Cinta itu harus berani melawan ketakutan, tapi apakah aku bisa melakukannya.
-Aiza Aluna-Selamat datang kembali di ceritanya Langit dan Luna semoga suka hehe.
LANGITNYA LUNA EPISODE 09
-Happy reading-
"Na Na Na jaemin." Luna yang sudah menoleh menjitak kening Cei dengan kesal membuat gadis itu meringis kesakitan.
"Ya suwalo dong cing," keluh Cei mengusap keningnya yang panas.
"Cang cing cang, mau lo gue cincang?" sergah Luna, nyali Cei menciut sepertinya sahabatnya ini sedang tidak ingin di bercandain.
"Sensi amat buk, mau di beliin apa?" Cei mengambil tempat duduk Jejo di sebelah Luna, lalu mendudukinya.
Gadis berkaca mata bulat itu menghembuskan nafasnya pelan, "Lagi pengen makan lo Cei."
Gadis itu bergidik ngeri, "Apaan sih lo Na, cringe gue."
"Oh ya Na btw majalah sekolah lo kemarin booming banget, sampai anak jurnal kuwalahan buat urusin pencetakan ulang," ucap Cei memberitahu membuat mata Luna berbinar.
"Beneran?" Dengan cepat gadis itu mengangguk mengiyakan, jari telunjuknya terulur untuk memelintir ujung rambutnya.
"Yup, pak Seto bilang sendiri bakal ngasih lo penghargaan ups" Cei membekap mulutnya karna merasa dirinya keceplosan.
Fasya melirik mereka dengan sinis, lalu kembali dengan tugas yang di berikan bu Desi di mata pelajaran bahasa Jerman.
"Gue lupa kalo nanti pasti ada yang iri," lirih Cei namun masih dapat di dengar oleh penghuni bangku sebelah, menatap sekilas Fasya yang nampak geram.
Luna menyenggol tangan gadis itu pelan, melarangnya melanjutkan aksi menyindirnya.
"Udah, doyan banget punya mulut cabe," peringat Luna menatap tajam sahabatnya, Cei hanya menyengir kuda menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Lagian enak juga Na."
"Udah, balik duduk sana kerjain tugas dari bu Desi," titah Luna mendapat anggukan dari Cei yang segera mengembalikan tempat duduk Jejo lalu menyuruh pria itu kembali ketempatnya.
"Na, nyontek." Cei mencoba tersenyum yang ia buat semanis mungkin agar temannya itu luluh padanya.
"Nggk! kerjain sendiri," tegas Luna membuat senyum Cei kian pudar.
"Yah Na nggk asik deh lo." Sedetik kemudian matanya menatap binar Jejo yang sibuk dengan buku di atas mejanya.
"JEJO GANTENG GUE PINJEM BUKU TUGAS LO YA MAKASIHH!!" ucap Cei seperti ingin mengajak gelud, mengambil buku Jejo tanpa persetujuan pemiliknya lalu segera menyalinnya.
"Cei Cei kapan lo mau berubah sih," gumam Luna menggelengkan kepalanya.
"Sampai Farel jadi milik gue!" balas gadis itu menaik turunkan alisnya.
"Ra gue izin ke toilet nanti beritahu bu Desi kalau udah kembali," ucap Fasya kepada Rara, sekertaris kelas mereka. Gadis itu mengangguk, "Oke aman."
Fasya beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan keluar kelas, tepat di samping Luna gadis itu berbisik "Gue harap lo nggk lupa!"
Luna hanya melirik tak ingin menanggapi.
***
"Ervin liat Langit?" tanya Luna ketika mereka sedang berpapasan di koridor sekolah, bel istirahat sudah berbunyi 5 menit lalu. Dan Luna sudah sangat rindu pada cowok itu 2 hari libur kemarin selama itu pula Langit tidak bisa di hubungi dan tidak memberinya kabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGITNYA LUNA
Teen FictionHOLAA SELAMAT DATANG!! Maiza Aluna gadis ceria yang selalu mencoba membendung rasa cintanya kepada Langit Angkasa akibat perasaan ragu. Masa lalunya yang hadir menjadi salah satu penyebab keraguannya hingga menjadi ketakutan terbesar gadis itu. Lal...