Kode Merah

1.1K 104 10
                                    

Hari yg panas mengingat musim kali ini adalah musim panas, kemarin para Aseanis sudah menikmati desiran air ombak pantai dan mereset pikiran lelah mereka untuk bersiap untuk menjalani ujian kehidupan tanpa mengetahui kini sudah semester berapa.

Indonesia masih tidur dengan lelap dan melihat banyak berkas di kamarnya, ya mungkin kalian hanya tau kesenangan yg Indo alami tanpa melihat sisi gelapnya di bidang pekerjaan.

Para Country bekerja diatas naungan para pemimpin atau yg bisa disebut dengan UN dan mereka dibentuk dengan tujuan agar pekerjaan negara bisa teratasi langsung oleh ahlinya. Namun pada kenyataan para Country pun sebenarnya manusia namun mereka adalah manusia hasil dna eksperimen dan menciptakan beberapa kepribadian atau kekuatan yg menurutnya sudah ditanam sejak dalam kandungan. Indonesia termasuk dalam manusia dna tersebut atau lebih disebut manusia spesimen dan termasuk manusia spesimen sejenis dengan Asean, Vatikan, dll yg mempunyai sayap dan kekuatan yg tidak mencolok namun bisa menjadikannya berbahaya tingkat tinggi.

Kembali ke cerita,  Indonesia masih tertidur lengkap dibalik selimut tipisnya. Udara dingin dari AC menyeka lembaran berkas yg terbuka dan memberai dan menggonta - ganti halaman dokumen tersebut. Suara dering telepon terdengar, mengusik kenyamanan tidur Indonesia dan pada akhirnya tangannya menggapai telepon tersebut dan mengangkat apa yg berdering tadi.

"Indonesia."

Seseorang memanggil namanya,

"Ya, dengan saya." Indonesia menyahuti panggilan orang dalam telepon tersebut,

"Maaf mengganggu tidurmu. Maaf jika mendadak, ada tugas untukmu."

Mendengar hal tersebut Indonesia memijat pelipis hidung atasnya dan mengerjapkan mata,

"Tugas apa?" Tanyanya,

"Kode merah, suasana disini sedang genting. Saya tunggu kamu di Gedung Moltus" telepon dimatikan.

Indonesia menghela nafas, ia berdiri dan menuju kamar mandi.

---

Suara langkah kaki menuruni tangga terdengar, Indonesia dengan pakaian turtleneck berwarna hitam dan jas coklat dan membawa tas gitar di punggungnya.

Ia berjalan menuju keluar mansion namun Asean mencegahnya, ia menarik Indonesia dan menahannya di tembok mansion.

"Kau mau kemana?" Tanya Asean,

"Ada tugas, ini kode merah"

Asean berdehem dan menurunkan kerah turtleneck yg dipakai Indonesia dan membuat hickey kecil disitu.

"Hati hati."

"Thanks Dad, I'l careful" Indonesia mengelus pipi Asean,

"Bye, Love You more" Indonesia melambai tangan dan mulai masuk ke dalam mobilnya.

Asean membalas lambaian tangan Indonesia dan memutar badannya untuk kembali menuju ruang kerjanya.

-
[Gedung Moltus - OPC]

Suara kesibukan mulai terdengar, kode merah sering kali terlihat dan menunjukkan kondisi genting yg harus diselesain dengan segera.

NATO dan Russia sama sama sedang melihat dengan seksama layar besar yg menunjukkan rekaman cctv, suara pintu terbuka dan seseorang dengan tas gitar hitam di punggungnya menampakkan diri– Indonesia nampaknya sudah mulai frustasi karena ia kurang tidur.

"Oh, bagus kau datang lebih cepat." Russia sumringah melihat sahabatnya datang ditengah tengah masalah ini.

Indonesia mengangguk–

"jadi?"

"aham–! Begini, jadi.. Ya inj juga salahku. Gedung Moltus ini memiliki teknologi sebagai pengenal identitas berdasarkan kartu yg kita dapat, nahh aku tadi ke toko swalayan dan bodohnya aku membuang kartu tersebut karena bentuknya hampir sama dengan kartu atmku yg sudah kadaluawarsa. Dan yah, seseorang mengambilnya dan masuk ke mari. Mengambil—" Russia tiba tiba tidak melanjutkan ucapannya,

Who Is Your Son [Asean x Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang