23. Luna berani banget

46 26 27
                                    

Assalamualaikum semuaaa

🌵🌵🌵
Happy Reading

🌿🌿🌿

Luna berjalan menyusuri koridor yang sedikit sepi, hari ini ia berniat berangkat pagi untuk menemui Langit terlebih dahulu. Gadis itu tersenyum menatap kotak makan di tangannya.

Dari kejauhan lentera matanya menyorot Langit sedang bersama Fasya di depan KO entah apa yang mereka bicarakan Luna akan datang menghampiri.

Bibir Langit tertarik membentuk sebuah senyuman manis tatkala melihat kedatangan Luna dari jauh, ia mengabaikan Fasya yang tengah berbicara membuat gadis itu mengikuti arah pandang Langit.

"Pagi Culun," sapa Langit mendekat ke arah Luna.

Fasya hanya memperhatikan dengan hati yang membara, matanya menatap tak suka kepada mereka berdua.

"Pagi," balas Luna.

"Langit, gue bawain bekal buat lo nih pasti tadi belum sempat sarapankan," lanjut gadis dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya menyodorkan kotak makan berwarna biru laut kepada Langit, dengan senang hati cowok itu menerimanya lalu menarik gemas hidung runcing milik Luna.

"Makasih." Luna mengangguk menatap wajah Langit yang terpahat begitu sempurna membuat jantungnya berdesir. Kenapa ia baru menyadari jika cowok di hadapannya ini sangatlah tampan.

"Jangan lupa di makan," peringat gadis imut itu, Langit mengangguk mengiyakan. Mengusap lembut puncak kepala Luna.

Merasa di abaikan Fasya berdehem membuat Luna dan Langit kompak menoleh.

"Masih ada yang harus diurus Lang, nanti SMA Kencana bakal ke sini," ucap gadis berkuncir kuda itu sinis.

"Gue duluan ya, semangat!" Luna mengepalkan tangannya di depan dadanya memberikan senyum terbaiknya kepada Langit.

"Pacar sayang," lanjut Luna dengan berbisik berjinjit untuk mendekatkan mulutnya ketelinga Langit agar tidak terdengar oleh siapapun. Senyum Langit mengembang entah kenapa suara Luna barusan mampu menggoyahkan jantungnya.

"Oke, nanti istirahat aku ke kelas kamu." Mata Fasya membulat sempurna pendengarannya masih sangat baik tidak mungkin ia salah dengar.

"Aku kamu," gumam gadis itu meremas roknya hingga lusuh.

Luna melirik sebentar ke arah Fasya tersenyum tipis menatap gadis itu, setelahnya ia pergi dari sana.

"Awas lo!" lirihnya menatap tajam punggung Luna hingga menghilang.

"Lanjutin pendapat lo tadi Sya," pinta Langit setelah membalikkan badannya.

"Nggk jadi, bukan hal yang penting." Cowok berseragam rapi itu mengernyitkan alisnya.

"Kenapa?."

Tak menjawab, gadis itu ngacir begitu saja masuk kedalam KO.

Niat awal ingin basa basi dengan Langit pupus karna satu fakta yang membuatnya kesal.

"..."

"Pagiiii sahabattt," sapa Cei menepuk dua kali bahu Luna sebelum duduk di kursinya.

"Pagii," balas Luna tersenyum manis.

"Wihh kaya ada yang beda nihh," ucap Cei seperti biasa menarik kursi Jejo untuk ia duduki setelah menaruh tasnya pada tempat duduknya dibelakang Luna.

"Kesambet apaan lo?," tanyanya menaikkan kedua alisnya.

"Gue deket lagi sama Langit." Luna tersenyum menampakkan deretan gigi putihnya di depan Cei.

LANGITNYA LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang