08Des2022;thursday
.
.
__________________________________________
Lokasi yang tadinya berada di sekitaran gang menuju asrama wanita, mendadak berganti menjadi sebuah ruang kamar berukuran 3 x 4 m hanya dalam sekejap mata saja.
Seingatnya, Lisa tadi hanya memejamkan mata kala berteriak akibat Yuta yang tiba-tiba memojokkan dirinya ke dinding bangunan.
Namun, saat kembali membuka mata, tempat mereka bukan lagi di sebuah gang sempit, melainkan kamar tidurnya sendiri.
"Yak—mmmpht!"
Nyaris saja gadis itu memekik, kalau saja Yuta tak lekas membungkam mulutnya dengan bekapan.
"Temanmu sedang tidur, apa kau ingin dia terbangun dan melihatmu dalam kondisi seperti ini?"
Lisa menggeleng kemudian, saat menyadari kondisi keduanya yang tiba-tiba saja sudah berada di atas ranjang, dengan posisi Yuta di atas tubuhnya.
Perlahan Yuta melepaskan bekapan tangannya. "Bagus, jika ingin bicara —maka berbisik saja!"
Lisa mengatur rasa gugupnya sesaat.
"Apa yang kau lakukan?"
"Aku?" Tanya Yuta, polos. "Menindih tubuh pacarku!"
Telinga Lisa sontak memerah malu. Dasar vampir gila! Hobi sekali membuat orang lain tersipu.
Senyum manis itu mengembang, Yuta sejenak mengalihkan fokus kepada bagian-bagian wajah Lisa.
"Kau, cantik juga ternyata!"
Ah, mati saja!
Lisa benar-benar dibuat berdebar dan menahan napas kuat-kuat.
Selain tubuh mereka yang tiba-tiba berhimpitan, setiap kalimat yang dilontarkan Yuta seakan menjadi dinding baru yang menekan kedua sisi jantungnya.
Lisa sangat yakin laki-laki itu bisa mendengar isi pikirannya, terlihat jelas dari ekspresinya yang lekas tertawa sedetik setelah Lisa memikirkan kondisi mereka sekarang. Suasana juga semakin terlihat tak bersahabat, kala Yuta berulang kali menggerakkan tubuhnya. Dengan ekspresi yang tak lagi sumringah.
"K-kau sebenarnya ingin melakukan apa?"
Lisa sungguh merasa gugup. Otaknya juga sulit diajak untuk berpikiran waras.
"Kenapa harus gugup begitu? Bukankah hal seperti ini sangat umum dilakukan oleh sepasang kekasih?"
Apalagi ini?