Kantor Kedewanan

2.3K 190 51
                                    

Malam yg dingin, Indonesia mendapat panggilan pergi ke kantor kedewanan untuk menemui para Dewan besar disana termasuk Ayahnya. Walau sedang sakit,  Indonesia harus tetap kesana dan memungkinkan adanya kesempatan besar agar ia bisa bertemu United States sang pemimpin dari para Kedewanan besar. Asean mengantarkan Indonesia karena ia juga harus datang ke pertemuan tersebut. Beberapa lembaran dan dokumen sudah ia masukkan kedalam tas dan kini ia hanya butuh keyakinan saja. Sudah lama ia tidak merasakan getaran hebat karena gugup nantinya.

Asean masuk ke kamar Indonesia dan mendapati Indonesia sedang sibuk mencari beberapa dokumen penting lainnya, Asean memanggil Indonesia dan menyuruhnya cepat agar tidak terlambat.

Perjalanan dari Rumah Besar Keluarga Asean (K.A) cukup jauh dan memakan banyak waktu, hal itu digunakan Indonesia untuk menenangkan diri dan menciptakan ruang dipikirannya untuk berpikir. Pikirannya mulai kemana mana, ia takut jika masa lalunya ditanyakan kembali dan belum lagi Belanda juga diundang ke pertemuan tersebut. Asean melihat Indonesia yg tampak sedang bingung dan menunjukkan ekspresi marah dengan campuran takut langsung menepuk pundak Indonesia,

"Don't be scared, semua orang disana tidak seseram yg kau pikirkan.. Papa tahu jika kau takut bertemu netherland bukan? atau country di sana menanyakan masa lalumu? Nanti papa bisa jelaskan cara kau menjawabnya.." Ucap Asean sambil menghembuskan asap rokok yg barusan ia hisap,

"T..tapi pa! Mereka pasti juga ak– ahpp!!", Asean menyumpal mulut Indonesia menggunakan boneka pisang milik Laos yg tertinggal di mobil,

"Sudah?, daritadi kau hanya overthinking saja apa bawaan dari masyarakat di negaramu?. Intinya begini,  kalau kamu masih ragu kamu bisa tunda kenapa tetap memaksakan untuk datang huh?!" Kesal Asean yg tiba tiba memberhentikan mobilnya dipinggir jalan,

Asean meraih dagu Indonesia dan menarik kepala Indonesia agar lebih dekat dengannya,

"Jika saja kau bukan anakku, mungkin dirimu sudah kubuat menjadi seperti yg lain–" Ucap Asean dengan tegas,

"Jadi kau mau lanjutkan perjalanan atau pulang dan kuhukum di kamar?" Tanya Asean dengan mata kuning keemasannya yg seperti menyala,

"La..lanjutkan saja– ahaha–" Jawab Indonesia,

"Jadi kau benar benar yakin?" Tanya Asean sekali lagi,

Indonesia mengangguk dengan cepat–

"Good– jadi percuma papa marah marah tadi, nambah nambahin dosa aja." Gerutu Asean yg menyetir kembali mobilnya,

Indonesia hanya bisa menyilang tangan kembali, pandangannya beralih menuju luar jendela suasana dingin membuatnya harus memeluk kedua sayap keemasannya agar hangat dan tak lama kemudian sampailah ia di Kantor Kedewanan. Beberapa pekerja khusus memeriksa barang bawaan dan data data informasi dan akhirnya Asean dan Indonesia pun diperbolehkan masuk ke dalam Gedung tersebut.

•••

Indonesia terkagum kagum melihat sekeliling, tanpa ia sadari ia menabrak seorang lelaki tinggi dengan pakaian barat. Rambutnya berwarna urut yaitu putih, Biru dan Merah, tak lain dan tak bukan ia adalah Russia yg bernama asli Dimitre Dushca. Indonesia hanya diam tak berkutik, Asean menemani Indonesia berjalan kembali tanpa menghiraukan Russia.

"Hey Pak Asean!(Bahasa Russia)" Panggil Russia,

"Hari ini aku sibuk Rus! Urus saja batu nisan ayah komunismu itu! (bahasa Russia) " Kesal Asean,

'Mereka ngomongin apa sih?' Tanya Indonesia dalam hatinya,

"Blyat–" Umpat Russia,

Indonesia hanya diam sesaat sambil melihat langkah kakinya yg akan mendekati ruangan berpintu besi yg dipadukan kaca beserta 2 orang berjas hitam yg bertugas didepannya.

'Sebutkan identitas anda–' ucap robot pengenal,

" CR-T1 " Kata Asean yg menyebutkan identitasnya dengan suatu kode,

'Diterima, selamat datang tuan Asean' Ucap robot tersebut,

Asean menuntun Indonesia masuk ke dalam dan kini hanya ada meja bundar dengan beberapa kursi di dekatnya. Seorang lelaki bertubuh tinggi sedang menatap luar jendela sambil meminum sedikitv demi sedikit kopi yg dibawanya, Nikmat mana yg kamu dustakan?~

Lelaki tersebut menolehkan wajah ke Asean dan Indonesia, yg ditunjukkannya hanya ekspresi datar. Dia adalah UE yg merupakan The Country yg bagian Eropa dan juga termasuk koordinator utama di bagian Kedewanan. Surai rambut birunya menambah kesan Elegan ditambah lagi dengan style dan tingkah laku UE yg sangat Vintage dan cocok untuknya, UE bernama asli Agatha Valleya atau dipanggil Aga dan bergender laki laki.

••
"Ohh~? Kau sudah datang ya?" Tanya UE,

"Ya seperti yg kau lihat." , UE hanya tersenyum tipis,

"Ini Indonesia? Lucu ya– terlihat cocok jika dijodohkan dengan Jerman.." Ucap UE setelah melihat Indonesia,

"Tidak, Terimakasih. Aku menolak jika Indonesia dijodohkan dengan Jerman." Kesal Asean,

"Wah wah? Kesal ya? Aku hanya meng–"

"UE, jangan menganggu Asean. Sedari tadi aku mendengarmu terus menganggu Asean dan juga Indonesia." Ucap seseorang dari belakang UE,

Orang tersebut memiliki sayap putih berukuran besar dan memiliki surai rambut putih sedikit agak biru keperakan dan rambut itu diikat ke belakang. Jas putih dan kemeja hitam tampak serasi di tubuh orang tersebut tak lain dan tak bukan ia adalah UN (United Nation) yg bernama asli Veirden Vanlin. Ia adalah satu satunya the Country bagian Ketua yg memiliki penyakit Albino. Disebelahnya ada NATO yg termasuk The Country bagian keamanan atlantik utara dan memiliki tinggi 1,98 meter (Ketinggian ngga sih?) lebih tinggi dari Russia, Disebelah NATO ada Amerika yg memakai pakaian formal lengkap dengan kacamata hitamnya.

"Aduh– aku tidak mengganggunya hanya saja Asean yg terlalu sensitif" Gerutu UE yg mengerucutkan bibirnya,

"Langsung pada intinya saja, aku memanggil Indonesia malam malam hanya untuk menanyakan sesuatu yg berhubungan dengan surat yg ditujukan untukku dari Asean. UE, Asean, NATO kalian keluarlah dulu aku hanya ingin berbicara empat mata dengan Indonesia." Ujar UN yg menyuruh ketiga bawahannya keluar ruangan dan hanya ingin berbicara dengan Indonesia seorang.

"UN, jangan bertanya macam macam." , UN hanya mengangguk pelan.

•••

Keringat dingin membasahi dahi Indonesia,  kini ia harus menjawab semua pertanyaan yg dilemparkan UN untuknya dan ini bukan candaan namun jika ia bohong akan langsung bisa dideteksi oleh UN dan hukumannya juga akan berdampak pada negaranya.

" Kau masih termasuk keturunan belanda, artinya kau sedarah dengan edward (Country Belanda)?" Tanya UN,

'Sudah kuduga akan ditanya begini–' Ujar Indonesia dalam hati,

"Indonesia?" Panggil UN,

"Ah! I..iya aku masih ada hubungan saudara dengan belanda." Jawab Indonesia dengan spontan,

"Kau hasil pecahan negara yg ingin merdeka sendiri atau bekas jajahan?" Tanya UN,

"Bekas jajahan." , UN hanya mengangguk pelan dan beranjak dari tempat duduknya menuju lemari yg dipenuhi buku dan dokumen,

"Menyedihkan ya, rakyatmu jaman dahulu harus meladeni tingkah brengsek 2 negara yg menjajahimu." Ujar UN disela sela ia membaca isi dokumen yg diambilnya dari rak buku,

"Ada yg kau mau tanyakan?" , Indonesia mengangguk.

"Apa yg mau kau tanyakan?",

"Bagaimana cara membuat generasi penerus tanpa seleksi dari negara sendiri?" Tanya Indonesia,

UN terdiam sejenak. menujukan pandangannya ke arah Indonesia dan menunjukkan ekspresi datar menyeramkan. Apa Indonesia menanyakan hal yg salah?

UN mendekati Indonesia dan memegang dagu rahang bawah Indonesia dan mendongakkannya ke atas agar saling berpandangan,

"Akhirnya pertanyaan yg ku mau kini kau tanyakan~" Seringai UN,

-Bersambung

Who Is Your Son [Asean x Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang