13 Belajar bersama

40 33 1
                                    

Selamat datang kembali di ceritanya Langit dan Luna semoga suka hehe.

LANGITNYA LUNA EPISODE 09


-Happy reading-


Luna tengah duduk diam memperhatikan Langit dan teman temannya berlatih basket. Gadis itu merasa pikirannya sangat penuh hari ini, mungkin dengan ini ia bisa menghilangkan pikiran negatifnya sejenak.

Gadis itu menghela nafas beranjak dari tempat duduknya ketika Langit hendak menghampirinya. Menyodorkan sebotol air mineral dan juga handuk untuk cowok itu.

"Capek?"  Langit mengangguk lalu duduk menegak air minum yang diberikan Luna hingga setengah tandas.

"Labu," panggil Luna pelan. Langit yang tengah duduk di samping gadis itu mendongak menatap Luna yang berwajah lesu.

"Mau pulang," rengeknya, Langit menghela nafasnya pelan sebelum mengangguk mengiyakan.

"Ayo." Cowok berpawakan tinggi itu kembali beranjak dari duduknya lalu mengambil tas yang berada di sebelahnya.

"Gue balik dulu, besok setelah rapat kita lanjut latihan." Ervin dan Farel mengangguk begitupun anggota basket SMA Galaksi lainnya.

"Hati hati," ucap Ervin mengelap peluh keringatnya yang menetes.

Di sini Farel yang menjadi ketua Basket SMA Galaksi karna memang cowok itu yang paling mahir dari teman teman lainnya, bukan pilihannya untuk menjadi ketua tetapi Langit yang ngotot karna hanya cowok itu yang ia percaya sedangkan Ervin dia sudah menjadi ketua PMR.

Hal itu membuat salah satu dari tim mereka tidak terima dengan keputusan sepihak dari Langit.

...

Langit duduk di teras rumah Luna, menunggu gadis itu keluar bersiap dari beberesnya.

Hari semakin sore, arloji di tangannya sudah menunjukkan pukul 16:35. Rencananya cowok itu ingin belajar bersama Luna di rumahnya, karna memang ia kalah pintar jika di banding dengan gadis itu.

Meskipun sibuk dengan dunia organisasi ia masih cukup pintar dalam hal pelajaran. Dan masih ingin menjadi setikdaknya bisa mengerjakan.

Luna keluar dengan baju sederhana berwarna biru yang ia kenakan, menghampiri Langit menampakkan senyum indahnya.

"Mau makan dulu?" tawar Langit di angguki Luna dengan cepat.

"Mau, tapi jangan di caffe kemarin." Langit menganggukkan kepala paham dan segera berjalan menuju motornya yang terparkir di pekarangan rumah Luna.

Di sepanjang perjalanan hanya ada keheningan yang tercipta dengan Luna tengah menyenderkan kepalanya di punggung Langit. Mencoba memejamkan mata agar mendapat ketenangan.

Setelah sampai mereka memesan makanan, sembari menunggu, Luna memainkan ponselnya sedangkan Langit cowok itu memilih untuk memandangi wajah menyejukkan milik Luna.

Ting!

Misterius

Masih berani jalan sama dia.
1

LANGITNYA LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang