10 Cakra Dirgantara

44 30 4
                                    

Halooo para reader's terimakasih udah mau mampir di cerita aku semoga kalian enjoy bacanya.

Btw sebelum kalian lanjut baca aku mau tanya, kalian dapet cerita aku dari mana?

LANGITNYA LUNA EPISODE 10

-Happy reading-

"KAK MIRZA AYO! KEBURU SIANG IHHH" teriak Luna dari ruang tamu, berdiri dengan kesal melipat kedua tangannya di dada.

"Bentar," balas pria itu berjalan santai menuruni setiap anak tangga di rumahnya. Memasang wajah datar tanpa ekspresi ia masih merasa kesal dengan adiknya bukan karna masalah di meja makan tempo hari, namun suatu hal besar yang mencoba di sembunyikan oleh adiknya.

Meskipun begitu ia tetap menjalani harinya seperti biasa, ia akan mencari tahu sendiri.

"Nanti mallnya tutup nggk jadi nonton, awas!," ancam gadis berhoddie tosca itu menatap tajam kakaknya.

"Nggk usah lebay." Mirza menjitak kening Luna kemudian segera pergi dari hadapan gadis itu.

"Mirzaa ihh" Luna memanyunkan bibirnya mengikuti langkah kakaknya yang sangat lebar.

"Udah pamit mamah kan?"

"Udah, mamah lagi istirahat di kamar so jangan banyak bacot ayo cepetan." Luna berlari menggandeng tangan sang kakak mengajak pria itu agar segera menuju mobil.
Hari ini agendanya adalah nonton bareng with kakak tercinta, karna Luna bosen sama Langit jadi ia ingin mengajak kakaknya, nggk terlalu kelihatan tua si jadi bisalah diajak jalan.

"Kakak nggk mau kalau nanti lo minta ini itu," ucap Mirza menatap sekilas adiknya yang tengah bersenandung ria di sampingnya.

"Bodoamat! suka suka akulah siapa suruh tadi malam kalah main game," balas Luna meremehkan membuat Mirza memutar malas bola matanya. Lalu segera menjalankan mobil miliknya keluar pekarangan rumah.

"Emang dasar ya, lo itu ngeselin Na."

"Biarin, kak Mirza kan baik banget, jadi sabilah Luna manfaatin." Gadis itu menaik turunkan alisnya mencoba menggoda Mirza yang tengah menahan kekesalannya.

"Lagian ya kak, ini masih mending Luna yang porotin coba kalau kakak kumisan waktu itu? nggak ada faedahnya sama sekali." Luna kembali mengingat kekasih Mirza yang pernah dikenalkan kepadanya dulu. Tidak terlalu cantik tapi manis dan sayang kumisnya sedikit nampak.

Namanya Loly dia sangat terlihat kalau sedang memanfaatkan kakaknya, bukan cinta yang tulus dari hatinya. Makanya Luna mengahalalkan segala cara agar kakaknya bisa lepas dari gadis munafik titisan mak lampir berkedok malaikat itu.

"Jangan bahas dia lagi, kakak putus gara gara adik kakak," ucap Mirza fokus dengan jalanan depan.

"Harusnya kakak itu berterimakasih sama adik kakak ini, coba aja kalau dulu nggk Luna gagalin setiap mau ketemu bareng?"

"Udah mlarat kali kak Mirza nggk bisa traktir Luna," lanjut gadis itu memutar malas bola matanya melirik depan.

"Kak Mirza awass!!" teriak Luna dengan nada tekejud. Matanya melotot menatap seseorang yang datang dari kiri menyebrang tak hati hati.

Mirza dengan cepat menginjak rem untuk memberhentikan laju mobilnya, mencoba mengatur nafas yang memburu akibat keterkejutannya hampir saja menabrak orang.

"Kak Mirza!" kesal Luna turun dari mobil lalu memghampiri seseorang yang hanya membawa helm tanpa motor itu.

"Lo nggk papa?" tanya Luna sedikit khawatir, ia membenarkan posisi kaca matanya lalu membantu pria yang tengah terduduk di jalanan itu dengan hati hati.

LANGITNYA LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang