14 Kedatangan SMA Kencana

44 32 0
                                    

Welcome di cerita Langit dan Luna




-Happy reading-




"Na ambil bolanya!" teriak Cei melempar bola basket ke arah Luna, dengan sirgap gadis itu menerimanya.

"Bagus." Cei mengacungkan kedua jari jempolnya tinggi lalu berjalan mendekat ke arah sahabatnya.

"Lo nggk panggil pak Agus?" tanya Luna kepada Adrian melihat cowok itu tengah asyik berbincang dengan Musa, Deffa dan juga Joko teman sekelasnya.

Cowok bengis itu memakai kaos olah raga lengkap dengan bola basket yang ia mainkan di tangannya menoleh menatap Luna malas, "Ogah, nanti juga kesini sendiri," ucapnya cuek.

Luna memutar jengah bola matanya kejadian seperti ini sudah sering terjadi di kelasnya. Sampai guru guru sudah mencap kelas XI IPS 2 kelas buruk dan bandel.

"Lo jadi ketua kelas harus tanggung jawab dong, mau di cap jelek terus?" sergah Luna berjalan menghampiri dengan mata yang memanas.

"Lo bacod banget, hidup hidup gue ngapain lo sewot?" balas Adrian tak kalah sengit.

"Gue sewot karna gue juga jadi salah satu korban kemalasan lo!"

"Lo nggk kasihan sama mereka yang tiap hari kena omel guru, gara gara ulah lo?" Luna menatap teman sekelasnya yang juga sedang menatapnya.

Adrian tersenyum miring, "Nggk!"

"Setan!" Luna berbalik menghampiri Cei agar mau menemaninya bertemu pak Agus. Percuma ia berdebat dengan Adrian jika ujungnya adalah sia sia.

"Omongan Luna bener juga bos, gue juga kena imbasnya," ucap Joko yang masih menatap kepergian Luna. Cowok itu langsung mendapat toyoran dari Adrian.

"Bacod lo!" sinisnya.

"Awas aja lo," lirihnya dengan mata yang menatap tajam kepergian gadis itu.

Musa dan Deffa hanya menyimak sembari menggelengkan kepalanya.

Tampak Langit tengah tersenyum dari lapangan sebelah ketika dirinya sedang menghukum murid yang tidak taat aturan, merasa bangga terhadap keberanian Luna entah sejak kapan gadis itu menjadi sosok yang berani speak up.

"Nggak sia sia gue ajarin lo selama ini Na," batinnya.

...

Setelah mengganti baju olahraga Luna dan Cei memasuki kelas karna sebentar lagi ada pelajaran bu Jelita, akuntansi.

Ketika tengah mengobrol asyik, bu Jelita masuk membuat semua murid kembali ke tempat duduknya masing masing.

"Assalamualaikun anak anak."

"Waalaikumussalam bu," jawab mereka serentak.

"Anak anak kalian kerjakan materi yang sudah saya jelaskan kemarin di bks halaman 29 nanti di kumpulkan," ucap Bu Jelita dengan lembut membuat semua murid mengangguk lalu mulai mengeluarkan buku mereka.

"Fasya tolong maju kedepan," perintah guru cantik kepada Fasya, gadis berkuncir kuda itu mengangguk lalu berjalan menuju meja bu Jelita.

"Ada apa bu?" tanyanya sedikit heran.

"Tolong panggil Langit kesini saya mau bicara dengan kalian berdua."

Luna mendongak ketika nama Langit di sebutkan, senyumnya mengembang senang karna sebentar lagi cowok itu akan kesini. Kesempatan untuk curi curi pandang.

Fasya mengangguk dan segera pergi untuk melaksanakan tugas bu Jelita namun sebelum itu tatapannya bertemu dengan Luna, membuat gadis itu melemparkan tatapan nyalang. Luna yang ditatap seperti itu hanya diam dan membalasnya dengan sedikit senyuman.

LANGITNYA LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang