4. Night At Club

77 8 0
                                    

.

.

"Baby, yuk.. udah siap?" tanya Math di ambang pintu kamar, mengecek istrinya yang sedang bercermin sekali lagi—memastikan bahwa dandanannya sudah oke untuk pergi malam ini.

"Udah yuk.." angguk Gani

"Jaket ga dibawa?" tanya Math

"Ga usah deh.. pasti gerah juga nanti di Club. Lagian  jaket aku ada di mobil kan.."

"Alright—" dia tersenyum puas melihat penampilan istrinya itu "Kamu seksi banget, aku suka tatanan rambut kamu malam ini" pujinya

"Cuma nambahin curly dikit biar agak bervolume"

Math mencium pipi istrinya "Tapi kamu beneran seksi, Baby.."

"Udah ah.. hayu jalan, kita mau ke supermarket dulu kan sekalian nyari makan sebelum kamu manggung"

"Iya" Math lantas merangkul pingang Gani erat

Math memang selalu mengatakan bahwa istrinya itu seksi, kulitnya tak terlalu putih ala etnis keluarga Math. Kulit beige muda khas Indonesia, tinggi tubuhnya 163cm—tinggi perempuan umumnya, jika Gani berjalan berdua dengan Math, jarak tinggi badan mereka itu jomplang tapi menurut Math itu malah cute. Yang jelas Math menyukai bentuk tubuh istrinya yang bohai dan semok, mirip biola dan memang Gani dianugrahi buah dada yang lumayan besar, sekal dan padat serta pinggul yang berisi dan bokong yang membulat.

Tak heran jika bapak-bapak dan pemuda iseng kawasan padat itu selalu cat calling, disana Gani mana berani memakai pakaian yang terbuka atau ketat, dia kemana-kemana memakai jaket padahal gerahnya minta ampun. Tahu sendiri kan Jakarta itu panasnya seperti apa.

Gani sendiri menyukai jika mengenakan pakaian yang agak terbuka—bukan terbuka ala pakaian terlalu mengumbar aurat, secukupnya saja. Pakaian anak muda jaman sekarang tapi apapun yang dikenakan Gani selalu membuatnya terlihat seksi.

Tinggal di apartemen ini membuatnya lebih bebas berekspresi dan bergaya menurut style kesukaannya tanpa ada yang melecehkannya. Jika diperhatikan banyak orang disekitarnya sering mengatakan bahwa Gani mirip salah satu selebriti Indonesia yang bermain film Sayap-Sayap Patah, tapi menurut Gani dia jauh sekali mirip dengannya. Bahkan ia tak mirip dengan kedua orangtuanya, tapi Gani tak pernah mempertanyakannya.

Math sangat mempengaruhi style yang Gani terapkan, dia selalu menyukai potongan rambut yang tak terlalu panjang, cukup sebahu—menurutnya Gani jadi terlihat lebih segar dan cute. Mengenai penampilan Math memang lebih bawel, dan Gani membiarkan Math memilih atau mengatur dandanan atau pakaian sesuai seleranya.

Bahkan pakaian yang dikenakan Gani sekarang adalah pilihan Math, tapi tak masalah karena Gani-pun suka, dia percaya diri dengan outfit yang dipakainya, berupa crop top ketat dengan lengan super pendek warna hitam dan celana pendek casual warna beige tapi cukup repsentatif jika dikenakan di club ditambah heels setinggi 7cm.

.

.

Mereka tiba di Club dan segera mendapatkan meja tempat teman-teman band-nya Math berkumpul, mereka pun bercengkerama dan saling mengobrol sambil menunggu waktu jam session band Math dimulai

Selang 30 menit kemudian, Math meminta ijin untuk menjemput temannya di depan pintu club. Lalu Math hadir kembali dan membawa seorang gadis yang usianya sama seperti Gani, dia gadis keturunan—satu etnis dengan Math.

Gadis itu cantik dengan rambut lurus hitam panjang yang ditata ala salon dan berpenampilan sangat elegan—layaknya seorang gadis dari keluarga kaya raya.

BENANG MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang