Red Aurora [21+]

2.4K 134 29
                                    

Indonesia menyeringai menuju parkiran sekolah, ia mengambil satu batang rokok kemudian dia masukkan hingga sudut bibir dan menyalakannya menggunakan korek api, ia mengarahkan pandangannya menuju sekolah yg ada dibelakangnya dan menyeringai kembali mengingat misinya sudah terselesaikan hanya dengan waktu kurang dari 2 jam. Tanpa Belanda, Indonesia tak bisa sebahagia ini.

Menoleh ke arah motor muka Indonesia kembali masam, ia harus segera pulang dan mengecek Myanmar setelah ia tahu jika Myanmar pernah dekat dengan gadis yg keluarganya berhubungan dengan Narkoba.

Indonesia membuang puntung rokoknya ke sembarang tempat dan menaiki motornya,

[Y'all Ru ngantuk asli, checkpoint lah dulu Besok Ru lanjutin]

Indonesia sampai di rumahnya, terdengar bahak tawa para Aseanis yg sedang berada di taman teh yg berdekatan dengan perpustakaan yg terpisah di luar rumah. Indonesia merubah tatanan rambutnya, ia juga melepas jaketnya agar terlihat seperti normal dimata Aseanis lainnya.

Indonesia berjalan menuju taman teh, raut wajahnya dibuat seperti layaknya kakak yg ramah dan ingin menyapa adik adiknya. Brunei berlari dan meloncat memeluk Indonesia, entah sampai kapan Brunei tetap berkelakuan seperti anak kecil walaupun umurnya sudah 14 ke atas.

"Kakak tumben kesini!? Biasanya sibuk di ruang kerja." Tanya Kamboja sambil menuangkan teh ke gelas baru untuk Indonesia.

"Hari ini kakak diijinkan untuk istirahat, kakak juga sekalian ingin berbicara dengan Myanmar.."

'Oh Sh*t— Perasaanku ga enak nih–' Gumam Myanmar di dalam benaknya.

Myanmar mengangguk pelan, tubuhnya bergetar seketika juga perlahan berubah suhu menjadi dingin, entah mengapa Myanmar merasa seperti ini padahal dulu tidak pernah.

Myanmar berjalan di belakang kakaknya tersebut, terlihat tubuh eksotis  dan cantik yg sedikit jelas dari kain kemeja yg dikenakan Indonesia. Namun rasa takut Myanmar semakin menjadi jadi ketika ia menyadari jika kakaknya berjalan menuju perpustakaan.

"Kakak kenapa membawaku kesini?" tanya Myanmar,

"Apakah itu perlu ditanyakan? " Sahut Indonesia tanpa menolehkan wajahnya,

"apa yg kakak maksudkan?" Polos Myanmar,

"Pernah ngefly ga?"

"Ga" Jawab Myanmar dengan cepat,

"Kok tau arti ngefly?" Tanya Indonesia sekali lagi,

Myanmar kehilangan kata lagi untuk menjawabnya, detak jantungnya sangat cepat ketika menatap wajah Indonesia.

"Pernah coba?" Tanya Indonesia dengan seringaiannya,

••• [ Asean's Room ] •••

Hahh~

Asean terduduk lemas di sofa kamarnya, hari ini tanggal 41 hari Linan { Plesetan hari Selasa } dan hari itu adalah hari dimana ia merasakan gairah seks sebagai seorang alpha. Asean meminum beberapa pil untuk menahannya namun terasa sia sia.

Asean sama sekali tidak bisa fokus untuk menandatangani beberapa berkas.

" Fuck—! Ah..hah a..aku menginginkannya." Sorot Asean merujuk ke foto Indonesia di oigura meja samping ranjangnya.

---
Kembali ke situasi Indonesia yg sedang tenang menatap raut wajah adiknya yg sedang frustasi memikirkan perilakunya saat dekat dengan gadis disekolah tempat ia bersekolah.

"Bagaimana? Pernah mencicipi?" Tanya Indonesia sekali lagi.

Myanmar mengangguk pelan, tampaknya Indonesia terlalu memberi tekanan kepada Myanmar, tapi yaa sudahlah kan sudah terlanjur depresot.

Who Is Your Son [Asean x Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang