02| Sibuk

85 57 10
                                    

HAII GAISS APAKABARR?
KALAU AKU ALHAMDULILLAH SEHAT NIH HEHE...

UDAH NGGAK SABAR BACA PART SELANJUTNYA?

YUK LANGSUNG AJA GASSSKEUNN RIIZZ EHEHE😆

🌵🌵🌵
HAPPY READING

"Langit!" teriak Luna dari lorong sekolah, Gadis itu melihat Langit tengah berjalan dengan salah satu anggota osis lainnya, postur tubuhnya lebih tinggi dari Luna.

Luna berlari menghampiri, mencoba mengatur nafasnya yang naik turun.

"Ada apa?" balas cowok dengan tumpukan map di tangannya, sedikit merasa heran karena gadis ini belum juga pulang sedangkan jam sudah menunjukkan pukul 16:00.

"Nanti malem anterin gue ke toko buku ya?" pintanya membenarkan posisi berdirinya.

"Sorry. Tapi gue nggk bisa, sibuk." Langit pergi dari hadapan Luna di ikuti gadis yang sedang bersamanya tadi, namanya adalah Faradina Narestalla teman sekelas sekaligus rekan osisnya.

Luna menghembuskan nafasnya kesal. Rasanya kecewa sekali ketika Langit selalu menolak keinginanya tetapi selalu berbuat semaunya. Tidak jarang cowok itu mengabaikan dirinya seperti saat ini, tetapi nanti ia akan kembali membawa kehangatan.

"Di tolak lagi," grutu gadis itu menatap punggung kedua orang dihadapannya hingga menghilang di balik dinding.

Luna hendak membalikkan tubuhnya tetapi terurung akibat kedatangan seseorang.

"Na, tunggu!"

"Eh kak Dylan, ada apa ya kak?" tanya Luna kebingungan dengan kehadiran cowok yang saat ini tengah menjabatan sebagai ketua osis SMA Galaksi itu.

"Buku rumus matematika yang lo cari," ujar cowok berwajah tampan menyodorkan sebuah buku tebal kepada Luna.

Seperti mendapat isyarat dari alam, cowok itu selalu mengetahui apapun yang sedang di butuhkan oleh Luna. Padahal dekat saja tidak, tetapi Luna selalu merasa jika Dylan ingin mendekati dirinya.

"Kok kakak tahu kalau aku lagi cari buku ini?"

"Bu Dina yang ngasih tau Na, " balas Dylan.

"Aduh maaf ya kak kalau ngrepotin," balas Luna tak enak hati.

"Santai aja, gue duluan ya." Luna mengangguk membiarkan cowok itu berlalu pergi.

"Iya kak makasii." Luna memandangi buku rumus yang baru saja diberikan Dylan padanya, padahal kenal dekat saja tidak tetapi cowok itu selalu tau apa yang dia cari.

"Bodoamatlah, yang penting bukunya udah ada," ucapnya kemudian berlalu pergi.

*...*

Luna tengah tidur tengkurap di atas ranjang miliknya, menikmati lantunan musik favoritnya sembari membaca novel. Hal ini menjadi salah satu nikmat yang selalu ia syukuri karena ia bisa menyalurkan beban pikiran yang ia pendam ke dalam setiap lembar tulisan aksara yang ia baca.

Tiba tiba Mochi, kucing agdoll miliknya menghampiri dan mendusal dusal di kakinya lalu beralih pada leher jenjang gadis itu mencari perhatian.

Kucing lucu yang diberikan papahnya ketika ulang tahunnya yang ke 10 tahun itu selalu menemaninya.

"Haii Mochii mau apa? tumben manja manja gini," ucap Luna membelai halus bulu kucingnya dengan sesekali menciumi bulu lembut berwarna putih abu abu itu.

"Meong."

Luna melihatnya gemes, ia kembali membaca buku sembari terus membelai halus kucingnya. Kaki jenjangnya menari nari di udara mengikuti alunan musik yang masih terbilang pelan

LANGITNYA LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang