Part 12

123 4 0
                                    

Vtvtvtvtvtvtvt!








12. Keributan

"Lebih baik dan tepatnya Mytha pulang sama gua." ujar seseorang yang baru datang menghampiri mereka bertiga.

Ketiganya pun menoleh arah suara itu. "Satria?" batin Mytha.

"Tidak akan!" datar Mytha.

"Why?! Lo harus ikut sama gue!" paksa Satria yang ingin menarik lengan Mytha tapi ditahan dengan Bara.

"Tidak perlu!" ujarnya sambil menarik Mytha kembali.

"Apa maksud lo?!" Satria yang sudah menarik keras baju Bara.

Mytha masih terlihat santai sedangkan Altezza terkejut. "Lepas! Atau lo—"

"Apa?!"

"Gue ga peduli dengan ancaman lo Mytha!" ujar Satria.

"Lepas Satria!" bentak Mytha.

Bugh

Satria tiba-tiba menonjok Bara begitu saja. "Fuck!" gumam Bara sambil mengusap sudut bibirnya yang sudah berdarah.

"Lo pulang sama gue!" ujar Satria menarik lengan Mytha secara paksa.

"Ga akan!" marah Mytha.

Dengan sekuat tenaganya ia pun menghentak tangan Satria dengan kasar namun akhirnya terlepas dari tangan Satria.

Bugh

Mytha menonjok rahang Satria tiba-tiba, namun Satria juga membalas tonjokan itu ke tulang pipi Mytha secara tiba-tiba. Ia tidak lemah walaupun terjatuh akhirnya Mytha berdiri kembali dan memperlihatkan tulang pipi kirinya robek kecil.

"Maksud lo apa?!" Altezza emosi lalu menarik kerah Satria.

"Siapa lo?!" ujar Satria dan ingin menonjok perut Altezza tetapi tidak bisa karena Altezza menahan terlebih dahulu.

Bugh

Bergantian sekarang Altezza yang menonjok Satria berkali-kali serta melintir tangannya sampai patah terakhir ia juga menendang perutnya.

Akhirnya Satria pun terjatuh lemah. "Lo ga perlu tau gue siapa!" bisik Altezza.

Satria masih bisa tertawa-tawa kecil. "Lebih jelas gue orang terpentingnya!" lanjut Altezza.

"Lo siapanya?" ujar Satria merintih kesakitan.

"Boy Friend!" jawab Altezza tanpa berfikir.

Altezza berdiri mendekati Mytha yang dihadapannya ada Bara sedang mengelap tulang pipi Mytha yang berdarah. "Tidak perlu sentuh dia!" ujar Altezza.

"Shitt! Kenapa gue diam saja?" batin Mytha.

"Hanya membantu membersihkan lukanya." ujar Bara.

"Dia pulang sama gue!"

"Yeah." Bara yang mengalah supaya Mytha segera pulang.

Saat berbincang sampai tidak sadar bahwa Satria berjalan kearah dan tiba-tiba menusuk perut Altezza dari samping.

"Arghhh!"

Satria tersenyum puas.

Bugh

Bugh

Bugh

Dengan cepat mytha membalas menonjok rahang Satria berkali-kali setelah itu menendang Satria sampai terjatuh kembali.

Mytha menarik kerah Satria hingga wajah keduanya cukup dekat. "Gue benci sama lo!" ujar Mytha dengan tekanan.

Satria terkekeh lemah. "Gue sayang sama lo!"

"Bullshit!" setelah mengatakan itu ia langsung melepas kerah Satria dengan membanting.

*****

Dokter pun pulang karena sudah mengobati luka laki-laki yang terpingsan itu. "Thank's." ujar Mytha.

"Sama-sama."

"Lo bisa pulang."

Bara menoleh ke Mytha cukup lama. "How about you?"

"Just fine."

"Dia?" unjuknya kearah Altezza sedang pingsan, dikamar tamu.

"Untuk sekarang mungkin dia akan disini semalaman."

Bara hanya mengangguk mengerti. "Baiklah, gue pulang na. Kalau perlu bantuan langsung telepon gue." ujar Bara lalu pergi keluar.

"Hm."

Dua puluh menit kemudian.

Altezza membuka mata perlahan-lahan. "Gue dimana?" Altezza menerawang sekitar.

"At my house." Mytha baru saja datang kekamar.

"Lo?" Altezza bangun dari tidurnya.

"Hm?"

"Bagaimana keadaan lo?"

"I'm fine."

"Kalau sudah lebih baik anda bisa pulang sekarang." ujarnya.

"Miris banget." gumam laki-laki itu yang terdengar ditelinga Mytha.

"What?"

"Gue masih sakit langsung disuruh pulang malam-malam sendiri."

"Lo ga sendiri, nanti akan diantar sama bodyguard gue."

"Tapi kalo gua pulang ga ada yang jagain gue."

"Sama dengan keadaan lo disini, tidak ada yang mau menjaga anda!"

"Bokap sama nyokap lo kemana?" Altezza basa-basi.

"Beda rumah."

"Kenapa ga satu rumah?"

"Banyak tanya! Dasar laki-laki tidak tahu diri!" ujar Mytha yang ingin keluar tetapi Altezza menariknya duluan.

Mytha terjatuh diatas tubuh Altezza, laki-laki itu menarik telapak tangan Mytha dan ditarunya diatas dada. "Jantung lo kaya gini juga gak?" tanya laki-laki itu.

Mytha merasakan bahwa jantung Altezza berdetak cepat sama seperti dirinya, cukup lama sampai Mytha tidak sadar bahwa ia berada diatas tubuh Altezza. "Nyaman? Hm?"

Setelah tersadar Mytha menampar pipi Altezza lalu pergi keluar dari kamar itu. "Aw! Dasar cewe aneh!" lirih Altezza memegang sudut bibirnya yang robek.

Ponsel Altezza berdering, "WOI!" teriak suara dari seberang sana.

"Berisik Dik!"

"Gue disuruh telpon lo sama Farel."

"Ngapain?"

"Dia bilang kalo besok ada balapan di—"

"Ga peduli!"

"Ja tolonglah—"

"Gue bilang ngak ya ngak! Lagi juga gua masuk geng lo karena terpaksa!"

"Ja?" lirih Diki.

"Lo terpaksa ja?" lanjutnya.

"Iyalah! Gue masuk geng lo karena lo yang paksa gue. Sebenarnya gue juga ogah masuk geng lo itu. Nora tau gak!"

Tutt.

Altezza mematikan teleponnya, lalu ia kembali untuk tidur karena merasa tubuhnya masih sangat sakit.








***

Bara berbeda dengan anggota lainnya!
Bara lebih terbiasa memanggil Mytha dengan sebutan Na karena nama depan Mytha adalah Alona.








Jum'at, 09 Desember 2022

Cool Girl Meets Bad Boy (Versi Terbaru) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang