Part 16

121 2 0
                                    

Gatau mau ketik apaan 🥱








16. Tersadar

"Suruh dia datang kesini!" Ketiga temannya pun kembali melihat kearah laki-laki itu.

"Who's he?" tanya Vino.

"He's mine! Hahaha.." ujar Altezza sambil tertawa-tawa.

"Makin ga beres." ujar Diki.

"Yauda ayo kita paksa aja." ujar Farel.

Dan ketiga laki-laki itu menggotong Altezza dengan keadaan mabuk berat sambil memberontak terus menerus, tetapi tetap dipaksa dengan ketiga laki-laki itu walaupun dengan keadaan seperti ini.

*****

Mytha menunggu kehadiran Altezza dengan sabar supaya meeting cepat selesai, namun laki-laki itu tak kunjung datang diperusahaannya.

"Nona?" ujar Faniya.

"Bagaimana? Sudah hubungi perusahaan dia?"

"Sudah nona, tetapi pak Jovan (sekertaris Altezza) bilang untuk hari ini meeting dibatalkan—"

"Apa?!,"

"Dibatalkan?!,"

"Untuk apa saya menunggunya dari tadi?!."

"Maaf nona sebelumnya pak Jovan juga bilang kalau pak Altezza tidak bisa dihubungi, dan pak Jovan juga sudah mengunjungi rumah pak Altezza namun pak Altezza tidak ada dirumahnya." jelas Faniya.

"Batalkan semua meeting!." ujar Mytha lalu keluar pergi dari perusahaannya.








Farel dan Diki masih setia menunggu Altezza tersadar dari semalam. "Belum sadar?" tanya Vino yang baru datang dari luar.

"Belum." jawab Farel.

"Kita harus gimana nih?" tanya Diki.

"Ya gimana-gimana?" tanya balik Farel.

"Kita belum kasih kabar Altezza ke orangtuanya woi, nanti kalo om Brams sama tante Sofia marah gimana?" ujar Diki.

"Kalo dikabarin sekarang sepertinya jangan dulu." ujar Vino.

"Kenapa emangnya?" tanya Diki.

"Lo kaya ga tau om Brams aja orangnya kaya gimana Dik, kan Altezza juga pernah mabuk berat kaya gini gara-gara waktu itu dia kalah balapan terus kita tantangin minum alkohol tujuh botol. Nah, waktu itu si Altezza kan rumahnya masih sama orangtuanya kan, disini gua inget banget kalo Altezza diancam semua fasilitasnya dicabut, terus dia juga bakalan dibalikin lagi ke luar negeri, ditambah lagi om Brams bilang jangan pernah panggil dia papa lagi kalo dia masih kaya gitu, parahnya lagi dia juga bakal diasingkan sama keluarga besar om Brams dan tante Sofia." jelas Farel panjang lebar.

"Waduh, serem juga ya." ujar Diki, yang ketakutan kalo ada diposisi Altezza.

"Kita tunggu dia sadar aja, setelah itu terserah dia mau tetap disini dirumah gua atau dia mau pulang." ujar Vino.

"Jangan langsung disuruh pulang! Suruh dia jelasin dulu." ujar Farel.

"Ga mungkin!" ujar Vino.

"Harus! Dia harus jelasin!"

"Ga mungkin rel! Kita aja kalo mabuk sedikit pusingnya minta ampun, apa lagi dia yang minum empat botol tiba-tiba lu suruh ngejelasin. Dibogem iya elu!" ujar Diki.

"Bener juga. Penasaran, tapi gua kasian." gumam Farel.

*****

Perempuan itu mengutak-atik laptopnya mencari sesuatu yang ingin dituju.

Cool Girl Meets Bad Boy (Versi Terbaru) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang