Hari ini ada tiga part langsung di up.
17. Tired
Setelah Mytha pergi datanglah ketiga temannya itu. "Wel—" berisik Diki lalu berhenti.
Baru saja masuk kedalam ketiganya sudah melihat kamar yang ditempati Altezza tidak tertutup rapat. "Lah kok nih pintu ga ketutup? Perasaan tadi sebelum pergi ni pintu gua tutup rapet banget." ujar Diki heran.
"Mungkin Altezza udah sadar." ujar Farel.
"Yauda kita masuk." Diki dan lainnya masuk kedalam.
Ternyata benar jika Altezza sudah sadar, tetapi dengan raut wajah yang berbeda. "Udah sadar lo?" tanya Diki.
Altezza tidak merespon temannya yang baru datang. "Kenapa tuh dia?" bisik Farel.
"Mana gua tau." jawab Diki.
"Ada masalah?" tanya Vino.
"Hm.." dehem Altezza, tanpa melihat ke temannya.
"Ga mungkin sih kalo ga ada masalah." ujar Diki.
"Kalo ada masalah diselesaikan dengan baik, jangan seperti kemarin malam!" ujar Vino.
"Hm."
"Jangan hm hm aja za! Lo harus jaga diri lo dengan baik! Jangan minum berlebihan!" ujar Farel.
"Kalo lo masih pusing mending is—" ujar Vino yang terpotong.
"Gua mau pulang!" ujarnya dengan suara serak.
"Jangan bandel jadi cowo! Lo tadi malam minum banyak banget sampe lo baru sadar sekarang." ujar Diki.
"Gua mau pulang!"
"Yauda gua anter—"
"Kunci motor gua mana?" Altezza yang sudah bangkit dari duduknya.
"Nih." Vino yang memberi kunci itu.
"Apa perlu kita antar sampe—"
"Gua bisa sendiri!" ujarnya lalu keluar dari kamar dan pergi dari rumah itu.
Ketiga laki-laki itu pun yang melihat Altezza sudah pergi. "Ya seperti itulah namanya juga Altezza." ujar Farel.
*****
Kedatangan Mytha kemarkas untuk menghilangkan perkataan Altezza tadi. Tetapi sama saja, ketika datang kemarkas ia tetap memikirkan kesalahan dirinya ada dimana.
"Where is my mistake?," batin Mytha.
"Huh, never mind." lanjutnya.
Saat Mytha datang dari tadi, bara hanya memperhatikan Mytha dari jarak cukup jauh. "What is he thinking?" batin Bara, yang masih memperhatikan Mytha.
Bara pun mendekati Mytha lalu duduk disampingnya. "Do you have a problem?" tanyanya.
Mytha menghembuskan nafasnya pelan. "No."
"Jujurlah! Dari raut wajah mu sudah berbeda na."
"Tidak! Saya tidak ada masalah, hanya saja sedang memikirkan sesuatu."
"Woi pacaran mulu lo berdua." teriak Damar, dan yang lainnya juga melihat kearah Mytha dan Bara.
"Biarin mar! Jarang-jarang kedua es itu disatukan." ujar Levi.
"Emang Mytha sama Bara pacaran?" tanya Eva.
"Kelihatannya si iya, tapi kalo mereka berdua pacaran ga mungkin, cowo ganteng yang kemarin gimana kabarnya?" ujar Leona.
"Masih aja ditanya cowo ganteng cowo ganteng." ujar Serena.
"Jangan gosip ga jelas! Nanti jadi fitnah!" ujar Gya.
"Kita kesanaan aja." ujar Keyla, lalu yang lainnya pun mengikut mendekati Mytha dan Bara.
Kali ini Raffi dan Riri tidak datang karena keduanya mempunyai kesibukan masing-masing.
"Kenapa?" tanya Bara, ketika yang anggota lain mendekat kearahnya.
"Gue mau bicara sesuatu." ujar Keyla.
"Bicaralah!" ujar Mytha.
"Jadi akhir-akhir ini geng lain tidak pernah nantangin kita lagi. Nah, disini gua sama yang lain tadi sudah bicarakan tentang kita berlibur di Raja Ampat." ujar Keyla.
"Kapan?" tanya Bara.
"Kemungkinan akhirnya bulan ini, tapi kita juga minta pendapat dari lo berdua dulu. Kalian setuju?" tanya Keyla.
"Yeah." ujar Mytha.
"Hm." dehem Bara yang menyetujui juga.
"Asek kita liburan dong." berisik Beni.
"Okeh kalo gitu nanti gua kabarin Riri sama Raffi, dan kalau Lia mau ikut juga ga masalah." ujar Serena.
"Walaupun kita udah berencana untuk pergi, mulai dari sekarang kita juga harus tetap hati-hati." ujar Audrey.
"Hm, kita juga ga bakal tahu kedepannya kalo mereka datang lagi atau tidak." ujar Gya.
"Semoga saja tidak." ujar Ava.
"Hm, kalo gitu gua pulang." ujar Mytha yang bangkit dari duduknya.
"Secepat itukah tha?" tanya Leona.
"Yeah, saya tidak bisa lama-lama disini." ujarnya lalu keluar.
"Gua juga harus pergi." ujar Bara.
"Hati-hati lo berdua dijalan." ujar Levi.
"Kalo ga hati-hati palingan nabraknya ke hati Mytha." ujar Liam.
Bugh
"Aw, lo apa-apaan sih Van?!" rintihnya yang sakit dipukul punggung Liam.
"Lo kalo ngomong hati-hati! Untung kedua es itu udah pergi. Kalau belum, habis lo jadi kepingan." ujar Evan.
"Sorry sorry, tapi emang keduanya cocok."
"Mytha cocoknya sama—" ujar Leona yang terpotong.
"Sudah stop! Cukup! Sekali lagi kalian berisik, gua gantung lo semua dipohon!" ujar Audrey.
"Ih serem." ujar Beni yang ketakutan.
"Alay lo!" ujar Bagas.
"Itu memang menakutkan Bagas! Emangnya lo mau digantung Audrey?"
"Ya ngak lah! Gua aja dari tadi ga berisik!"
"Stop'it!" ujar Audrey yang mulai marah, lalu semuanya langsung diam.
*****
Ketika Mytha ingin masuk kedalam rumah, tiba-tiba saja ada suara motor berhenti didepan halaman. Saat menoleh ternyata benar ada seseorang yang datang.
Laki-laki itu membuka helmnya, lalu memperlihatkan wajahnya yang tampan itu. "Bara?" gumam Mytha.
Bara pun mendekati Mytha. "Hai." sapanya.
"Why?"
"Gapapa, ingin lebih dekat aja sama lo. Seperti dulu.." ujar Bara.
Mytha mengangguk faham, mungkin Bara rindu dekatnya seperti dulu karena keduanya memang berteman dari kecil. Mungkin semakin bertambah umur dan dewasa, disini mereka mempunyai kesibukan masing-masing. "Hm, masuklah." ujar Mytha.
"Sebenarnya gua mau ajak lo jalan-jalan, tapi kelihatannya lo lagi capek banget." ujar Bara, yang sudah duduk diruang tamu.
"Yeah, I'm really tired," ujar Mytha.
"Sebenarnya bisa, how in the afternoon today?" lanjutnya.
"Okay, you better rest first." ujar Bara.
"Hm, you rest in the guest room." ujar Mytha, lalu pergi kekamarnya.
Bara hanya tersenyum tipis melihat Mytha yang sudah pergi.
Jum'at, 16 Desember 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Girl Meets Bad Boy (Versi Terbaru)
General FictionJudul Awal/Versi Lama : CGMBB Ini tentang gadis dingin yang bertemu dengan laki-laki nakal, awalnya saling membenci dan di akhiri dengan saling mencintai. Mytha adalah anak tunggal kaya raya, gadis dingin yang mempunyai wajah berparas cantik, karen...