10. Bertengkar

48 10 0
                                    

.

.

"Yura, mau nolongin kakak ngga?" pinta Gani pada Yura yang sedang asyik mengetik.

"Nolongin apa kak?"

"Tolong cariin data kriminal dan kematian yang terjadi di sekitar daerah Rawasari tahun 1993"

(footage : Rawasari adalah Kawasan fiktif sekitar Jakarta, nama ini diambil untuk menghindari kesamaan nama dan daerah karena cerita ini hanyalah fiktif belaka~author)

"Lah.. itu kan daerah tempat tinggal Kak Gani dong"

"Emang"

"Kenapa emangnya, Kak?"

"Ngga apa-apa, cuman aku pengen tahu sesuatu. Aku nyari di internet tapi ngga ada data apapun. Kupikir aku bisa mencari informasinya di database kepolisian" jelas Gani

Yura menatap Gani penuh rasa ingin tahu.

"Kita bisa mengaksesnya dari komputer Pak Reynold? Kan database dia kesambung ke Kejaksaan. Mungkin dari situ ada informasi. Sekalian pake passwordnya Om kamu. Tolongin dong.. mau kan nolongin?"

"Kita...?" tanya Yura lagi.

"Saat makan siang, kamu akan masuk ke ruangan Pak Reynold dan mengakses komputernya, lalu aku akan berjaga diluar ruangan kalau-kalau ada orang yang curiga. Kamu kan yang paling mahir pake komputer" terang Gani cepat-cepat menguraikan strateginya.

Gani menatapnya dengan pandangan sangat memohon dan senyum merayu, awalnya dia sempat mengerutkan keningnya tapi kemudian Yura mengangguk-angguk setuju.

"Cuma data doang, kan? tapi Kak Gani janji bakal ceritain, untuk apa ini sebenarnya" rajuknya.

Gani hanya mengganguk mengiyakan agar Yura tidak berubah pikiran, dan menyerahkan flash disk pada Yura. Pencurian data akan dilaksanakan siang ini.

.

.

Tepat jam 5 sore, Math sudah menjemput dan mereka berbelanja bahan makanan lalu langsung pulang. Sejam kemudian merekapun tiba di rumah. Siang tadi Gani dan Yura berhasil mengcopy data kriminal dan kematian selama tahun 1993 di Rawasari Jakarta, dan tersimpan aman di dalam flash disk. Gani berencana akan melihatnya nanti setelah makan malam.

Saat memasuki kamar, bau khas susu dari kopi susu yang mulai basi yang tertumpah di seprai membuat Gani mual.

Rupanya kehamilan ini membuat Gani membenci segala sesuatu yang mengandung susu termasuk baunya. Gani segera melepaskan seprai dan memasukkan ke dalam keranjang pakaian kotor yang sudah mulai menggunung.

Apa sebaiknya aku mencucinya sekarang juga? pikir Gani

Karena bila menunggu hari Jumat nanti sebagai laundry day, Gani tidak bisa melakukannya, karena Math mengajaknya melihat proses rekaman.

"Baby, kamu lupa beli bir aku..ya?" tanya Math ketika Gani melewati dapur untuk menaruh seprai yang kotor dalam keranjang.

"Eh iya.. lupa, sorry" sahut Gani

"Ya udah deh... aku mau beli dulu di mini market depan" keluhnya, lalu pergi ke luar.

Mencuci hanya membutuhkan waktu ½ jam, sesudahnya Gani akan mempersiapkan makan malam—itu rencana Gani malam ini.

Ganipun turun ke bawah, ke ruang laundry. Suasana disini sangat sepi, seperti biasanya.

Gani memasukkan seprai dan pakaian kotor ke dua mesin yang terpisah, agar lebih cepat selesai. Kemudian dia duduk sambil memainkan ponsel-nya, mengecek dan menghapus beberapa pesan yang tidak penting yang memenuhi memori ponsel.

BENANG MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang