12Jan2023;thursday
.
.
____________________________________________
Suara gemuruh percakapan menyambut Lisa dan Yuta, kala keduanya memasuki sebuah kedai ramen tradisional.
"Ayo duduk di sana!" Ajak Yuta, sambil tangannya menarik Lisa pergi menuju meja kayu yang memiliki plitur sederhana di sudut ruangan.
Keduanya duduk, lalu Yuta memperhatikan sekitar untuk mencari Bibi pemilik kedai yang kerap melayani pengunjungnya seorang diri.
"おばさん、ちょっと来て!"
"Obasan, chotto kite!"Lisa yang tak mampu memahami teriakan Yuta hanya menipiskan bibirnya sesaat. Lalu setelahnya seorang wanita paruh baya berumur setengah abad datang menghampiri mereka.
"やれやれだぜ!どうやら?そしてこれ、ああ!彼はあなたの恋人ですか?"
"Yareyareda ze! Dōyara? Soshite kore, ā! Kare wa anata no koibitodesu ka?"Tiba-tiba saja wajah Yuta memerah dengan senyum manisnya yang mengembang, usai mendengar ucapan Bibi pemilik kedai itu. Lalu tak lama pria itu kembali berucap, mungkin memesan makanan untuk mereka. Hingga kemudian si Bibi pemilik kedai berlalu pergi meninggalkan meja mereka. Lisa yang tak sabar dan penasaran dengan isi percakapan mereka pun segera bertanya.
"Apa yang kalian bicarakan?"
"Ah, tadi bibi itu bertanya; Siapa wanita ini? Apa dia kekasihmu? Lalu, ya... Aku menjawab jika kau benar kekasihku. Dan kemudian Bibi itu mendoakan banyak hal baik untuk kita, juga berkata jika wajahmu benar-benar cantik seperti boneka porselen."
Getaran senang berdentum kecil di dalam hati Lisa. Ia pun sontak ikut menahan senyumnya, lalu memalingkan pandangan ke arah meja pengunjung lain.
"Oohhh, eung... jika dia kembali... tolong sampaikan rasa terimakasih ku padanya!"
"Sudah, aku sudah mengatakannya bahkan sebelum kau memintanya."
Sejenak Lisa menautkan seluruh jemarinya di bawah meja. "Umm, lalu..." Tampak ada rasa ragu di wajah gadis Swiss itu. Tapi meskipun begitu, ia tetap memaksa untuk kembali menatap wajah tampan Yuta. "Apa yang kau katakan ketika dia memujiku begitu?"
"Hanya sesuatu yang singkat."
"Iya, tapi apa?"
Sebelum menjawab, Yuta menarik senyumnya lebih dulu. "Terimakasih, karena itu juga aku memilihnya!"
Aaaaahhhhh!
Entahlah...
Lisa semakin kesulitan untuk menahan rasa bahagia yang seketika membuat tubuhnya melemah. Ia pun lekas menunduk dan meremas paha kakinya kuat-kuat.