Bab 1 Mamat

114 71 13
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote sama komen

___

"Matteo Adhitama!"

Seorang wanita dengan usia 30 tahun membangunkan anak tercinta yang sejak tadi hanya menggeliat di kasur dan tidak mau bangun.

"5 menit lagi ma." Matteo masih memejamkan matanya dan mencari posisi yang nyaman.

"Matteo ini udah siang! Kalau kamu gak bangun, Mogy bakal mama buang!" Casie menarik selimut yang menutupi anak tercintanya.

Mendengar nama 'Mogy' Matteo segera membuka matanya dan duduk dengan tegak, Matteo mengucek-ucek matanya.

"Mama jahat banget mau buang Mogy." Matteo memanyunkan bibirnya.

"Cepet mandi! Nanti kamu terlambat ke sekolah, abang kamu juga udah bangun dari tadi. Harusnya kamu bisa contoh dia." Casie beranjak dari kamar Matteo.

"Selalu aja bandingin gue sama dia." Gumam Matteo.

Matteo pergi menuju kamar mandi untuk bersiap-siap ke sekolah.

Setelah selesai bersiap-siap, Matteo menuju ruang makan, disana terdapat orang tua dan kakaknya, serta Mogy pun hadir.

"Pagi ma, pa, Mogy." Matteo menyapa anggota keluarga, Matteo menduselkan hidungnya ke bulu lembut Mogy.

Meong~

Mogy merupakan kucing kesayangan Matteo, sudah lama Matteo merawat Mogy. Mogy memiliki bulu putih dan abu-abu yang cantik, Matteo sangat tergila-gila dengan Mogy.

"Abangnya disapa juga dong Teo." Adhitama menatap Matteo sambil melirik putra pertamanya yang duduk didepannya.

"Idih males banget pa, disapa palingan dilirik doang tanpa dijawab. Berasa ngomong sama patung." Matteo melirik kakaknya sekilas, lalu duduk dihadapan mamanya, tepatnya disamping kakaknya.

Matteo mengambil roti dan mengolesinya dengan selai, tidak lupa Matteo memberi makan Mogy.

"Tumben banget mama sama papa gak keluar kota." Matteo berbicara tanpa menatap kedua orang tuanya, namun berfokus kepada Mogy.

"Kalau bicara sama orang tatap matanya, lo juga lagi ngomong sama orang tua. Gak sopan." Jay menatap adiknya dengan tajam.

"Iya bang maap, abisnya Mogy gemesin banget." Matteo memelankan kalimat akhirnya.

"Ma, pa, Jay mau berangkat dulu." Jay bangkit dan mengambil tasnya.

"Hati hati sayang!" Casie melambaikan tangan kepada Jay.

"Matteo, kamu gak berangkat?" Casie menatap Matteo.

Matteo menatap kedua orang tuanya, lalu bangkit dari duduknya untuk mengejar Jay.

"Matteo berangkat ya, dadah semua." Matteo berlari menuju Jay.

"Jay! Gue sekolah sama lo ya. Gue lagi males nyetir." Matteo mendekat kearah Jay yang sedang berusaha mengeluarkan motornya.

Jay terdiam sebentar. "Gak."

"Jay, lo jangan pelit-pelit dong sama gue. Inget Jay, lo abang gue. Harusnya lo manjain adek lo." Matteo berusaha dengan ekspresi yang dibuat seakan-akan sedang berceramah.

"Gue alergi kucing." Jay menunjuk tas kucing yang dibawa oleh Matteo.

"Gak usah ngarang kayak gitu, jelas-jelas lo biasa aja kalau ada Mogy." Matteo bersedekap dada.

"Gue alergi lo." Jay menaiki motornya lalu pergi meninggalkan Matteo.

"Abang laknat, awas aja gue bakal balas dendam." Matteo tersenyum penuh arti, kemudian Matteo mengendarai motor kesayangannya.

MATTEO [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang