08Feb2023;wednesday
.
.
____________________________________________
Susah payah sepasang mata mengedarkan pandangan. Mencari keberadaan dari wanita yang kini tengah dibawa seseorang yang awalnya ia kira sosok pelindung yang baik bagi kekasihnya.
"Aku benar-benar akan menelan seluruh darahnya! Beraninya dia mencuri wanitaku!"
Agak terengah, Yuta lantas berhenti di sebuah gedung tua yang terletak di puncak bukit terlarang.
Sesuatu yang mudah untuk di tebak. Meski sempat tertipu di awal, tapi kini Yuta bisa dengan benar menemukan posisi mereka akibat bau bulu yang dimiliki werewolf cantik itu.
Menatap murka pintu di hadapannya, Yuta pun hendak menghancurkan benda itu sampai ke kusennya.
Baru juga mengangkat tangan, tapi sesosok gadis yang baru saja mendarat di hadapannya sukses mengambil atensinya.
"Kekasihku..."
Lirih lembut suara itu menggelitik indra pendengaran Yuta. Tapi pria itu lebih memilih acuh dan langsung menutup kelopak matanya.
Mahal perhatiannya, hingga ia tak ingin memberikan itu ke sembarang wanita.
"Kau lebih mencintai manusia itu, daripada aku?"
Pertanyaan itu?
Entahlah...
"Kau mengkhianati ku? Kau benar-benar tak sabar ya? Hingga seutuhnya kau ingin membelot dan mencintai dia daripada aku."
Jelas Yuta mengenal suara itu. Beratus-ratus tahun ia menyimpannya. Selalu mengingatnya, tapi entah kenapa, setelah bertemu Eunwoo ---cara berpikirnya langsung berubah.
"Kau bukan Lilyana!" Geramnya.
"Oh, apa sekarang kau sudah mempercayai ucapan laki-laki itu?" Tanya ruh yang suaranya sangat mirip dengan Lisa itu.
Memang ia tak bisa menyentuhnya, tapi secara nyata, saat bulan purnama hampir tiba ---Yuta selalu bisa melihat wujudnya dengan mudah.
"Kita sudah lama tak saling melepas rindu, dan kau tiba-tiba saja berubah seperti ini. Ingin mengingkari janji kita, demi calon tubuh yang harusnya ku miliki? Ah, sejujurnya aku sakit hati, tapi kenapa aku tidak bisa marah padamu, ya?"
Meski suaranya mendayu ---tampaknya Yuta masih tak berminat membuka kelopak matanya.
"Aku memang tidak bisa menyentuhmu, tapi kau tau kan? Aku bisa melakukan sesuatu lewat tubuh wanita lain jika aku mau."
Tiba-tiba suara angin bergemuruh.
Yuta tau, ruh itu baru saja berlalu.
Entah tubuh siapa lagi yang akan digunakan ruh itu agar bisa menyentuhnya. Yuta menghela napas, hanya sedikit lelah.