengeong lirih. Seperti biasanya ia menemukan.

Malah yang Junkyu temui sekarang adalah Haruto, tangannya belepotan lumpur, tengah mengumpulkan bungkusan wet-food kucing berserakan. Posisi membelakanginya. Seragamnya yang putih mulai didominasi warna coklat. Suaranya panik sembari memanggil Cibul.

Junkyu mendekat perlahan.

Lalu sedikit terkejut mendapati Haruto yang menoleh dengan wajah full cover lumpur. Hanya terlihat matanya yang membulat dan ringisan gigi putih saat menatapnya.

"Junkyu?" Panggilnya.

Kali ini, Haruto tak akan kecewa kalau Junkyu tak membantunya. Rencana mengotori diri sendirinya memang agak freak untuk menarik perhatian si manis.

Junkyu berjalan mundur.

Semakin jauh.

Kemudian berbalik pergi.

Haruto tidak akan kecewa. Sepertinya.

Huft.

Tidak apa. Masih banyak usaha lain untuk menarik perhatian si manis agar mau berteman dengannya. Anggap saja hari ini baru pemanasan, karena pasti ia akan menerima penolakan yang mungkin lebih kejam lagi.

Haruto kuat. Ia tahu.

Tapi kenapa air matanya malah turun sih?

Byuuuuuurrrrrr!!!

Haruto menjerit keras ketika merasakan air dalam jumlah banyak menyembur punggungnya.

Ia langsung berdiri dan membalikkan badan. Niatnya ingin marah dan mengatai habis-habisan ketika melihat siapa yang sedang membawa ember ukuran sedang dengan wajah imut menatap datar.

"Mandi." Ucap Junkyu singkat.

Haruto terkesiap ketika Junkyu mendekat.

Berdiri didepannya persis.

"Kamu bersihin diri dulu. Aku yang mungutin wet-foodnya. Cibul nangkring diatas pohon rupanya."

Haruto mendelik. Kemudian mendongak. Melihat kucing Calico gembil yang ternyata tiduran pada salah satu dahan dengan perutnya yang tumpah.

Junkyu mendorong ember itu ketubuh Haruto yang menerima dengan gelagapan.

"Cepat. Aku tunggu. Urusan Cibul buat turun biar aku yang atasin."

Junkyu langsung melewatinya. Memanggil pus pus pada Cibul yang masih anteng pada posisinya.

Haruto tersenyum.

Satu langkah lebih dekatkah ini?


Random Shoot ( Treasure Ship ) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang