30Jan2023;monday
.
.
______________________________________
"Aku ingin ganti rugi yang pantas hari ini! Karena sebelum masuk rumah sakit kau sudah tega mengabaikan ku. Pokoknya kau harus menuruti semua keinginanku!"
Lisa berucap sambil menuliskan to do list yang hendak ia lakukan hari ini bersama Yuta. Tiga hari yang lalu ia sudah kembali dari rumah sakit. Tubuhnya sudah mengalami perbaikan. Yuta senang dengan fakta itu. Hanya saja, ada bagian yang masih membuatnya kesal karena tak mengetahui siapa pelaku dan otak pelaku yang sudah melakukan hal gila itu kepada Lisa.
"Sudah selesai belum?" Tanya Yuta, sambil kemudian menopang dagunya dengan tangan dan menatap wajah cantik Lisa hangat.
Gadis itu menggeleng, sambil menipiskan bibirnya yang otomatis membuat pipi gembulnya semakin menggembung lucu. Ah, Yuta pun jadi tak tahan untuk segera mencubit bagian itu.
"Awh! Yak! Ini sakit!" Pekiknya kesal, meskipun pada akhirnya Yuta sudah mengelus bagian yang memerah tadi dengan usapan tangannya.
"Aku hanya gemas, maaf!" Kata pria itu, masih dengan senyum yang sama. "Salahkan saja dirimu sendiri yang memiliki wajah seimut ini!"
"Dasar tukang rayu!" Balas Lisa, yang berusaha menutupi rasa tersipunya. Ia kemudian meletakkan pulpennya, dan menyandarkan kepala di bahu kekasihnya sambil menunjukkan hasil tulisannya.
"Aku mau nonton film, lalu pergi naik rollercoaster, dan terakhir makan malam romantis di atas Namsan tower."
Yuta yang mendengar semua keinginan kekasihnya pun hanya tersenyum singkat. "Hanya itu?"
"Ya, ini saja!"
"Lalu kenapa harus mencatatnya seakan kau memiliki daftar keinginan yang lebih banyak?"
Lisa pun kembali menjauhkan kepalanya. "Yak! Itu tadi hanya bagian tempatnya saja yang baru ku sebutkan. Rinciannya belum!"
"Rincian?" Dahi vampir itu berkerut tipis.
Gadis itu kemudian mengangguk. "Ya, pertama... Kita harus memakai benda yang serupa dari ujung kaki hingga ujung kepala. Kedua... Kita tidak boleh saling memanggil nama. Ketiga... Teriakan jika kau sangat mencintaiku saat kita naik Rollercoaster nanti. Keempat... Kita akan membeli gembok berukir nama sebelum ke Namsan. Kelima... Selama kita melakukan semua aktivitas ini kau dilarang sedikitpun melihat gadis lain yang tak sengaja kita temui. Ketujuh... Ah, maksudnya keenam... Kita juga harus selalu berpegangan tangan, kecuali di toilet. Dan yang terakhir, saat di Namsan aku ingin kita membicarakan sesuatu yang romantis sebagai penutupnya. Bagaimana?"
Lisa meletakkan kertas tadi segera, lalu beralih menatap Yuta yang tampaknya terkejut dengan semua daftar rincian hal yang harus ia lakukan.
"Kau tentu mau kan?" Tanya gadis itu lagi. Hanya khawatir Yuta akan menganggapnya berlebihan. Terlebih melihat ekspresi Yuta yang memandanginya aneh.