5. Cari Perhatian

58 8 0
                                    

.

.

Mereka pun sampai di rumah, tepatnya sudah berada di atas ranjang, pakaian mereka sudah tergeletak entah dimana, mereka berdua telanjang bulat. Math menciumi Gani tanpa henti, lidah mereka menari, saling berbagi saliva dan menjilat-jilat liar ke daerah sensitif mereka masing-masing, tentu saja mereka sangat menikmatinya, alkohol membuat mereka berada dalam puncak gairah dan nafsu.

Math sangat menyukai jika Gani berada di atas tubuhnya, dia tak henti meremas buah dada Gani dan dia mempercepat gerakan naik turun mengendarai kejantanan Math.

"Baby.. You're so hot.... aarrrhh..." geram Math ketika punggung Gani melengkung ke belakang guna menikmati pelepasannya pertamanya.

"Maathhh... uugghh..." desah Gani nikmat, tersenyum puas dengan tatapan sayu

Math lantas merubah posisi merangkak di atas tubuh Gani "Giliranku Baby .."

Math mengarahkan kejantanannya ke milik istrinya dan Gani kembali mendesah hebat saat Math mengempurnya dengan kekuatan maksimal, mereka berpeluh dan persetubuhan ini terasa sangat nikmat

Di tengah gempuran Math—ada sesuatu yang Gani ingat...

"Mathh.. Sayaang... ohh... tunggu.. aku lupa..." Gani berusaha menahan gerakan Math

Math tampak kesal karena merasa tanggung "Apa?"

"Pil. Aku lupa minum pil KB—"

"Oh My God... Baby... aku sedangg...aahhh..,ga tahan" protesnya

"Oke..sayang, kamu pilih mau nunggu atau keluar di luar..."

Math mengeluh kasar, Gani tahu dia malas melepaskan kejantananannya saat bercinta dan lebih menyukai keluar di dalam milik istrinya.

Math akhirnya menyerah, dia menarik kejantanannya "Jangan lama!"

Selama ini Gani menjaga dan mencegah untuk hamil dulu, karena mereka belum mapan dan belum siap mempunyai anak, mereka berdua sepakat akan hal ini. Karena itu Gani memutuskan untuk menggunakan pil kontrasepsi.

"Sebentar sayang..." Gani mencium pendek bibirnya guna mengurangi bete-nya lantas beranjak bertelanjang menuju dapur.

Gani selalu menyimpan pilnya di dalam kulkas dengan tujuan untuk mengingatkan agar dia tidak lupa meminumnya secara rutin.

Setelah selesai menelan pil itu, minum lalu menutup kulkas, dan hendak kembali ke kamar,

Gani membalikkan badannya.....

Namun tiba-tiba dia tertegun tak mampu menggerakkan tubuhnya, ia sangat gemetar karena di depan sana. Dia melihat sesuatu yang tak ingin dia lihat...

Sesuatu berupa sosok wanita itu datang dihadapannya... dengan jarak yang sangat dekat.. hanya ½ meter... Gani bisa terlihat jelas penampakannya... dibalik kusut masai rambutnya, dapat terlihat kulit putih pucat—sepucat kertas yang tersibak sedikit diantara rambutnya, tangannya mengantung dan memperlihatkan jari-jari yang panjang kurus serta berwarna putih keabuan.

Sungguh menakutkan!!! — Gani menjerit tertahan, rasanya dia ingin mengeluarkan seluruh suaranya, tapi tidak bisa, lidahnya kelu... Dia gemetar dengan buku-buku tangan yang dingin, jantungnya berdegup kencang tak terkontrol.

Diantara kesadarannya akhirnya Gani hanya mampu memejamkan mata kuat-kuat—ia berharap dia salah lihat dan sosok itu menghilang, walau perasaannya menyakinkan dia bahwa penglihatannya itu nyata.

Belum habis keterkejutannya dan ketakutan itu. Tiba-tiba dia merasakan ada yang menepuk pundaknya... membuatnya terlonjak dan memaksanya membuka mata, sekilas Gani menatap ke depan dan sosok itu sudah menghilang...

BENANG MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang