08. Another crazy plan

877 177 10
                                    


26Des2022;monday

.

.

____________________________________

Kekosongan kini memimpin suasana kamar asrama seluas ruang pemanas di sebuah sauna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kekosongan kini memimpin suasana kamar asrama seluas ruang pemanas di sebuah sauna. Bahkan ranjang bertingkat miliknya serasa akan rubuh beberapa detik lagi. Lisa mengepalkan jari-jarinya. Berusaha agar kegugupan tak begitu menonjol di hadapan Yuta.

Namun, entah karena angin apa —kepala gadis itu lantas mengangguk kecil.

Hingga kemudian bola mata kemerahan milik si vampir berbinar lagi.

Kali ini tak terasa menakutkan. Justru terlihat seperti kristal rubi merah yang menyala begitu indah.

Yuta tanpa membuang-buang waktu lebih lama pun lekas mendekati wajah itu, hingga sang gadis bisa merasakan aroma bunga Mandeville yang begitu khas menyeruak memenuhi rongga hidungnya.

Tak disangka, ternyata pria itu memiliki selera parfum yang sebagus ini.

Sejenak matanya pun terbawa suasana. Hingga kemudian terpejam dan menunggu sesuatu mungkin menyambut salah sebagian wajahnya.

Entahlah, meskipun bukan pacar impian —tapi Yuta memiliki sesuatu yang tiba-tiba saja membuat Lisa bersedia memberi kesempatan untuk mengecupnya.

Tapi, kenapa lama sekali?

Lisa agak mengerutkan kening, lalu karena tak kunjung dilakukan juga —akhirnya gadis itu memilih membuka kelopak matanya kembali.

Loh?

Seperti orang bodoh saja, Lisa dibuat bingung dengan keadaan kosong didepan matanya sekarang. Bahkan aroma Yuta masih tertinggal, tapi tubuhnya sudah pergi entah kemana.

"Astaga! Dasar bodoh!"

Lisa merebahkan diri setelahnya. "Apa yang baru saja ku lakukan?"

Matanya terpejam lagi, lalu kedua tangannya sempurna menutupi rasa malu yang kini memenuhi seluruh bagian wajahnya.

"Vampir sialan! Apa dia sengaja ingin membuatku terlihat memalukan? Aaakkhhh. Lagi pula, kenapa aku bisa-bisanya mengiyakan permintaannya?!"

Pada akhirnya Lisa menyesali tindakannya sendiri. Ia pun masih memejamkan mata, sembari mengingat wajah maskulin yang tadi menatapnya penuh hasrat.

Apalagi binar sensual dari iris merah itu...

"Ah sial! Kenapa malah aku yang jadi bernafsu begini?"

Lisa kemudian memukuli dahi lebarnya berulang kali. Berusaha membuat pikirannya kembali normal lagi.

"Apa aku terlalu lama?"

Sebuah suara tiba-tiba saja kembali menginterupsi. Lisa kembali bangkit, lalu menatap tepat ke arah jendela kamarnya yang terbuka. Terlihat sesosok pria yang tadi membuatnya berdebar berjalan mendekatinya dari arah sana.

My Cutie VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang