Part 21

121 5 0
                                    

Tersenyumlah selagi gigimu masih ada.. 😁








21. Gagal ngintip lebih lanjut

The Devil's Ride kembali kemarkas, yang disambut dengan Eva, Karla, dan beberapa anggota yang menjaga disana. "Kalian semua gapapakan?" khawatir Eva.

Semuanya yang mendengar pertanyaan kekhawatiran Eva hanya tersenyum. "Kita semua baik-baik saja." jawab Riri.

"Huh, syukurlah."

"Apa yang dilakukan worva kepada kalian?" tanya Karla.

"Tidak melakukan apa-apa, hanya saja meminta balapan untuk terakhir kalinya." ujar Keyla.

"Terakhir kalinya?" monolog Eva.

"Yeah, Worva sudah dibubarkan ditangan Waldi." ujar Bagas.

"Wow? Baguslah, jadi sekarang sampai seterusnya mereka sudah tidak mengganggu kita lagi." ujar Karla.

"Yasudah kalau begitu gue pulang, terimakasih untuk kalian yang sudah memberi info ke gue, dan terimakasih sudah menjaga markas dengan baik." ujar Mytha kepada The Devil's Ride, setelahnya ia keluar dari markas.

"Gua juga pamit pulang." ujar Riri yang keluar duluan.

"Hm, gua juga." ujar Raffi lalu keluar mengikuti Riri.

Saat diluar markas. "Pulang sama siapa?" tanya Riri, yang melihat Mytha memainkan ponsel.

Perempuan itu menoleh. "Gue—"

"Dia pulang sama gue!" ujar Bara yang baru saja datang.

Riri hanya mengangguk mendengar itu. "Gue duluan."

Mytha yang sudah melihat kepergian Riri dan Raffi.  "Lo pulang duluan—"

"Sama gue!"

"Tapi—"

"Gue antar!"

"Gue harus—"

"Gue yang antar!"

"Bisa gak kalo gue lagi ngomong jangan dipotong dulu!" kesal Mytha.

"Sorry, mau kemana?"

"Gue ga langsung pulang! Lo duluan aja!,"

"Ga! Gua antar lo sampai rumah!"

"Ck, dengerin gue dulu!"

Bara pun mulai mendengar ucapan Mytha. "Hm?"

"Gue malam ini ga langsung pulang, gue harus kerumah papa, dari tadi ternyata papa telfon gue." jelasnya.

"Yauda ayo, gue antar!"

"Ini sudah malam Bara! Lebih baik lo pulang! Istirahat!"

"Kalo gue pulang terus lo sama siapa?" ujar Bara, yang mulai berdebat.

"Nanti gue telfon bodyguard untuk jemput."

"Kelamaan! Sama aku aja! Kamu datang kesini sama aku! Dan pulangnya kamu juga harus sama aku!" Bara yang melarang Mytha untuk tidak pulang bersama orang lain.

"Tapi—"

"Sutt! Sekali lagi lo ngomong,,, gua jahit mulu lo!" ujar Bara diakhir membisik.

"Anda berani melakukan itu kepada saya?"

"Ck, terlalu lama!" Bara yang menggendong Mytha ala bridal style sampai ketempat motor yang ia parkir tadi.








Ternyata ada yang mengintip gerak gerik Bara dan Mytha saat diluar, siapa lagi lalu bukan beberapa anggotanya yang mengintip mereka dari dalam.

"Mimpi apa gua semalam?" ujar Damar.

"Sweet banget ga si?" ujar Liam.

"He'eh, kenapa mereka ga pacaran aja ya?" ujar Serena.

"Kayanya Bara ada perasaan sama Mytha." ujar Evan.

"Prenjon mungkin." ujar Damar.

"Prenjon apa?" tanya Beni.

"Yeilah pake nanya lagi ni bocah, prenjon itu pertemanan yang saling menyukai satu sama lain tapi keduanya ga pacaran, ngerti?" jelas Damar.

"Ngerti ga lo Ben?" tanya Leona.

"Ngerti kok, jadi kaya gua prenjon ke Damar gitu?" ujarnya yang membuat disana menahan tawa sampai Levi kentut.

Tut!

"Beh! Siapa tuh yang kentut?" tanya Liam yang sudah menutup hidungnya, lalu pergi menjauh dari sana.

"Arghh sudahlah bubar! Bau banget!" ujar Leona.

Semua pun bubar mengintip Mytha dan Bara, tinggal tersisa Levi, Beni, Damar. "Hehe, g-gua kekamar mandi dulu ya." nyengir Levi lalu pergi dari sana.

"Oh jadi Levi yang kentut?" tanya Beni.

"Iya gara-gara lo berdua! Jadi semua gagal ngintipin Mytha sama Bara!" kesal Damar.

"Kan tadi udah liat! Lagi juga kenapa harus salah Beni?!"

"Iya gara-gara lo! Jadinya gagal ngintip lebih lanjut! Segala bilang prenjon sama gua! Apa maksud ya?!" setelah mengatakan itu Damar langsung meninggalkan Beni disana.

"Salah Beni apa? Kan Beni cuma ngomong itu aja, ah sudahlah, yang penting Beni udah ngerti arti prenjon itu apa." monolognya.








"Bara! Turunin gue!" marah Mytha.

Bara menuruni Mytha saat sudah didekat motor. "Kurang ajar lo!" ujarnya lalu menonjok bahu Bara.

Bugh

"Udah kebal." santai Bara memakai helm.

Bara yang ingin memakaikan helm untuk Mytha tapi ditolak. "Gue bisa sendiri!" yang langsung merebut helm itu.

"Ayo naik!"

"Ck." Mytha pun naik keatas motor walaupun masih kesal dengan Bara, lalu setelah itu keduanya pergi dari markas.








Malam hari, seorang laki-laki yang bertamu dirumah Byan. Siapa lagi laki-laki itu kalau bukan Altezza, keduanya sedang asik tertawa-tawa disaat Byan menceritakan masa kecilnya dulu bertemu dengan Altezza. "Dari dulu ternyata saya memang sudah lucu ya om." kekeh Altezza.

"Ya seperti itulah nyatanya."

"Apa waktu itu sudah ada Mytha om?"

"Oh belum, waktu itu Mytha masih ada didalam kandungan Elisha, seinget om waktu itu usia kandungannya tujuh bulan."

Altezza hanya menyengir tidak jelas. "Apa ini yang dinamakan jodoh?" monolognya yang samar-samar didengar Byan.

"Apa?"

"E-eh, bukan apa-apa om."








Sampai didepan rumah Byan, Mytha dan Bara pun turun dari motor. "Mau masuk dulu?" tawar Mytha.

"Ga perlu terimakasih, gua kesini cuma anterin lo aja setelah itu gua langsung pulang." ujarnya, lalu menaiki motor kembali.

"Hati-hati!"

"Yeah."



Setelah pergi pulangnya Bara akhirnya Mytha masuk kedalam, ia juga tidak tahu kalau papa menelfon ada keperluan apa.

Baru saja mendekati pintu ia sudah mendengar suara laki-laki yang tidak asing baginya, suara itu sedang tertawa-tawa dengan Byan yang menceritakan sesuatu.

Barulah ia masuk kedalam, saat masuk kedalam ada seseorang yang membelakangi sedang berbicara bersama Byan disana.

"Assalamu'alaikum." salamnya.

"Wa'alaikumsalam." jawab keduanya, membuat seseorang itu menoleh kebelakang.








Senin, 19 Desember 2022

Cool Girl Meets Bad Boy (Versi Terbaru) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang