24. Kecupan singkat

18 5 1
                                    

Assalamualaikum apa kabar?

Aku update lagi nih hehe

🌵🌵🌵
Happy reading


"Erpinnn cucunya nenek vampir buyutnya kuntilanakk balikinn soto gue!!!" teriakan Cei menggelegar seantero kantin, ia mengabaikan tatapan dari para siswa yang tak suka dengan tingkahnya dan tetap kekeh ingin mengambil mangkok berisi soto miliknya yang melayang di udara akibat ulah Ervin.
"Kebalik bego!" sahut Noval.
"Bodoamat!" sinis Ceisa.

"Sini pin balikin soto gue!!" lanjut gadis itu mencoba meraih mangkok miliknya.

"Minta dikitt pelitt amat," sergah cowok itu memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya.

"Modal dong perkedel!! beli sendirikan bisa!!" sungut gadis dengan bandana di kepalanya itu.

"Lo punya dendam apaan sih manggil gue nyeleneh mulu?," Ervin menatap Cei tak suka mengembalikan mangkok gadis itu yang isinya tinggal sendikit.

Dengan cepat gadis itu merebut sotonya menatap sedih mangkok yang isinya tinggal sedikit bahkan hampir habis.

"LO ITU RESEK, LO NGESELIN LO NGGK BERHAK DI MANUSIAKAN!!!" Cei menatap tajam cowok di hadapannya yang hanya menyengir kuda.

"LO HABISIN SOTO GUE SETAN!!" Luna menggelengkan kepalanya menatap sahabatnya ini.

Mungkin tiada hari tanpa keributan yang disebabkan oleh Ceisa dan Ervin,  dimana ada pertemuan disitulah mereka bertengkar.

"Ya maap," ucap Ervin enteng kembali duduk di tempatnya. Puas karena telah berhasil mengerjai cewek banyak omong itu.

"Dasar Genderuo!!" Cei mengerucutkan bibirnya tak terima, padahal ia baru saja memakan sedikit sotonya. Apalagi itu uang satu satunya yang ia punya saat ini, untuk menghadiahi diri sendiri karna telah mendapatkan nilai matematika 51. Ceisa bekerja keras untuk mendapatkan itu.

"Udah Cei, beli lagi aja," ucap Luna mengelus punggung sahabatnya.

"Duit gue udah habis Na, sisa buat beli soto ini aja," balas Cei lesu seraya menundukkan kepalanya.

Langit ngakak di tempatnya, perdebatan ini tak luput dari aksinya untuk merekam.

"Good Cei, nanti tinggal laporan ke Farel," kata Langit sukses membuat Cei yang berada di samping Luna membelalakkan mata menatap Langit.

"LO NGAPAIN TADI HAH?!" Gadis itu kembali berteriak menatap cowok yang tertawa di tempatnya.

"Jadi kameramen gue."

"Kameramen tai, apus nggk?!" Cei beralih berdebat dengan Langit yang memamerkan ponselnya.

"Hapuss Langitt ihh." kesalnya mencoba merebut ponsel Langit dari genggaman cowok itu.
"

Nih ambil sendiri," pinta Langit mengayun ayunkan ponsel miliknya, baru saja Ceisa ingin mengambilnya  Langit sudah melemparkan benda pipih tersebut ke arah Ervin dengan sirgap cowok manis itu menangkapnya.


"SET--" Mulut Cei langsung kicep ketika lentera matanya menemukan Farel tengah berjalan mendekat dengan wajah datarnya.

LANGITNYA LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang