Double up!
.
.
______________________________________
"Aku tidak mengerti, dan tidak ingin mengerti juga apa alasan di balik semua tindakan jahat mereka padaku. Terlebih Yuta, apa kau tau dia siapa?"
"...dia anak didik ku sendiri."
"Aku kecewa Lisa. Tapi saat itu aku tidak bisa melakukan apa-apa. Aku sempat memukulinya, tapi justru karena itu aku malah semakin dibuat kecewa."
"Lilyana... Istriku... Dia malah semakin menunjukkan padaku, jika dia benar-benar sangat mencintai Yuta."
"Membelanya, bahkan mengancam akan mati bersama putri kami jika aku nekat menyakiti laki-laki kesayangannya."
"Saat itu juga, dia bahkan mengaku... Kalau ternyata... Hubungan mereka sudah lebih dulu ada sebelum aku menikahinya."
.....
Lisa menaikkan tasnya kepundak. Bersiap-siap karena sebentar lagi gang menuju asramanya akan segera terlihat.
"Ingin ku antar sampai ke dalam?" Tanya pria yang sejak tadi duduk di kursi kemudi.
Menggelengkan kepala, Lisa pun tampak menampilkan senyuman terbaiknya sebelum akhirnya mobil itu benar-benar berhenti. "Tidak perlu."
"Kau baik-baik saja?"
Sambil membuka sabuk pengamannya, Lisa juga mengangguk. "Ya, memangnya aku sakit?"
"Hatimu?" Wajah Eunwoo benar-benar terlihat khawatir.
"Aku baik-baik saja kak, sungguh!"
Meski yakin begitu, tapi Eunwoo masih merasa Lisa tak baik-baik saja.
"Soal surat itu..."
"Tidak, jangan dibahas lagi!" Sergah Lisa, sambil mengalihkan pandangannya. "Aku akan memikirkannya sendiri. Lagi pula, kakak sudah memberikan saran dan cara melindungi diri sebelum hal buruk itu datang. Terimakasih, itu sudah terlalu cukup! Dan..."
Lisa meneguk liurnya sendiri. Tiba-tiba saja segalanya terasa pahit.
"Aku hanya tidak ingin membicarakan itu lagi untuk kedepannya."
Tak ada yang bisa Eunwoo lakukan jika Lisa sudah berkata demikian. Pria itu pun menyandar pasrah pada kursinya.
"Aku ingin menolongmu, hanya itu."
"Aku baik-baik saja, kak! Aku bisa melindungi diriku sendiri! Ah, kalau begitu permisi! Terimakasih juga sudah bersusah payah mengantarkan aku pulang!"
Secepatnya Lisa turun dari mobil itu. Hanya tak ingin membahas perihal surat itu lebih jauh.