18. Roadshow Tour

41 9 0
                                    

.

.

"Tania, kapan kamu balik ke Indonesia?" tanya Math di telepon

"Aku belum tahu, Math. Suamiku tiba-tiba divonis jantung, dia mau di operasi disini dan aku ngga bisa kemana-mana" keluh Tania

Math tampak mendesah kecewa

"Kamu kenapa?" tanya Tania

"Gani... aku khawatir dia kambuh. Aku nganterin dia ke psikiater lagi"

"Astaga. Terus gimana?"

"Dokter bilang dia kena pregnancy syndrome—ya semoga begitu"

"Math, I'm sorry. Mungkin saja Gani memang sedang labil karena kehamilan. Math, you must be support her and be there for your wife, apalagi dia sedang hamil, kamu bakal menjadi calon ayah dan kurasa kamu bakal jadi ayah yang baik"

"Tania, I really miss you..."

"Aku tahu. Tapi kondisi aku juga sulit saat ini, suamiku sedang sakit dan aku harus ada buat dia. Kita udah sepakat untuk menjalani hidup real masing-masing, kan?"

"Ya, aku ngerti"

"Math, kamu perlu sesuatu dariku? Money or something else?"

"Tania, kenapa sih kamu selalu nanya kayak gitu?"

"Soalnya aku juga ngerasa bersalah, ngga bisa selalu ada buat kamu"

"Its ok. Tampaknya solusi yang bisa kupikirkan hanya pindah rumah, kamu kemarin nawarin rumah yang di Bintaro. Apa tawaran itu masih berlaku?"

"Oh.. Ya Ampun, Math. I'm so so sorry... Rumah itu sedang diproses untuk dijual, kami perlu dana lebih buat persiapan seandainya suamiku kenapa-kenapa. Dan aku ngga bisa mencegahnya—"

"Well, ini di luar ekspetasiku—"

"Iya, aku juga kaget, tiba-tiba suami ngambil keputusan itu, dia mau hasil penjualan rumah untuk beli asuransi buat masa depan anak-anak"

"Ya sudah.. aku pikirin lagi jalan keluarnya"

"Math, aku transfer kamu 50 juta, aku hanya punya segitu saat ini, pokoknya kamu harus terima. Mudah-mudahan ini bisa bantuin kamu untuk ngontrak apartemen baru beberapa waktu. Ok?"

"Ngga usah, Tania. Aku ngga enak—"

"Kamu harus terima. Ini buat kebaikan kamu dan Gani. Nanti aku bantuin kamu lagi, kalau dananya available"

"Aku anggap ini pinjaman ya, Tania. Kamu tahu alasan aku selalu nolak uang kamu—karena hubungan kita bukan hubungan bisnis"

"I know.. I know.. untuk saat ini, please jangan terlalu idealis—kasihan istri dan calon baby kamu. Aku ngga bisa lama-lama ngomong di telepon, khawatir keluargaku curiga"

"Ok. Kamu take care—"

"Iya kamu juga"

"Makasih Tania"

"Oh.. Math?"

"Ya?"

"Please stop playing around with another woman. Jauhi Amelia, dari cerita kamu, dia punya niat ngga baik yang bakal ngerusak hubungan kamu dan Gani. Inget istri kamu sedang hamil"

"Aku ngga ada niat main-main sama Amelia"

"Baguslah. Aku tutup teleponnya"

"Ya"

BENANG MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang