41 - Tuntutan Keluarga

65 10 1
                                    


.

.

"Bayi kamu sudah lahir, laki-laki. Mami lega karena bayinya lahir selamat" ucap Ester pada Math

"Puji Tuhan, terima kasih Ya Tuhan. Lalu Gani?" tanya Math

Ester menghela nafas "Mami belum tahu, tapi pasti dia baik-baik aja sehingga mereka bisa mencabut semua tuntutan. Mami ngga kebayang kalau mereka berdua kenapa-kenapa, kamu bisa dipenjara" keluh Ester

"Mami hanya khawatir karena aku bakal dipenjara?" kerung Math

"Apa kamu memang pengen dipenjara atau gimana sih? Si Mayang itu yang nuduh kamu ngedorong Gani. Harapan satu-satunya adalah kesaksian Gani, yang bisa ngejelasin kalau semua hanya kecelakaan" tukas Ester

Math menundukkan kepalanya, dia tak tahu harus berbuat apa. Dia pun mengkhawatirkan Gani, dia bersyukur karena bayinya lahir selamat walaupun dalam suasana yang tak mengenakkan.

"Math, Mami ngga ngerti. Kamu mertahanin Gani, kamu ngaku ke kita-kita kalau kamu cinta banget sama dia tapi kamu sendiri ternyata ngga setia. Mami ngga paham sama jalan pikiran kamu"

"Ngga usah bahas itulah—" geleng Math—enggan mendapatkan cercaan Mami-nya

"Termasuk sama Amelia?" cibir Ester

Math menghela nafas lelah, lalu diam tak menjawab

Kemudian Ester sibuk menelepon beberapa koneksi yang dianggapnya dapat membantu masalah putranya

"Ini Papi kamu susah bener dihubungi, dasar suami tidak berguna—anaknya lagi ada masalah eh, malah ga ada respon" gerutu Ester

"Keluarga kita tuh aneh ya.. sudah tahu tidak harmonis tapi terpaksa dipertahanin hanya demi menjaga nama baik dan perduli sama omongan orang-orang" sindir Math

"Karena kamu ngga ngerti apa dinamakan tanggung jawab. Coba kalau kamu nurutin kata-kata Mami dulu—ga perlu nikahin si Gani, kamu ngga bakal kayak gini"

"Kenapa Mami nyalahin Gani? Ini semua salah Math. Math yang udah berkhianat dan nyakitin dia, Gani sama sekali ngga bersalah"

"Lagi kondisi seperti ini masih aja kamu belain si Gani. Dari awal, Mami udah feeling kalau dia yang malah ngehancurin hidup kamu"

"Dia ngga ngehancurin hidup Math. Math-lah ngehancurin hidup Math sendiri. Mami stop salahin dia"

"Kalau udah bermasalah begini, siapa yang bantuin kamu? Tetep aja, kamu larinya ke Mami"

"Math ngga minta Mami dateng kesini dan kalau Mami terus-terusan nyalahin Gani. Mending Mami ngga usah ngurusin urusan Math lagi—"

"Kamu jangan keras kepala, gimanapun Mami ngga mau nama baik keluarga tercoreng gara-gara kamu masuk penjara"

"Oh iya tentu aja hanya demi nama baik keluarga. Itulah alasannya kenapa Mami tiba-tiba ngedukung Math main musik. Karena Math udah mampu ngebuktiin kalau pilihan Math ngga salah. Selama Math merintis dari nol, Mami kemana aja? Dibelakang semua ini, ada Gani yang selalu ngedukung Math, dia bahkan rela kerja keras dan menerima semua kekurangan Math di saat susah. Dimana nama baik keluarga waktu itu? Nama baik bisa nopang hidup ngga? Mami hanya ingin ngehukum Math karena ngga nurut sama keinginan kalian. Tanpa Gani, Math ngga akan berhasil seperti ini, jadi Mami tolong hargai semua prosesnya bukan hanya ngeliat hasil akhir. Math ngga terima kalau Mami terus menerus nyalahin Gani.." tanggap Math panjang lebar

"Udah ngocehnya?"

"Mami!" Hardik Math jengkel

"Ya udah. Yang dulu-dulu jangan dibahas lagi. Kamu bener, Mami memang salah ngenilai kamu tapi bukankah itu menjadi motivasi buat kamu agar kamu sukses seperti sekarang ini? Alasan Mami ngedukung kamu sekarang karena Mami bangga sama kamu, apa salah kalau orang tua merasa bangga atas pencapaian anaknya?" tukas Ester tidak mau kalah

BENANG MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang