14. Trust No Trust

46 9 0
                                    

.

.

Math tengah memainkan ponselnya ketika Gani mendekatinya malam ini. Dia tengah duduk di sofa.

Gani menunduk rendah dan berbisik di telinganya

"I'm ready" bisik Gani sambil meniup telinganya pelan, dia mengitari sofa dan duduk di atas meja yang terletak di depan sofa.

Gani sudah siap dengan tubuh dibalut lingerie merah marun lengkap dengan stoking jala dan sepatu tinggi stiletto, dia bergaya seduktif layaknya jalang yang binal malam ini, menurut istilah para istri-istri, lingerie ini dinamakan pakaian dinas untuk melayani para suami.

Math bersuit keras, dia menyeringai senang "Woahhh... kamu seksi banget, Babe..."

"Hmm..." mata Gani mengerling nakal "Do you like what you see?"

"More than like, baby... I love it..." tatapan Math bagai jelalatan memperhatikan lekuk tubuh istrinya, ia masih saja selalu menggairahkan.

Gani memang beruntung dianugrahi badan yang membuat iri perempuan lain, ibaratnya jika dia menggenakan pakaian kerja professional tetap saja terlihat seksi, pasalnya Gani mempunyai buah dada yang ukurannya besar tapi cukup dan bokong yang membulat dan pinggul yang berbentuk kurva biola serta kaki yang jenjang.

Wajahnya saja sudah sensual dan teman masa kuliahnya banyak yang bilang, dia ini mempunyai wajah yang mengundang hasrat lelaki.

Tetap saja yang mampu memiliki Gani seutuhnya adalah Mathias. Dialah lelaki pertama yang menjebol keperawanannya sebelum dia menikah dengan pria yang sekarang menjadi suaminya, semenjak itu Math seolah menempel dan tak mau lepas darinya bahkan ia cenderung over protective dan cemburuan.

Memang tak dipungkiri awal Math mendekati Gani karena ketertarikan fisik, Gani termasuk gadis populer di kampus waktu itu dan Math termasuk mahasiswa yang eligible. Jadi saat mereka berdua dekat dan pacaran, teman-temannya semua tak heran. Mereka bilang Gani dan Math sudah pantasnya berpasangan.

Math bahkan begitu bangga pada Gani, dia senang mendandani dengan pakaian sesuai seleranya. Aneh memang, ia malah bangga jika ada temannya yang bilang 'Cewe lo, seksi banget Bro..' Math nyengir bangga 'cewe gue itu..' walaupun ia kerap panas jika pria lain menatap dan merayu Gani terang-terangan, dia seolah menantang dan mencap Gani bahwa gadis itu sudah menjadi miliknya.

Bahkan alasan Math menyukai Gani jika rambutnya tidak terlalu panjang, karena ia suka melihat leher istrinya itu tersibak sedikit, 'terlihat sophiscated dan fierce' katanya. Math termasuk kategori orang yang suka pamer.

Gani tak masalah dengan gaya Math memperlakukannya, justru Gani merasa tersanjung karena dia selalu meratukan wanitanya, he treats her like princess and his only queen.

Malam ini Gani melakukan effort dalam berdandan, matanya mengenakan riasan smoky eyes dengan lipstick merah basah, yang membuat bibirnya yang sensual menjadi semakin sensual, sesuai dengan pakaian dinas yang dipakainya sekarang ini.

Math mengangkat tangannya. memberi kode agar Gani berdiri dan memutar badannya. Mata Math menggelap memperhatikan istrinya bergerak seduktif seolah merayunya.

"Oh.. Babe... You make me.. erhhh..."

Math masih duduk menikmati view yang dia sukai, sambil tangannya meraba sekujur tubuh Gani dan mengelusnya

"Come" suruh Math menuntut, dia menyuruh Gani untuk duduk di pangkuannya, mereka saling berhadapan.

"Sit still.. let me service you.." pinta Gani mendesah

BENANG MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang