11 Diteror lagi?

45 33 3
                                    

Selamat datang kembali di ceritanya Langit dan Luna setelah satu tahun cerita ini berhenti.
Author kembali bertekad untuk menyelesaikan cerita ini sampai ending hehe.
M

ohon dukungannya yaa.

Langitnya Luna episode 11

-Happy reading-

*...*

"Lunaa bangunn!!" teriakan Rosa menggelegar hingga sudut kamar. Gadis yang tengah terlelap itu enggan membuka mata ia justru menarik selimutnya mengatur kembali kenyamanan pada posisi tidurnya.

"Kamu kemarin malam tidur jam berapa sih? sampai kebo gini," dengus wanita paruh baya itu sembari menyibak gorden kamar. Berjalan mematikan AC lalu menaruh tanaman di balkon.

"Luna masih ngantuk mah, 5 menit lagi bangun," balas Luna dengan suara serak.

"Mamah nggk peduli, sekarang cepat bangun setelah itu mandi." Rosa menarik tubuh putrinya agar segera bangun.

Luna yang mulai terusik menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang namun matanya masih belum juga terbuka.

"Mau mamah panggilin Langit di bawah?" ucap Rosa membuat anaknya membelalak.

"Langit di bawah?" balasnya mengucek mata. Masih sedikit buram namun gadis itu segera berlari keluar dan benar saja di bawah sudah ada laki laki itu.

Ia kembali memasuki kamarnya lalu melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 08:40 pagi.

"Mampus gue." Gadis itu berlari menyambar handuk dan memasuki kamar mandi.

"Mah tolong bilangin Langit suruh nunggu bentar," teriak Luna dari dalam kamar mandi.

"Nggk mau, mamah suruh pulang saja," balas Rosa tersenyum menggoda lalu keluar dari kamar putrinya.

"Mamah jahatt!"

Selang beberapa menit Luna turun mengenakan sweeter berwarna merah dan juga celana panjang.

Acara jogging pagi bersama Langit harus di batalkan karna keterlambatannya bangun pagi, tapi dia tidak terlalu menyalahkan dirinya sebab Langit baru mengajaknya pulang dari rumah cowok itu sekitar jam setengah dua belas malam dan sialnya dia lupa untuk mengerjakan soal olimpiade dari Bu Dina yang hari ini harus di berikan pada Farel.

Setelah duduk di samping Langit Luna memainkan jari jemarinnya lalu berkata, "Maafin gue, gara gara terlambat bangun nggk jadi jogging deh." Luna memasang wajah melas membuat Langit gemas.

"Dasar kebo!" Cowok itu menyenderkan tubuhnya di sofa lalu memejamkan matanya.

"Lo kenapa? marah ya?" tanya Luna sedikit khawatir.

Langit membalas dengan gelengan namun bukan berarti Luna percaya begitu saja.

"Ihh kenapa sih, marah sama gue karna nggk jadi jalan jalan pagi?"

"Langit ihh." Cowok itu tertawa ketika Luna menggoyangkan tubuhnya. Suara Luna sangat menggemaskan berbeda dari sebelumnya.

"Enggaklah culun buat apa gue marah, ayo pergi kita makan di luar," ajak Langit antusias.

Luna mengangguk dengan cepat lalu menggandeng tangan Langit untuk pergi menemui Rosa terlebih dahulu di dapur.

Anak biadab memang orang tua susah susah maskin eh anaknya makan diluar apalagi yang suka bikin mie _-

"Sekalian nanti anterin gue ke rumah Farel ya buat ngasih soal olimpiade dari bu Dina." Langit mengangguk mengiyakan.

Setelah pamit dengan Rosa mereka berdua keluar menggunakan motor milik Langit, entah mau kemana cowok itu membawa Luna yang terpenting hati gadis itu sekarang sangat bahagia.

LANGITNYA LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang