19. Menjauh

45 36 2
                                    

Assalamualaikum semuanyaaa
apakabar?
lama nggak nyapa kalian hehe

Hmmm aku tuh bimbang mau nyelesaiin cerita ini atau enggakk, soalnya aku nulis ini udah dari tahun 2022 kayanya tapi nggak kelar kelar huhu😭😭

Tapi aku mau yakinin diri kalao apa yang udah dimulai itu harus di akhiri masa yang ngga pernah dimulai aja ada akhirnya kaya hubungan kamu sama diaa eaaaa. bercandaa yaa hehe

udah ihh..

🌵🌵🌵
Happy reading

Embun pagi baru saja meninggalkan jejaknya, bahkan matahari baru saja menghangat namun kelas XI Ips 2 sudah berkonser dengan gemuruh suara Cintia siswi penggemar lagu korea itu bernyanyi sangat keras diiringi pukulan iringan musik dari teman temannya.

"DA-RA-RA-RA-RA-RA-RI." gadis itu meninggikan nada suaranya, tangannya memegang sapu untuk ia jadikan microfon.

Musa mulai memainkan jari jemarinya memukul meja di hadapannya, bersiul ria menikmati suara Cintia yang sedikit sumbang.

"Neol bogo isseum eumagi, BABI!" lanjutnya mengganti lirik di akhir kata lalu melototkan mata ke arah Kevin ketika menekankan kata babi, mantan kekasihnya yang dengan tega memutuskan dirinya secara sepihak.

Namun tak ada tanggapan membuat gadis dengan seragam yang sangat kecil di tubuhnya itu kembali pada posisi awal.

"Neoreul wihan melody, melody, gatel gatel yeah" Adrian, Deffa, Joko dan Musa kompak tertawa sangat keras, gadis itu memilih lagu yang sangat tepat sekali untuk menyindir mantan kekasihnya. Melody adalah pacar Kevin yang sekarang.

"LANJUTTT MASSSEHHH!!," teriak Joko, orang asli jawa timur itu berjoget memainkan suling milik kakeknya dengan enak.

"Nega myujeunikka jal deureobwa, play it di belakang njirr." gadis itu turun dari atas kursi membenarkan seragamnya.

"Udah ah gak asikk, yang di sindir pura pura nggk denger, budeg pake g lagi!!" Cintia menyudahi lagunya melempar asal sapu di tangannya ke arah Joko.

"Makbeledak, sakit neng," ringis cowok pendek itu ketika batang sapu mengenai keningnya dengan mulus.

"Tidak pedulii!"

"BRISIK LO SEMUA!" Cei yang baru saja datang langsung duduk di kursinya dengan nafas yang naik turun.

"Heh KUDET bacot lu!, baru sampe juga," sahut Musa semakin mengeraskan pukulannya pada meja itu.

"Hah baru tau hewan bisa bicara," balas gadis berbandana merah muda di kepalanya itu menatap malas cowok di sampingnya.

"LO NGATAIN GUE HEWAN?!" Musa beranjak dari tempat duduknya berjalan menghampiri Cie.

"LO BUDEK? baru tau juga kalau hewan itu ternyata BUDEK!" Gadis itu menekankan kata budek tepat di depan wajah cowok bertubuh tegas di hadapannya.

"ANJIR LO!!" Musa hendak melayangkan satu pukulan kepada Cei nemun dengan cepat Luna dapat menghentikannya.

"Lo pukul dia, gue potong tangan lo!" ucapnya sedikit lirih namun tersirat begitu dalam di telinga Musa, hingga cowok itu dengan kasar menelan ludahnya.

Cei membulatkan matanya bersama dengan mulut yang membentuk huruf O sebelum berkata,"Waw."

Setelah itu Luna melepaskan cengkalannya lalu kembali duduk dengan wajah datar tak berekspresi.

"Na Na Na Na Na," heboh Cei menarik kursi Jejo untuk ia duduki, mengusir paksa cowok bertubuh gempal berkacamata itu.

"Hm"

LANGITNYA LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang