Selamat datang kembali di ceritanya Langit dan Luna semoga suka hehe.
LANGITNYA LUNA EPISODE 09
-Happy reading-
Matahari bersinar begitu terik keringat mulai bercucuran di dahi Luna, gadis itu tengah menunggu Langit yang sedang berlatih basket bersama Cei."Na lo beneran nggk mau pulang?" tanya gadis pemilik wajah bulat serta lesung pipi yang bertengger di pipinya itu entah sudah keberapa kalinya dan jawaban Luna masih tetap sama menggelengkan kepala.
Cei menghembuskan nafasnya pelan, jam yang melingkar di tangannya sudah menunjukkan pukul 16:20 namun cuacanya masih begitu panas.
"Tiga puluh menit lagi Langit selesai," Luna memainkan ponselnya membiarkan sahabatnya itu menggerutu tak jelas.
Ting!
Luna menarik layar ponselnya dari atas satu notif yang sudah lama tak pernah ia dapat kini muncul kembali.
Misterius
Hii nona cantik apa kabar?
16.21Misterius
Apakah menunggu dia latihan basket sangat menyenangkan?
16.21Dahi Luna mengerut, ia sangat kesal jika dirinya selalu di intai seperti ini.
Nafas gadis itu mulai memburu, ia membenarkan letak kacamatamya sebelum mengetikkan sesuatu.
Luna!
Bacot lo!
16.22Misterius
Wuih udah mulai berani ya sekarang haha
16.22Luna segera menutup ponselnya, ia tak ingin terlalu menanggapi si orang tidak jelas itu.
"Langit masih lama? gue mau pulang," teriak Luna dari tepi lapangan, merasa di panggil cowok berjersy biru laut itu menghentikan aktivitasnya. Lalu menoleh ke arah sumber suara.
"Mau pulang sekarang?" tanyanya melempar bola yang ada di tangannya kepada Ervin.
Luna mengangguk sedangkan Cei yang berada di samping gadis itu membulatkan matanya terkejud.
"Anak setan," kesal Cei ikut berdiri dari tempat duduknya.
"Kenapa? cape?" Langit berjalan menghampiri, Luna menyodorkan air minum kepada cowok itu sembari mengangguk.
"Iya." balasnya singkat.
"Kita pulang sekarang."
"Wah jamban, lah trus gue gimana?" Cei menunjuk dirinya sendiri, kalau Luna bersama Langit terus dirinya sama siapa.
"Lo mah ngesot juga sampai rumah Cei," sahut Langit diiringi tawa.
"Gila lo, suster ngesot kali ah gue." Cei mengerucutkan bibirnya, melipat kedua tangan di depan dada.
"Naa," hendak merengek namun terpotong oleh ucapan sahabatnya.
"Ervin minta tolong anterin Cei ya," teriak Luna pada Ervin yang tengah memainkan bola basket bersama timnya.
"Hah sama nenek lampir? ogah deng mending tidur," balas cowok manis itu tampak malas.
"Farel habis ini ada bimbel matematika, lo mau gantiin?" Luna menatap tajam cowok itu sembari berkacak pinggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGITNYA LUNA
Teen FictionHOLAA SELAMAT DATANG!! Maiza Aluna gadis ceria yang selalu mencoba membendung rasa cintanya kepada Langit Angkasa akibat perasaan ragu. Masa lalunya yang hadir menjadi salah satu penyebab keraguannya hingga menjadi ketakutan terbesar gadis itu. Lal...