21 kembali menjauh

63 37 25
                                    

Assalamualaikum guaisss
Mau tanyaaa kalian dapetin ceritaa ini darimanaa?
yang pasti nggak dari warung kan ehehe

Oh iya cuma mau bilang cemunguttt ea

🌵🌵🌵
Happy reading

"Meong meong" Suara Mochi membangunkan Luna dari tidurnya, gadis itu mendongak menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 23:16.

Luna mengusap lembut punggung Mochi yang mendusel dusel dirinya di atas meja belajar gadis itu kemudian mengusap kedua matanya mencoba untuk menetralkan pandangannya yang memburam, lalu segera membereskan buku yang berserakan di atas meja.

Ketiduran saat tengah belajar adalah hal yang biasa Luna alami, sampai gadis itu sering sekali terkena omelan mamah tercintanya. Katanya nggak baik tidur dengan posisi duduk seperti itu dan benar saja badan Luna terasa sakit semua sekarang.

Ting!

Ting!

Ting!

Ting!

Ting!

deretan notif terdengar dari ponsel Luna yang tergeletak di atas nakas, dengan cepat gadis itu mengambilnya dan membuka aplikasi WhatsApp.

Misterius!

Baru bangun?

Misterius

Capek ya

Misterius!

Haha capek lo ini akan berujung kehancuran

Misterius!

Dasar perenggut!

Misterius!

Kebahagiaan lo sangat menyakitkan bagi gue Luna!

Misterius

Jauhin Langit atau gue singkirkan dia dari dunia!!

Luna menghembuskan nafasnya meletakkan kembali ponsel miliknya di atas meja, matanya terpejam mencoba menetralkan detak jantungnya. Kepalanya seakan mau pecah dengan ancaman yang tak henti hentinya mengintai dirinya.

Tetesan butiran kristal mengalir dari pelupuk matanya membasahi pipi mulusnya, gadis dengan piyama tidur itu menatap luar jendela dengan tatapan sayu.

"Kalau ini memang terbaik haruskah gue menjauh aja ya dari Langit?" gumamnya sangat pelan, dirinya beranjak dari kursi lalu berjalan menuju balkon kamarnya.

"Langit maafin Luna, Luna terlalu lemah."

Luna mengatakan hal itu seakan lupa oleh ucapannya yang menginginkan dirinya selalu ada untuk Langit.

Tapi peneror itu selalu saja mengusiknya, mengintainya, mengancamnya, dan bahkan sudah berani memunculkan adegan adegan yang membuat Luna kembali ketakutan.

Ingin mencari tahu semuanya namun Luna belum siap dengan kebenarannya, ia takut jika peneror itu benar benar sepupunya yang selalu melindungi dirinya sewaktu kecil dulu.

...

Langit tengah duduk di kursi kantin bersama Ervin Farel dan juga Novan mereka berempat sedang melihat para siswa bermain basket dan juga voli di lapangan outdoor.

Hanya iseng para anak laki laki itu sering melakukannya di jam istirahat, membagi dua lapangan agar bisa bermain bersama.

"Lang, besok ngadain rapat di SMA Kencana?," tanya Ervin menatap cowok itu serius, Langit menoleh menyipitkan sejenak matanya untuk mengingat sebelum mengangguk.

LANGITNYA LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang