43 - Perceraian

106 13 0
                                    


.

.

Dalam seminggu keadaan Gani berangsur-angsur bertambah baik dan sehat, dia diperbolehkan pulang. Namun sang bayi belum bisa pulang karena masih harus dirawat intensif.

Sang bayipun terlihat lebih sehat dan semua bagian vitalnya tampak baik, Gani bolak-balik ke ruangan bayi untuk menyusui disana, lalu dikembalikan ke incubator. Untunglah Gani memiliki ASI yang melimpah, ini efek makanan sehat selama hamil yang selalu diberikan Mayang.

Sang bayipun dengan pandai menghisap susu ibu, dia menangis keras jika merasa lapar dan tidur dengan nyenyak jika sudah kenyang. Mayang benar-benar sudah menganggap sang bayi adalah cucunya, dia selalu penuh perhatian dan bersedia membantu Gani. Gani benar-benar merasakan bahwa ia mempunyai ibu yang mengurusinya.

Support bagi ibu yang baru melahirkan adalah sangat penting agar ibu tidak mengalami baby blues, hingga ibu dan bayi semakin sehat dan tidak menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan, hanya karena sang bayi lahir premature maka diperlukan perawatan extra.

Mereka pun sudah memberikan nama pada sang bayi 'Alghazi Narendra' yang berarti Raja yang kelak akan memimpin kejayaan.

Karena Gani sudah diperbolehkan pulang tapi masih harus bolak balik ke rumah sakit maka untuk sementara Fatih sengaja menyewa hotel terdekat untuk mereka menginap. Gani hanya perlu jalan kaki tak terlalu jauh dari hotel ke rumah sakit.

Mereka menyewa ruangan suite, yang satu ditempati Gani ditemani Sri atau Mayang yang sesekali menginap disana, yang satunya ditempati Fatih. Fatih benar-benar tak ingin meninggalkan Gani sendirian, dialah yang selalu menemani Gani.

Mereka belum membahas kembali masalah yang menimpa Math, selain karena Gani enggan mengingatnya yang menimbulkan sakit hati—ia masih disibukkan dengan mengurusi bayi dan memulihkan kesehatannya hingga harus benar-benar fit.

Pengacara beberapa kali melayangkan undangan untuk mediasi tapi belum sempat ditanggapi—belum lagi Mayang yang kerap membicarakan agar Gani cepat-cepat mengajukan perceraian, dengan alasan agar Fatih dan Gani terhindar dari fitnah—yang kemungkinan justru akan dijadikan senjata umpan balik yang merugikan Gani sendiri.

Di hari itu, mereka terkejut karena mendapati Amelia yang bersikeras menemui mereka. Math-pun beberapa kali berusaha menemui Gani, tapi Gani selalu berhasil menghindar. Dia belum sanggup jika berhadapan dengan Math secara langsung.

"Gani, aku ingin bicara, tolong hanya sebentar—" mohon Amelia yang menunggui mereka di lobby rumah sakit

"Aku sibuk. Dan aku perlu istirahat sekarang ini" tolak Gani, Fatih berdiri di belakang Gani

"Aku mohon Gani—ada sesuatu yang harus aku sampaikan" paksa Amelia dengan wajah serius dan berharap

"Jika Mathias yang menyuruhmu, tolong bilang sama dia. Aku belum mau menemuinya"

"Math tidak menyuruhku. Aku datang dengan kemauan sendiri dan ini penting—"

"Maaf, Amelia. Aku harus kembali, aku lelah hari ini" kilah Gani, akan berlalu dari sana.

Selang beberapa langkah....

"Gani.. aku hamil" tukas Amelia cepat

Langkah Gani terhenti dia mendengar kata-kata Amelia. Gani kemudian berbalik menghadap Amelia.

"Aku hanya minta waktu sebentar untuk bicara. Tolong ini tak lebih hanya 15 menit" mohon Amelia.

.

.

.

Gani memerlukan waktu 3 hari guna mengumpulkan keberanian agar dia sanggup menghadapi Math dan berbicara empat mata dengan pria yang masih berstatus suaminya.

BENANG MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang