Wine

1.3K 103 15
                                    

|Pagi - Isnin 1 Desember|

Wanita mendorong kereta yg diletakkan diatasnya menuju kamar utama tuan besarnya. Sampai di tujuan Wanita maid tersebut mengetuk pintu tersebut dan seseorang menanggapinya dari dalam.

Pintu terbuka...

Pintu terbuka lebar, perlahan memperlihatkan seorang lelaki bertubuh tinggi dengan surai rambut biru tergradasi yg panjang menjuntai ke bawah dan ditangannya memegang gelas berisi wine merah pekat. Disampingnya ada seorang lelaki lagi, surai rambut merah yg tergradasi putih dan keadaan rambut diikat ke belakang, tampaknya mata sebelahnya ditutupi karena suatu luka?

"Tuan, saya telah selesai menyiapkan anda sarapan pagi." Maid itu membungkuk,

Asean menganggukkan kepala, namun Indonesia malah mendecih.

Pelayan pergi dari ruangan Asean, suara lengkingan telah membuktikannya dan jangan lupa memastikan jika pelayan benar benar menutup kembali pintunya.

Indonesia memicingkan matanya ke arah Asean. Ia berdiri dan duduk tepat di pinggiran jendela tepat di depan Asean. Asean hanya terdiam setelah sedikit tersentak kaget melihat Indonesia yg berlagak tidak sopan tersebut.

"Pelayan itu selalu ke sini?" Tanya Indonesia, Asean mengangguk sambil memutar mutar gelas winenya.

" Apa dia kekasih papa secara diam diam?." Pertanyaan Indonesia makin ketus, Asean makin terganggu. Dengan cepat Asean meminum separuh wine dalam gelasnya dan menarik kepala Indonesia. Ia meraih bibir Indonesia dan berbagi wine lewat sana.

Chuph/

"Ini yg kau mau kan?" Asean menyeringai sambil menjilat gigi taringnya.

Indonesia hanya diam, Asean mengambil botol wine diatas meja dan menuangkannya lagi ke gelasnya.

Indonesia memandang mata biru yg menyala semakin lemah, entah apa yg membuat Asean bodoh untuk harus mengorbankan *LifeChance nya untuk Indonesia hanya untuk menyembuhkan Indonesia padahal lebih ringan jika Indonesia mati dalam keadaan dipenuhi rasa bersalah dan jika ia mati pun, Indonesia akan bersama Yokuru si roh gadis Istri Hiroto, ibu dari Konushi.

"Sudah lama Papa tidak melihatmu keluar dan lincah seperti ini, bagaimana keadaanmu?" Asean bertanya dengan senyum tipisnya.

"seharusnya akulah yg harus bertanya, kenapa papa melakukan ini." Ucap Indonesia sambil memandang luar tanpa menoleh ke arah Asean.

"Agar kau hidup." singkatnya.

Indonesia menoleh ke arah Asean dengan keadaan perban di matanya mengendur. Terlihatlah mata Indonesia yg berwarna emas menyala seperti mata yg pernah ditunjukkan Indonesia saat insiden pembantaian di rumah Jepang.

"Untuk apa?—" Indonesia terisak, Asean memeluk Indonesia dan menghela nafas panjangnya.

"Papa bisa sembuh, setelah menikah nanti."

"Yasudah, ayo menikah!" Teriak Indonesia.

Asean has stunned to speak.

"Kamu kira nikah segampang nyari prismatic shard di stardew valley hah!" Asean mencubit paha Indonesia.

[ Ru yg udah tahun ke 4 main Stardew Valley dan baru nemuin primatic shard bi lek: " Cocote "]

"emang harus ngapain lagi biar bisa nikahin kamu mass?" tanya Indonesia dengan nada alaynya,

"minta restu ortu di dua negara, minta restu presiden, tes non narkoba, belum lagi malam pertamanya—", Indonesia memutar bola matanya dengan malas.

"untuk malam pertamanya, yg bakal diatas deh.." Asean terdiam sebelum kembali menyeringai.

"Good, sana minta restu."

"Okeh, dadah calon suamiku. Have a nice day muach*" Indonesia berjalan menuju pintu keluar kamar Asean dan sedikit memberi kissbye pada Asean. Asean mengusap mukanya sendiri sambil menahan senyuman.

Disisi Indonesia, ia sedang memutar mutar kunci mobilnya, ia hendak pergi ke kantor kedewanan dan berbicara kepada UN untuk pernikahannya dengan Asean. Entah usut punya usut Indonesia punya rumor jika beberapa PANB di sana banyak yg telah menikah dan yg hanya Indo tahu hanyalah pernikahan Jerman dengan Russia, ya Russia.

[Cuma di dalem cerita kok ges si Dimi nikahnya, di RL dia masih ogah ogahan wkwk]

Indonesia melewati dapur yg disana terdapat kamboja yg sedang mengaduk adonan kue, entah semenjak kapan si Kamboja hobi membuat kue padahal dulu ogah kalo ngga sama Vietnam.

Indonesia menghampiri Kamboja, memeluknya dari belakang dan menaruh tangan kirinya di kabinet.

"temenin kakak dong." Kamboja menoleh,

"temenin apa?" Kamboja bertanya,

"ke kantor kedewanan" Singkatnya,

"Ngga."

"Ok."

Indonesia melepas pelukannya dan hendak pergi sembari membuka bungkus permen yg diambil dari saku Kamboja.

"Jangan marah, ambil beberapa nugget ayam di situ, aku baru menggorengnya" Ujar Kamboja dengan mata manik menatap sayu wajah Indonesia.

"Kau tahu jika aku sedang lapar~ haha" Indonesia terkekeh dan menuju kabinet untuk mengambil makanan yg dimaksud Kamboja. Indonesia menatap sekeliling, ia menyadari kemana perginya semua aseanis dan disana hanya ada dirinya dan Kamboja saja.

"Kemana semua?" tanya Indonesia

"Sekolah, dan ada yg bekerja.. Kecuali Vietnam ia ada di perpustakaan menyiapkan untuk ujian mendatang" Jawab Kamboja.

Indonesia menganggguk dan pergi dari dapur, Kamboja masih tetap mengurus adonan kuenya yg siap dicetak.

•••

[Kantor Kedewanan•]

Indonesia turun dari mobil, hari ini tak ramai ada yg datang ke kantor ini, ia melihat beberapa anak kecil berlari membawa kincir origami ditengah musim berangin ini. Indonesia memilih tak menghiraukan dan berjalan masuk menuju ruangan UN di dalam gedung pencakar langit tersebut.

Masuk ke dalam gedung dan menemui resepsionis ia melihat Jerhemy Kelvin [Jerman] berjalan menuju ruang dokumen tanpa ada Russia di sampingnya, hanya ada anak kecil dengan surai putih membawa buku dokumen tambahan.

" Mbak, itu siapa?" tanya Indonesia dengan resepsionis,

"Anak kecil? Dia bernama Sammy Vanlin [UNITY], anak dari tuan UN, Surai rambutnya mirip daddynya.. Lucu ya?" jawab Resepsionis.

"Beliau menikah dengan siapa?" Tanya Indonesia lagi,

"tuan NATO, apakah anda baru tahu?" bingung sang resepsionis.

"Ahaha, baru tahu" tawanya,

'sialan banyak yg sudah menikah' Indonesia berdecih dalam hatinya.

Bersambung—

Hoyyah aduh delay 1 hari,
Lagi ujian kan kalian? Haha mangat–

Ru-

Who Is Your Son [Asean x Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang