Cp 33

118 8 0
                                    

"Jimin, kau kah itu nak" Tuan min terdiam, dia tidak menyangka bahwa putri yang dia rindukan kini berada dihadapan nya.

Nyonya min pun menoleh, dia terkejut sekaligus sangat senang bahwa kini putri nya telah kembali.

Jimin langsung memeluk tubuh lemah sang ibu air matanya pun tak kuasa dia bendung, tangis haru antara ibu dan anak itu begitu pilu. Jimin terus meminta maaf terhadap sang ibu.

"Eomma... Maafkan jimin, ini semua salah jimin" Sesalnya dibalik dekapan sang ibu.

"Tidak nak, kau tidak salah, kamilah yang seharusnya minta maaf" Tutur nyonya min disela isak tangisnya.

"Maafkan jimin eomma, maafkan jimin hiks~~hiks~~" Jimin terus menangis. Tuan min pun akhirnya menghampiri ranjang sang istri dimana disana anak dan istrinya sedang menangis dan saling meminta maaf.

Tuan min mengusap bahu jimin lembut sambil berkata.

"Sudahlah, kau tidak salah nak, kamilah yang salah karna terlalu egois" Tutur tuan min. Jimin yang mendengar perkataan sang ayah menatap sang ayah dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

Tuan min merentangkan kedua tangannya jimin langsung menghampiri dan menghambur kepelukan sang ayah.

"Appa, maafkan jimin, jimin janji akan menuruti semua kemauan kalian" Jimin melepaskan pelukannya kepada sang ayah. Dia kembali menatap tubuh ringkih sang ibu air matanya terus mengalir, digenggamnya tangan sang ibu sambil berkata.

"eomma, jimin tidak mau kalian bersedih lagi karna jimin" Tutur jimin disela isak tangisnya.

"Sudahlah, yang penting sekarang kau telah kembali dan eomma sudah membaik" Kini nyonya min yang berucap lirih namun masih dapat didengar oleh semua orang disana. Taehyung melihat jam tangannya waktu telah menunjukkan pukul setengah tujuh malam, dia berpamitan pada jimin dan kedua orang tuanya.

"Paman bibi, jim aku pamit pulang dulu" Ujar taehyung

"Nak tae, terimakasih ya telah merawat bibi dan selalu menghibur bibi" Ujar nyonya min sambil tersenyum.

"Sama sama bi, kalau begitu tae permisi dulu" Taehyung tersenyum dan dia berlalu dari ruangan tersebut.

Taehyung menyusuri koridor rumah sakit sambil sesekali menyapa keluarga pasien yang tengah menjenguk keluarga mereka.

Setelah sampai di lobi mobil mewah milik taehyung telah terparkir apik didepan pintu keluar. Taehyung mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang kemudian dia menyetel sebuah lagu kesukaan kembarannya yang berjudul SWEET Nights.

Sekitar tiga puluh menit perjalanan akhirnya taehyung sampai di Mansion. Para penjaga disana dengan sigap membukakan gerbang untuk taehyung, taehyung pun menurunkan sedikit kaca mobilnya dan tersenyum kepada dia penjaga, di depan pintu masuk ada satu penjaga yang bertugas memarkirkan mobil keluarga kim. Taehyung akhirnya sampai dipintu utama, jika berjalan kaki dari gerbang ke pintu utama mungkin akan sedikit melelahkan bagaimana tidak jaraknya saja sekitar sembilan sampai seratus meter.

Taehyung membuka pintu utama terlihat ibunya tengah membuka beberapa paper bag yang berada diatas meja.

"Bunda...." Manja taehyung pada sang bunda, sontak sang bunda terperanjat kaget.

"Kau ini, mengagetkan saja" Ujar nyonya kim sambil memberikan salah satu paper bag pada taehyung.

Taehyung menerima paper bag pemberian sang bunda. Terlihat sebuah kemeja berwarna pastel sangat cocok jika dikenakannya.

"Bagaimana, apa kau suka" Tanya nyonya kim dan di angguki taehyung sambil tersenyum.

"Bunda belanjanya banyak banget" Tutur taehyung sambil melihat antusias sang bunda kala membuka beberapa paper bag miliknya dan milik sang ayah. Tiba-tiba pandangan tertuju pada dua paper bag diapun bertanya pada sang bunda.

"Itu untuk siapa bun" Tanya taehyung.

"Untuk hyungmu"

.

.

.

.

.

.

.
Next

twins with different attitudes [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang