🌵🌵🌵
Happy reading
"KALIAN SEMUA JALAN JONGKOK 10 KALI PUTARAN LANJUT LARI KELILING LAPANGAN 20 KALI!!," teriak Langit kepada para siswa yang telah melanggar peraturan. Tetap pada orang yang sama hanya mereka mereka yang sudah berlangganan hukuman disetiap pagi.
"SUDAH BERAPA KALI GUE BILANG KENAPA TETAP DI LAKUIN?!"Mata indah itu melotot menatap beberapa siswa di hadapannya.
Jengah sekali jika harus berurusan dengan mereka, namun ini adalah kewajibannya mau tidak mau dia harus menjalankannya.Cowok dengan jas osis berwarna biru dongker itu menghela nafasnya, bukannya mendengarkan mereka malah asyik dengan hukuman yang telah di berikan Ketua osis SMA Galaksi.
Karna merasa di abaikan Langit semakin dibuat kesal, anak anak seperti ini tidak akan berubah jika tidak di beri gertakan lebih.
"Sya, lihat nama siapa yang banyak tercantum dalam seminggu ini bawa ke bk gue mintain surat panggilan orang tua," ucap cowok itu mampu membuat para siswa di hadapannya membulatkan matanya.
"Iya Lang, segera gue urus," balas gadis itu melanjutkan catatan hitamnya di buka besar yang ia bawa.
"Mentang mentang ketua osis seenaknya aja ngelakuin ini," sindir Adrian yang tengah berada di salah satu barisan di depan Langit.
Ucapan yang terdengar sepele namun sangat menyakiti hati, ketua osis tidak hanya menyandang sebagai status saja tetapi juga effort untuk menjalankan semua tugas tugasnya dan semua itu tidaklah gampang.
Langit memincingkan sebelah alisnya. "Kenapa? nggk terima?" Cowok itu menatap Adrian tajam. Siswa yang paling sering melakukan pelanggaran dan selalu saja membangkang ketika diberitahu.
"Kalau tidak mau panggilan orang tua, jangan melanggar tata tertib!! gue nggk segan segan hukum lo kalau lo emang salah," tegas Langit lalu pergi dari sana meninggalkan mereka dan meminta Ervin untuk melanjutkannya.
*...*
Jam mununjukkan pukul 10:47 Luna meremas kuat roknya, rasa khawatir mulai hinggap dalam dirinya bahkan ia tak mengerti perasaan apa ini.
Ia terus kepikiran terhadap pesan dari orang misterius itu, ia takut jika di gudang benar benar terjadi sesuatu.
Luna menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya dengan perlahan. Cei yang memperhatikan itu menepuk bahu gadis berkacamata bulat.
"Kenapa?"
"Gue mau ke toilet," balasnya lalu beranjak dari tempat duduknya, Fasya yang melihat itu hanya melirik hingga gadis itu hilang di balik pintu.
Luna berlari, bukan menuju toilet melainkan gudang yang berada di lantai paling atas sebelum rooftop. Gadis itu berhenti sebentar lalu kembali mengatur nafasnya. Jantungnya mulai berdetak dengan cepat pikirannya sekarang hanya tertuju pada Langit.
Selang beberapa detik Luna kembali berlari, jam tangannya sudah menunjukkan pukul 10:59 ia tidak mau terlambat sedikitpun.
Hanya berjarak beberapa meter lagi dari pintu gudang Luna kembali berhenti, entah kenapa sekarang keraguan hinggap dalam dirinya kakinya seakan kelu untuk melanjutkan jalannya. Ia mencoba mengatur nafasnya membenarkan letak kacamatanya dan berjalan perlahan mendekati pintu.
Bola matanya membulat sempurna dengan mulut yang menganga ketik melihat seseorang baru saja keluar dari gudang itu, yang lebih membuat Luna terkejud adalah orang itu membawa pisau yang berlumuran darah di tangannya.
11:05
"Lo siapa?!" Seseorang berseragam SMA Galaksi dengan topeng yang menutupi wajahnya itu hanya melirik sekilas dengan santai.
"Lo telat 5 menit," ucapnya datar.
"Hah?"
Ketika Luna hendak berlari mencoba mengejar, orang itu justru berjalan cepat untuk menjauh menuruni tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGITNYA LUNA
Teen FictionHOLAA SELAMAT DATANG!! Maiza Aluna gadis ceria yang selalu mencoba membendung rasa cintanya kepada Langit Angkasa akibat perasaan ragu. Masa lalunya yang hadir menjadi salah satu penyebab keraguannya hingga menjadi ketakutan terbesar gadis itu. Lal...